7 Penemuan Menakjubkan di Planet Merkurius

Jum'at, 19 April 2024 - 23:00 WIB
loading...
A A A
Karena Merkurius terus-menerus disinari Matahari, eksosfernya harus beregenerasi dari permukaan. Sejak 1980-an, para astronom telah mendeteksi atom natrium, kalium, dan kalsium di atmosfer Merkurius, dan logam-logam ini memancarkan sinyal radiasi kuat yang dapat diamati dari Bumi menggunakan teleskop. Unsur logam ini biasanya tidak dianggap gas. Namun mereka menemukan jalan menuju langit Merkurius melalui partikel matahari dan meteorit yang berdampak pada permukaan planet.

Angin matahari mengoyak atmosfer yang dihasilkan, dan interaksi gas dengan partikel yang dipancarkan Matahari membentuk ekor bercahaya sepanjang 24 juta kilometer di belakang Merkurius. Ekor ini tumbuh dan menyusut secara musiman, bergantung pada apakah Merkurius bergerak lebih dekat ke Matahari. Jika Anda berdiri di Merkurius dan melihat ke atas pada waktu yang tepat, ekor panjang Merkurius akan tampak seperti cahaya oranye samar di langit, seolah-olah langit diterangi oleh lampu jalan natrium.

4. Oasis Tersembunyi di Kutub


Sebuah planet yang berada tepat di depan matahari seharusnya tidak memiliki es, apalagi air. Namun pada tahun 1990an, para ilmuwan di Goldstone di California dan teleskop radio Arecibo di Puerto Rico memfokuskan aliran sinyal radar pada Merkurius. Para peneliti terkejut melihat dua titik terang dan reflektif di kutub yang tampak seperti endapan es.

Pada tahun 2012, MESSENGER mengonfirmasi bahwa es di kutub utara Merkurius adalah air beku. Pengukuran laser di dalam pesawat mengidentifikasi material kaya karbon di permukaan dan memisahkan massa es di bawahnya.

Merkurius berhasil menahan air karena memiliki kantong bayangan permanen. Dibandingkan dengan orbitnya mengelilingi matahari, planet ini berputar tegak sempurna. Artinya, tidak ada sinar matahari yang mencapai bagian dalam kawah tumbukan di dekat kutub. Suhu di cekungan ini turun hingga di bawah -280 derajat Fahrenheit, mendekati suhu saat gas nitrogen mencair. “Esnya cukup dingin sehingga stabil sepanjang waktu geologis,” kata Sean Solomon, ilmuwan planet di Universitas Columbia dan peneliti utama misi MESSENGER.

Seperti kebanyakan planet berbatu lainnya, air di Merkurius kemungkinan besar berasal dari asteroid yang menabrak permukaannya. Air ini tersembunyi di kawah Merkurius dan tidak tersentuh sejak dahulu kala. Di planet kebumian lain di tata surya, proses geologi seperti siklus cuaca menyebabkan pasokan air dari luar menyebar ke seluruh dunia. Jika para ilmuwan ingin mengambil sampel es kuno dalam bentuk asli tata surya, sumber terbaik kemungkinan besar adalah kutub Merkurius.


5. Memiliki zat yang mudah menguap


Merkurius sekali lagi melampaui ekspektasi ketika Messenger menemukan zat yang mudah menguap di dunia yang terbakar matahari. Zat yang mudah menguap adalah bahan kimia yang dapat berpindah antara fase padat dan gas dengan perubahan suhu yang singkat.

Merkurius telah terbukti memiliki zat yang mudah menguap, yaitu air, namun Messenger juga menemukan zat lain yang mudah menguap pada suhu cukup tinggi, termasuk belerang, kalium, dan klorin. Zat-zat yang mudah menguap ini tersebar di seluruh permukaan bumi.
Berdasarkan ukurannya, Merkurius mengandung zat volatil yang jumlahnya sama banyaknya dengan planet terestrial lain di tata surya, yang letaknya jauh dari Matahari sehingga jauh lebih dingin.

Dari mana asal zat volatil dan bagaimana Merkurius mempertahankannya masih menjadi perdebatan ilmiah. Beberapa peneliti percaya bahan-bahan yang mudah menguap berasal dari bawah tanah relatif baru, sementara yang lain percaya bahan kimia telah ada di permukaan sejak awal Merkurius terkondensasi dari piringan protoplanet.

Materi Merkurius yang mudah menguap menimbulkan pertanyaan. Misalnya, jika planet yang berdekatan dengan bintang mengandung zat yang mudah menguap, terutama air, apakah tempat tersebut juga layak huni?

6. Memiliki ciri geologi unik


Tanah Merkurius memiliki cekungan tidak beraturan yang disebut rongga. Pada tahun 1975 Mariner 10 pertama kali melihatnya. Messenger kemudian memotret area datar tersebut dalam resolusi tinggi. Lebar depresi bisa berkisar dari puluhan kaki hingga lebih dari satu mil, dan kedalamannya bisa mencapai 120 kaki.

Para ilmuwan menduga lubang tersebut mungkin timbul dari zat yang mudah menguap. Tanpa atmosfer, Merkurius tidak mempunyai hujan atau angin untuk membentuk daratan, sehingga fitur permukaan seperti rongga hanya dapat terbentuk melalui proses lain, seperti tanah yang mengeluarkan bahan-bahan yang mudah menguap ke luar angkasa.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1709 seconds (0.1#10.140)