10 Fakta Ilmiah dalam Al Qur’an, Bumi dan Langit Awalnya Menjadi Satu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Al Quran sebagai pendoman umat Islam berisi banyak hal. Mulai dari ajaran tentang ketuhanan, tata cara beribadah, muamalah, kisah sejarah hingga ilmu pengetahuan.
Belakangan di era modern banyak hal yang disebutkan dalam Al Quran terbukti secara ilmiah, mulai dari teori Big Bang, galaksi yang berkembang, hingga kandungan besi dari luar angkasa.
Seluruh lingkaran ilmiah di dunia saat ini sepakat bahwa planet awalnya terdiri dari massa gas natrium dan bahwa awalnya langit dan bumi bersatu sebagai satu entitas kemudian terpisah satu sama lain. Berabad-abad lalu, Al Qur'an merujuk pada teori ilmiah ini.
Allah SWT berfirman dalam surah Fushshilat ayat 11:
ثُمَّ اسْتَوٰىٓ اِلَى السَّمَاۤءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْاَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًاۗ قَالَتَآ اَتَيْنَا طَاۤىِٕعِيْنَ ١١
tsummastawâ ilas-samâ'i wa hiya dukhânun fa qâla lahâ wa lil-ardli'tiyâ thau‘an au karhâ, qâlatâ atainâ thâ'i‘în
Dia kemudian menuju ke (penciptaan) langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.”
Kemudian dalam surah Al-Anbiya' ayat 30 Allah SWT berfirman:
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ ٣٠
a wa lam yaralladzîna kafarû annas-samâwâti wal-ardla kânatâ ratqan fa fataqnâhumâ, wa ja‘alnâ minal-mâ'i kulla syai'in ḫayy, a fa lâ yu'minûn
Belakangan di era modern banyak hal yang disebutkan dalam Al Quran terbukti secara ilmiah, mulai dari teori Big Bang, galaksi yang berkembang, hingga kandungan besi dari luar angkasa.
Dilansir dari Al-Islam, Kamis (1/2/2024), berikut deretan data ilmiah yang terkandung dalam Al Qur'an:
1. Bumi dan langit awalnya bersatu
Seluruh lingkaran ilmiah di dunia saat ini sepakat bahwa planet awalnya terdiri dari massa gas natrium dan bahwa awalnya langit dan bumi bersatu sebagai satu entitas kemudian terpisah satu sama lain. Berabad-abad lalu, Al Qur'an merujuk pada teori ilmiah ini.
Allah SWT berfirman dalam surah Fushshilat ayat 11:
ثُمَّ اسْتَوٰىٓ اِلَى السَّمَاۤءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْاَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًاۗ قَالَتَآ اَتَيْنَا طَاۤىِٕعِيْنَ ١١
tsummastawâ ilas-samâ'i wa hiya dukhânun fa qâla lahâ wa lil-ardli'tiyâ thau‘an au karhâ, qâlatâ atainâ thâ'i‘în
Dia kemudian menuju ke (penciptaan) langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.”
Kemudian dalam surah Al-Anbiya' ayat 30 Allah SWT berfirman:
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ ٣٠
a wa lam yaralladzîna kafarû annas-samâwâti wal-ardla kânatâ ratqan fa fataqnâhumâ, wa ja‘alnâ minal-mâ'i kulla syai'in ḫayy, a fa lâ yu'minûn