Mengenal Ikan Bahamut, Makhluk Mitologi dari Arab yang Mampu Menopang Alam Semesta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ikan Bahamut merupakan hewan mitologi yang cukup menarik karena dianggap sebagai salah satu makhluk yang mampu menopang alam semesta.
Nama bahamut sendiri tentunya sudah tidak asing di telinga karena sering dijadikan sebagai tokoh fiktif di game atau film-film bergenre fantasy. Penggambaran bahamut di budaya modern ini diperlihatkan sebagai monster atau naga besar yang ganas.
Padahal sebenarnya bahamut dalam kisah mitologinya merupakan ikan purba besar. Mitologi ini datang dari Arab, membuat hewan mitos ini banyak dikaitkan dengan agama-agama Mesopotamia.
Nama Bahamut sendiri diperkirakan berasal dari kata Behemoth dalam Alkitab. Namun, Behemoth yang asli dalam Alkitab tidak pernah muncul sebagai ikan. Perubahan sifat tersebut pasti terjadi dalam penceritaan Arab, pada masa pra-Islam.
Menurut Zakariya al-Qazwini, bahamut adalah seekor ikan raksasa yang menopang pondasi yang menahan Bumi di tempatnya.
Dalam konsep ini, Bumi ditopang oleh seekor sapi atau banteng yang berada di atas bahamut, kemudian di atas sapi itu terdapat sosok yang dipercaya sebagai malaikat penopang bumi.
Hal ini dijelaskan dalam karya geografis Arab abad ke-12 Kharidat al-'Aja'ib wa faridat al-gharaib sebagai seekor ikan yang sangat besar sehingga berperan dalam menopang alam semesta, yang tersusun dalam rangkaian lapisan yang semakin meningkat.
Alam semesta ditopang oleh bahu seorang malaikat, yang berdiri di atas batu delima raksasa, yang diletakkan di atas punggung banteng raksasa Kujuta atau al-Rayyan bermata empat ribu, yang berdiri di atas Bahamut.
Meski makhluk ini tidak muncul dalam Al-Qur'an, namun cukup banyak ulama dan komentator yang menafsirkannya di berbagai titik dalam sejarah Islam.
Selain peran kosmologisnya, ukuran Bahamut yang sangat besar digambarkan sangat besar sehingga pikiran manusia tidak dapat memahami atau melihat ukurannya menurut Jorges Luis Borges, dalam bukunya Manual de zoologÃa fantástica.
Penyair itu menyebutkan jika seluruh lautan di dunia tidak akan lebih besar jika ditempatkan di lubang hidungnya daripada sebutir biji sesawi di gurun.
Namun mau digambarkan bagaimanapun juga, makhluk berbentuk ikan ini sudah dipastikan menjadi bagian dari mitologi Arab dan sebagai hasilnya terserap ke dalam budaya populer.
Itulah penjelasan tentang makhluk mitologi ikan bahamut yang berasal dari mitologi Arab. Kesimpulannya, makhluk ini adalah ikan yang dipercaya mampumenopangdunia.
Nama bahamut sendiri tentunya sudah tidak asing di telinga karena sering dijadikan sebagai tokoh fiktif di game atau film-film bergenre fantasy. Penggambaran bahamut di budaya modern ini diperlihatkan sebagai monster atau naga besar yang ganas.
Padahal sebenarnya bahamut dalam kisah mitologinya merupakan ikan purba besar. Mitologi ini datang dari Arab, membuat hewan mitos ini banyak dikaitkan dengan agama-agama Mesopotamia.
Mengenal Ikan Bahamut
Mitologi ikan bahamut ini dipercaya telah muncul sebelum agama Islam muncul di jazirah Arab. Meski begitu, kebanyakan informasi tentang ikan besar ini justru datang dari literatur muslim.Nama Bahamut sendiri diperkirakan berasal dari kata Behemoth dalam Alkitab. Namun, Behemoth yang asli dalam Alkitab tidak pernah muncul sebagai ikan. Perubahan sifat tersebut pasti terjadi dalam penceritaan Arab, pada masa pra-Islam.
Menurut Zakariya al-Qazwini, bahamut adalah seekor ikan raksasa yang menopang pondasi yang menahan Bumi di tempatnya.
Dalam konsep ini, Bumi ditopang oleh seekor sapi atau banteng yang berada di atas bahamut, kemudian di atas sapi itu terdapat sosok yang dipercaya sebagai malaikat penopang bumi.
Hal ini dijelaskan dalam karya geografis Arab abad ke-12 Kharidat al-'Aja'ib wa faridat al-gharaib sebagai seekor ikan yang sangat besar sehingga berperan dalam menopang alam semesta, yang tersusun dalam rangkaian lapisan yang semakin meningkat.
Alam semesta ditopang oleh bahu seorang malaikat, yang berdiri di atas batu delima raksasa, yang diletakkan di atas punggung banteng raksasa Kujuta atau al-Rayyan bermata empat ribu, yang berdiri di atas Bahamut.
Meski makhluk ini tidak muncul dalam Al-Qur'an, namun cukup banyak ulama dan komentator yang menafsirkannya di berbagai titik dalam sejarah Islam.
Selain peran kosmologisnya, ukuran Bahamut yang sangat besar digambarkan sangat besar sehingga pikiran manusia tidak dapat memahami atau melihat ukurannya menurut Jorges Luis Borges, dalam bukunya Manual de zoologÃa fantástica.
Penyair itu menyebutkan jika seluruh lautan di dunia tidak akan lebih besar jika ditempatkan di lubang hidungnya daripada sebutir biji sesawi di gurun.
Namun mau digambarkan bagaimanapun juga, makhluk berbentuk ikan ini sudah dipastikan menjadi bagian dari mitologi Arab dan sebagai hasilnya terserap ke dalam budaya populer.
Itulah penjelasan tentang makhluk mitologi ikan bahamut yang berasal dari mitologi Arab. Kesimpulannya, makhluk ini adalah ikan yang dipercaya mampumenopangdunia.
(dan)