Solusi Dampak Perubahan Iklim, Samudra Pasifik Bakal Diisi Besi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan berinovasi untuk solusi mengatasi perubahan iklim , yaitu mengisi Samudra Pasifik dengan besi. Teknik ini dikenal sebagai pemupukan besi laut (OIF).
Dalam proses ini, bubuk besi diisi di permukaan laut untuk merangsang pertumbuhan tanaman laut fitoplankton. Tanaman laut ini lalu menyerap karbon dioksida dan mengurungnya di lautan.
Menurut model komputer, jika dua juta ton besi dilepaskan ke laut setiap tahun, proses ini akan menghilangkan sekitar 50 miliar ton karbondioksida pada 2100.
Sesuai rencana para peneliti, besi akan dilepaskan di area seluas 3.800 mil persegi di Pasifik timur laut pada 2026. Saat ini, para ilmuwan di organisasi nirlaba Exploring Ocean Iron Solutions (ExOIS) telah meneliti ide menyebarkan besi sulfat di area-area yang kekurangan nutrisi.
Wionews melansir, Jumat (20/9/2024) kelangkaan nutrisi ini terpantau tinggi di Samudra Pasifik timur laut yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan hingga pantai timur Asia dan ke atas hingga Arktik.
Menurut para ilmuwan, distribusi besi di area-area ini akan meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dan mengurangi karbon dioksida dari atmosfer untuk tahun-tahun mendatang.
Para peneliti menyarankan agar mendistribusikan besi sulfat di lautan akan membantu membatasi pemanasan global hingga 1.482 derajat Celcius.
Pengisian besi dapat menciptakan 'zona mati' di laut. Para ahli memperingatkan bahwa besi dapat menyebabkan penipisan nutrisi yang diperlukan untuk kehidupan laut dan membunuh beberapa jaring makanan di lautan.
Para ilmuwan kini sedang mencari cara untuk mengubah besi menjadi bentuk bubuk sehingga dapat larut dalam air dengan mudah dan kemudian tersebar di area-area target lautan.
Meskipun proses ini telah mencapai beberapa keberhasilan dalam eksperimen sebelumnya, para peneliti telah mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang bagaimana penyebaran besi dapat berdampak negatif pada beberapa bagian ekosistem lautan.
"Kemungkinan besar pemupukan besi akan memengaruhi sesuatu yang tidak benar-benar kita pahami," kata ahli kelautan dalam Lisa Levin kepada Scientific American.
Para ilmuwan khawatir penyebaran besi dapat menciptakan zona mati yang memungkinkan pertumbuhan alga yang menghirup semua oksigen di dalam air dan membunuh makhluk hidup lainnya.
Dalam proses ini, bubuk besi diisi di permukaan laut untuk merangsang pertumbuhan tanaman laut fitoplankton. Tanaman laut ini lalu menyerap karbon dioksida dan mengurungnya di lautan.
Menurut model komputer, jika dua juta ton besi dilepaskan ke laut setiap tahun, proses ini akan menghilangkan sekitar 50 miliar ton karbondioksida pada 2100.
Sesuai rencana para peneliti, besi akan dilepaskan di area seluas 3.800 mil persegi di Pasifik timur laut pada 2026. Saat ini, para ilmuwan di organisasi nirlaba Exploring Ocean Iron Solutions (ExOIS) telah meneliti ide menyebarkan besi sulfat di area-area yang kekurangan nutrisi.
Wionews melansir, Jumat (20/9/2024) kelangkaan nutrisi ini terpantau tinggi di Samudra Pasifik timur laut yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan hingga pantai timur Asia dan ke atas hingga Arktik.
Menurut para ilmuwan, distribusi besi di area-area ini akan meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dan mengurangi karbon dioksida dari atmosfer untuk tahun-tahun mendatang.
Para peneliti menyarankan agar mendistribusikan besi sulfat di lautan akan membantu membatasi pemanasan global hingga 1.482 derajat Celcius.
Pengisian besi dapat menciptakan 'zona mati' di laut. Para ahli memperingatkan bahwa besi dapat menyebabkan penipisan nutrisi yang diperlukan untuk kehidupan laut dan membunuh beberapa jaring makanan di lautan.
Para ilmuwan kini sedang mencari cara untuk mengubah besi menjadi bentuk bubuk sehingga dapat larut dalam air dengan mudah dan kemudian tersebar di area-area target lautan.
Meskipun proses ini telah mencapai beberapa keberhasilan dalam eksperimen sebelumnya, para peneliti telah mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang bagaimana penyebaran besi dapat berdampak negatif pada beberapa bagian ekosistem lautan.
"Kemungkinan besar pemupukan besi akan memengaruhi sesuatu yang tidak benar-benar kita pahami," kata ahli kelautan dalam Lisa Levin kepada Scientific American.
Para ilmuwan khawatir penyebaran besi dapat menciptakan zona mati yang memungkinkan pertumbuhan alga yang menghirup semua oksigen di dalam air dan membunuh makhluk hidup lainnya.
(msf)