Gunung Berapi Aktif di Bulan, Mitos atau Fakta?

Senin, 16 September 2024 - 15:50 WIB
loading...
Gunung Berapi Aktif...
Bulan diduga masih memiliki gunung berapi aktif. Foto/Pexels
A A A
JAKARTA - Gunung berapi telah meletus di permukaan bulan dalam jangka waktu geologi yang relatif baru, dan bulan mungkin masih aktif secara vulkanik saat ini.

Bulan pernah memiliki aktivitas vulkanik di masa lalu. Hal ini berdasarkan bentuk dataran vulkanik yang terbentuk dari tiga hingga 3.8 miliar tahun lalu. Diperkirakan fase ini terakhir kalinya bulan aktif secara vulkanik.

Tetapi, yang mengejutkan, misi ruang angkasa Probe Chang'e 5 membawa pulang bukti bahwa bulan telah mengalami letusan vulkanik jauh lebih baru. Tepatnya hanya 123 juta tahun lalu, dengan ketidakpastian sekitar 15 juta tahun.

Live Science melansir, Senin (16/9/2024) proses tersebut masih terdengar seperti waktu yang lama dalam istilah manusia, tetapi secara geologis itu baru kemarin. Artinya bulan mungkin aktif secara vulkanik sepanjang hidupnya, dan masih bisa aktif secara vulkanik saat ini.

Bukti aktivitas vulkanik baru berasal dari tiga butiran kaca kecildari 3.000 sampel yang dibawa oleh Chang'e 5. Tim yang dipimpin Bi-Wen Wang dan Qian Zhang dari Institut Geologi dan Geofisika di Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing dengan hati-hati mencari 1,7 gram debu bulan yang dipulihkan oleh Chang'e 5 untuk menemukan jarum-jarum ini dalam tumpukan jerami.

Butiran-butiran kaca kecil yang ditemukan dalam debu bulan yang dibawa kembali ke Bumi oleh misi pengembalian sampel Chang'e 5 China pada Desember 2020 ini dapat mengubah teori tentang evolusi bulan.



Butiran kaca tadi berukuran hanya 20 hingga 400 mikron yang terbentuk oleh kekuatan dahsyat dari tumbukan asteroid. Sifatnya melelehkan dan memberi tekanan pada batu sehingga berubah menjadi kaca. Memang, manik-manik yang berasal dari tumbukan ini membentuk sebagian besar manik-manik dalam sampel. Hal ini tidak mengherankan mengingat jumlah tumbukan yang terlihat di bulan dalam bentuk kawah. Tetapi ada juga cara lain untuk membentuk manik-manik ini.

"Air mancur magma menghasilkan kaca vulkanik, yang sebelumnya ditemukan dalam sampel permukaan bulan," tulis tim Wang dan Zhang dalam makalah penelitian.

Tentu saja, butiran kaca asal vulkanik telah ditemukan di bulan sebelumnya, tetapi selalu berasal dari letusan magma miliaran tahun yang lalu. Namun, dari lokasi pendaratannya di dekat daerah kubah vulkanik Mons Rümker di Oceanus Procellarum (Samudra Badai). Chang'e 5 berhasil menemukan tiga butiran kaca yang sangat istimewa, mengembalikannya ke Bumi pada 16 Desember 2020.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1573 seconds (0.1#10.140)