Hutan Tertua di Dunia Ditemukan, Pohonnya Rata-rata Berusia Ratusan Tahun
loading...
A
A
A
Lebih menarik lagi, beberapa pohon yang menjadi fosil terpelihara di tempat mereka tumbuh atau tumbang. Hal ini memberikan gambaran sekilas kepada para ilmuwan tentang tata letak ekosistem hutan. Berbeda dengan hutan fosil di New York, pepohonan di dataran banjir kuno ini lebih pendek dan tampak tumbuh berdekatan dan rapat.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi tumbuhan darat dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Hutan fosil tertua di dunia ini menjadi bukti luar biasa tentang keanekaragaman hayati di masa lampau.
==============================================
Ilmuwan Temukan Makhluk Laut Misterius yang Punya Ribuan Mata
SIDNEY - Chiton, hewan laut kecil bercangkang, memiliki keunikan dibandingkan makhluk lain di dunia hewan. Hewan ini memiliki ribuan mata mungil berbentuk bulat yang tertanam di cangkangnya yang bersegmen.
Mata-mata ini, yang disebut oselus, terbuat dari mineral aragonit dan meskipun kecil dan primitif, dipercaya mampu melihat dengan jelas, membedakan bentuk, dan juga cahaya.
Namun, beberapa spesies chiton memiliki "bintik mata" yang lebih kecil dan berfungsi lebih seperti piksel individu, mirip dengan mata majemuk serangga atau udang mantis. Bintik-bintik mata ini membentuk sensor visual yang terdistribusi di seluruh cangkang chiton.
Sebuah studi baru yang meneliti asal-usul sistem visual chiton yang berbeda ini telah mengungkapkan evolusi yang luar biasa pada hewan penghuni batu ini. Nenek moyang mereka berkembang mata sebanyak empat kali dalam dua cara berbeda, menghasilkan dua jenis sistem visual yang sangat berbeda saat ini.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana evolusi menghadirkan berbagai solusi untuk masalah fundamental, seperti bagaimana menggunakan cahaya untuk menghindari predator. Hal ini mirip dengan kepiting dan bentuk tubuh mereka yang berjalan di samping, yang telah berevolusi setidaknya lima kali.
“Kami mengetahui bahwa ada dua jenis mata, jadi kami tidak mengharapkan empat asal usul yang independen,” kata ahli biologi evolusi dan penulis utama studi tersebut, Rebecca Varney dari Universitas California Santa Barbara seperti dilansir dari Science Alert, Minggu (17/3/2024).
“Fakta bahwa chiton mengembangkan mata sebanyak empat kali, dalam dua cara berbeda, sungguh menakjubkan bagi saya.”
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi tumbuhan darat dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Hutan fosil tertua di dunia ini menjadi bukti luar biasa tentang keanekaragaman hayati di masa lampau.
==============================================
Ilmuwan Temukan Makhluk Laut Misterius yang Punya Ribuan Mata
SIDNEY - Chiton, hewan laut kecil bercangkang, memiliki keunikan dibandingkan makhluk lain di dunia hewan. Hewan ini memiliki ribuan mata mungil berbentuk bulat yang tertanam di cangkangnya yang bersegmen.
Mata-mata ini, yang disebut oselus, terbuat dari mineral aragonit dan meskipun kecil dan primitif, dipercaya mampu melihat dengan jelas, membedakan bentuk, dan juga cahaya.
Namun, beberapa spesies chiton memiliki "bintik mata" yang lebih kecil dan berfungsi lebih seperti piksel individu, mirip dengan mata majemuk serangga atau udang mantis. Bintik-bintik mata ini membentuk sensor visual yang terdistribusi di seluruh cangkang chiton.
Sebuah studi baru yang meneliti asal-usul sistem visual chiton yang berbeda ini telah mengungkapkan evolusi yang luar biasa pada hewan penghuni batu ini. Nenek moyang mereka berkembang mata sebanyak empat kali dalam dua cara berbeda, menghasilkan dua jenis sistem visual yang sangat berbeda saat ini.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana evolusi menghadirkan berbagai solusi untuk masalah fundamental, seperti bagaimana menggunakan cahaya untuk menghindari predator. Hal ini mirip dengan kepiting dan bentuk tubuh mereka yang berjalan di samping, yang telah berevolusi setidaknya lima kali.
“Kami mengetahui bahwa ada dua jenis mata, jadi kami tidak mengharapkan empat asal usul yang independen,” kata ahli biologi evolusi dan penulis utama studi tersebut, Rebecca Varney dari Universitas California Santa Barbara seperti dilansir dari Science Alert, Minggu (17/3/2024).
“Fakta bahwa chiton mengembangkan mata sebanyak empat kali, dalam dua cara berbeda, sungguh menakjubkan bagi saya.”