Kebutuhan Sel Punca Meningkat, Riset dan Pengembangan Bioteknologi Digenjot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riset dan pengembangan terbaik untuk bio-farmasi, khususnyaterapi berbasis sel punca menawarkan peluang besar dalam meningkatkan pengobatan, terutama dalam menangani penyakit degeneratif dan kondisi medis lainnya yang sulit diatasi dengan metode konvensional.
BACA JUGA - Riset Terbaru Sebut Gelombang Suara Bisa Hancurkan Sel Kanker
“BPOM berkomitmen mendukung inovasi dalam terapi sel dan jaringan melalui kebijakan yang adaptif dan inovatif, memastikan standar keamanan, khasiat, dan kualitas yang tinggi, serta memajukan teknologi kesehatan nasional,” ujar Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam keterangan persnya di Cikarang Kamis (12/9/2024).
Ia menambahkan bahwa BPOM siap memberikan dukungan kepada industri farmasi dalam penyiapan fasilitas serta peningkatan kapasitas dan maturitas untuk mematuhi regulasi dan standar global.
“Kami berharap perjuangan DBI dapat menjadi inspirasi dan tolok ukur bagi industri lain untuk berinovasi serta menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi,” ujar Taruna Ikrar.
Disebutkan Taruna, salah satu perusahaan yang telah menerima sertifikat CPOB dari BPOM adalah Daewoong Biologics Indonesia (DBI), anak perusahaan lokal Daewoong Pharmaceutical. Sertifikat itu diberikan untuk pabrik sel punca yang berlokasi di kawasan industri Jababeka Cikarang.
"Dengan sertifikasi GMP ini, Daewoong telah mengambil langkah pertama dalam proyek penelitian dan pengembangan berskala besar bekerja sama dengan industri farmasi dan biofarmasi Indonesia," ujar CEO Daewoong Pharmaceutical Shawn Park.
Daewoong memiliki kemampuan untuk memproduksi sel punca berkualitas tinggi. Perusahaan telah memperoleh izin untuk ketiga persyaratan utama pengembangan dan produksi biofarmasi canggih di Korea: manufaktur biofarmasi canggih, pengelolaan sel manusia, dan fasilitas pemrosesan sel.
Berdasarkan hal ini, Daewoong berencana untuk memperkenalkan berbagai sel punca seperti sel punca yang berasal dari tali pusat dan sel punca yang berasal dari jaringan lemak, serta memperluas jaringan untuk mencakup sel eksosom dan sel imun guna menyediakan pilihan pengobatan yang inovatif bagi pasien Indonesia.
BACA JUGA - Riset Terbaru Sebut Gelombang Suara Bisa Hancurkan Sel Kanker
“BPOM berkomitmen mendukung inovasi dalam terapi sel dan jaringan melalui kebijakan yang adaptif dan inovatif, memastikan standar keamanan, khasiat, dan kualitas yang tinggi, serta memajukan teknologi kesehatan nasional,” ujar Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam keterangan persnya di Cikarang Kamis (12/9/2024).
Ia menambahkan bahwa BPOM siap memberikan dukungan kepada industri farmasi dalam penyiapan fasilitas serta peningkatan kapasitas dan maturitas untuk mematuhi regulasi dan standar global.
“Kami berharap perjuangan DBI dapat menjadi inspirasi dan tolok ukur bagi industri lain untuk berinovasi serta menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi,” ujar Taruna Ikrar.
Disebutkan Taruna, salah satu perusahaan yang telah menerima sertifikat CPOB dari BPOM adalah Daewoong Biologics Indonesia (DBI), anak perusahaan lokal Daewoong Pharmaceutical. Sertifikat itu diberikan untuk pabrik sel punca yang berlokasi di kawasan industri Jababeka Cikarang.
"Dengan sertifikasi GMP ini, Daewoong telah mengambil langkah pertama dalam proyek penelitian dan pengembangan berskala besar bekerja sama dengan industri farmasi dan biofarmasi Indonesia," ujar CEO Daewoong Pharmaceutical Shawn Park.
Daewoong memiliki kemampuan untuk memproduksi sel punca berkualitas tinggi. Perusahaan telah memperoleh izin untuk ketiga persyaratan utama pengembangan dan produksi biofarmasi canggih di Korea: manufaktur biofarmasi canggih, pengelolaan sel manusia, dan fasilitas pemrosesan sel.
Berdasarkan hal ini, Daewoong berencana untuk memperkenalkan berbagai sel punca seperti sel punca yang berasal dari tali pusat dan sel punca yang berasal dari jaringan lemak, serta memperluas jaringan untuk mencakup sel eksosom dan sel imun guna menyediakan pilihan pengobatan yang inovatif bagi pasien Indonesia.
(wbs)