Canggih, Tokek Gecko Punya Indera Keenam Misterius

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 20:05 WIB
loading...
Canggih, Tokek Gecko...
Tokek gecko ternyata memiliki indra keenam misterius. Foto/Science Alert
A A A
JAKARTA - Para ilmuwan menemukan tokek gecko memiliki indra keenam misterius untuk menangkap getaran dalam frekuensi rendah.

Seperti kadal lainnya, tokek gecko memiliki pendengaran untuk menangkap suara frekuensi tinggi- paling sensitif antara 1.600 dan 2.000 Hertz, tetapi juga dapat mendengar di atas 5.000 Hertz.

Dua peneliti di University of Maryland, Amerika Serikat menemukan tokek gecko juga dapat menggunakan struktur berbeda. Biasanya tidak dikaitkan dengan pendengaran, untuk merasakan getaran frekuensi yang jauh lebih rendah dalam kisaran 50 hingga 200 Hertz.

Sakulus menjadi bagian dari telinga dalam yang berperan dalam keseimbangan dan melacak posisi kepala dan tubuh. Struktur ini terjaga di seluruh ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia, tetapi hanya dua yang pertama diketahui menggunakannya untuk mendengar.

"Telinga, seperti yang kita kenal, mendengar suara udara," kata Catherine Carr, ahli biologi dan rekan penulis studi baru ini.



Gecko pun mendeteksi getaran yang merambat melalui media seperti tanah atau air. Jalur ini ada pada amfibi dan ikan, dan sekarang terbukti terjaga pada kadal juga. Temuannya menjelaskan bagaimana sistem pendengaran berevolusi mulai dari ikan, hewan darat termasuk manusia.

Carr dan penulis pertama, ahli biologi Dawei Han, menyelidiki otak tokek gecko secara dekat dan menemukan bahwa sakulus memiliki hubungan langsung dengan sekelompok neuron yang disebut vestibularis ovalis (VeO) di otak belakang.

Neuron-neuron VeO ini tidak menerima masukan dari struktur telinga bagian dalam lainnya. Informasi kemudian diteruskan ke pendengaran pada otak tengah, lokasi tempat hewan tersebut akan merasakan getaran secara bersamaan dengan suara.

Untuk mengonfirmasi peran sakulus dalam pendengaran, para peneliti menggunakan elektroda tungsten untuk memantau bagaimana unit VeO merespons getaran melalui platform. Secara perlahan, hewan meningkatkan getaran dari 10 hingga 1.000 Hertz, dan menemukan bahwa neuron paling sensitif terhadap frekuensi antara 50 dan 200 Hertz, memuncak pada sekitar 100 Hertz.

Unit VeO hanya mendengar suara gemuruh dalam yang diproduksi oleh perangkat getaran melalui saluran pendengaran biasa. Tim memberikan stimulasi suara ke telinga hewan, pada frekuensi yang sama tetapi volume yang lebih keras - dan ternyata, mereka tidak mendeteksi respons apapun dari unit VeO.



Hal ini membuat tokek gecko menjadi amniota pertama (klade yang terdiri dari semua reptil, burung, dan mamalia) yang diketahui menggunakan sakulus untuk tujuan ini. Namun, mereka belum menemukan alasan perilaku yang jelas bagi kadal-kadal ini untuk memiliki reseptor getaran khusus di kepala mereka.

Tokek gecko menjadi makhluk yang sangat berisik, dan panggilan keras mereka berada dalam jangkauan frekuensi pendengaran biasa. Tetapi Han dan Carr berhipotesis mereka mungkin menggunakannya untuk mendeteksi gemuruh rendah dari angin yang datang, hujan, dan predator.

Survei singkat mengungkapkan struktur yang terlihat seperti VeO pada beberapa spesies kadal dan ular lainnya, menunjukkan bahwa kekuatan super ini mungkin relatif tersebar luas pada reptil.

"Banyak ular dan kadal dianggap 'bisu' atau 'tuli' dalam arti mereka tidak mengeluarkan suara atau mendengar suara dengan baik," kata Han seperti disebutkan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports seperti dilansir, Jumat (11/10/2024).

Tetapi ternyata mereka dapat berkomunikasi melalui sinyal getaran menggunakan jalur sensorik ini, yang benar-benar mengubah cara para ilmuwan berpikir tentang persepsi hewan secara keseluruhan.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)