Bertubuh Besar, Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Mr P Gorila Kecil

Rabu, 16 Oktober 2024 - 21:43 WIB
loading...
Bertubuh Besar, Ini...
Gorila memiliki Mr P dan testis kecil serta jumlah sperma rendah. Foto/JPost
A A A
JAKARTA - Bertubuh besar dan kekar bukan jaminan memiliki alat genital yang dapat dibanggakan. Kasus gorila merupakan salah satu bukti nyata bahwa ukuran tubuh tak berbanding lurus dengan Mr P.

Gorila gunung silverback jantan dapat mencapai tinggi 1,5-1,8 meter, dengan bentang lengan hingga 2,25 meter dan berat 204-227 Kg. Namun, alat kelaminnya jauh lebih kecil dari yang diharapkan, tidak lebih dari 3 sentimeter. Ukuran ini lebih pendek daripada penis bayi manusia yang baru lahir.

Selain itu, gorila juga memiliki testis kecil, jumlah sperma rendah, dan memiliki mobilitas rendah. Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun ini di eLife mengungkapkan, sperma gorila memiliki fungsi mitokondria yang sangat rendah, kecepatan berenang yang lambat, dan kekuatan berenang yang lemah.

Studi tersebut juga menjelaskan bahwa gorila memiliki proporsi besar sperma yang tidak bergerak dan abnormal secara morfologi. Hal ini berarti kemampuan reproduksi mereka terbatas dibandingkan dengan spesies lain.


Mengapa alat kelamin gorila sangat kecil?


Dilansir dari JPost, para peneliti telah mengidentifikasi alasan utama di balik hal ini. Menurut Susan Harvey, ahli yang menulis pada tahun 2012 untuk UCL, ukuran besar gorila jantan sebenarnya adalah alasan mengapa dia memiliki penis yang begitu kecil.

Gorila hidup dalam kelompok hierarkis dan biasanya poligami, di mana satu jantan dominan memiliki hak kawin eksklusif dengan semua betina dalam kelompok tersebut. Harvey menjelaskan, ketika persaingan jantan diselesaikan melalui agresi fisik, jantan alfa dapat mengamankan peluang kawinnya tanpa perlu bersaing sperma.

"Jantan yang lebih kecil memiliki akses yang lebih sedikit ke betina, sehingga keberhasilan reproduksi mereka lebih bergantung pada dominasi fisik daripada persaingan seksual," ujarnya.

Hal ini berbeda jauh dari simpanse, yang hidup dalam kelompok besar, campuran jenis kelamin di mana betina dapat kawin dengan beberapa jantan. Dalam kelompok seperti itu, persaingan sperma adalah faktor yang signifikan.



"Sperma dapat hidup hingga empat hari setelah ejakulasi, sehingga ketika betina kawin dengan dua jantan secara berurutan, sperma dari kedua jantan dapat bersaing secara langsung," kata Harvey.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1313 seconds (0.1#10.140)