Pertama Kalinya NASA Temukan Air di Permukaan Bulan yang Diterangi Matahari

Selasa, 27 Oktober 2020 - 23:58 WIB
loading...
Pertama Kalinya NASA Temukan Air di Permukaan Bulan yang Diterangi Matahari
Kawah Clavius di bulan seperti yang terlihat oleh Lunar Reconnaissance Orbiter NASA. Observatorium SOFIA telah mendeteksi es air di daerah bayangan di lokasi bulan yang diterangi Matahari ini. Foto/NASA/Moon Trek/USGS/LRO
A A A
JAKARTA - Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah mengidentifikasi air di permukaan Bulan yang diterangi sinar Matahari. Mereka juga menemukan bahwa air lebih umum di Bulan daripada yang diperkirakan sebelumnya, dengan kantong-kantong es bersembunyi di daerah bayangan "kegelapan abadi", beberapa hanya sekecil satu sen, ungkap penelitian baru.

Para ilmuwan telah menemukan tanda-tanda air di Bulan sejak 2009. Lalu pada 2018 mengonfirmasi keberadaan es air di permukaan bulan. (Baca juga: NASA Siap Luncurkan Teleskop Luar Angkasa Terbarunya Akhir Oktober 2021 )

Sekarang, para peneliti dalam dua studi baru telah mendeteksi air di salah satu formasi kawah terbesar di permukaan di bulan yang diterangi Matahari. Mereka juga menemukan bahwa permukaan Bulan mungkin menyimpan banyak petak es rahasia di "perangkap dingin", wilayah tempat berbayang permanen di Bulan.

"Jika Anda dapat membayangkan berdiri di permukaan Bulan di dekat salah satu kutubnya, Anda akan melihat bayangan di mana-mana," kata penulis studi Paul Hayne, Asisten Profesor di Laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa Universitas Colorado, Boulder, dilansir Live Science.

"Banyak dari bayangan kecil itu mungkin penuh dengan es," katanya lagi.

Menemukan Air di Bulan
Dalam satu studi, para peneliti yang dipimpin oleh Casey Honniball, seorang peneliti postdoctoral NASA di NASA Goddard Space Flight Center di Maryland, mempelajari air di Bulan menggunakan data dari teleskop udara SOFIA (the Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy) milik NASA.

Dengan pengamatan ini, para ilmuwan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, mendeteksi air di permukaan Bulan yang diterangi matahari.

Pekerjaan sebelumnya yang mengidentifikasi air di bulan didasarkan pada tanda spektral, "kode batang" berbeda yang digunakan para ilmuwan untuk mengidentifikasi bahan, yang tercermin sebagai fungsi panjang gelombang. Tetapi data itu tidak membedakan antara air dan hidroksil (molekul OH) yang terikat pada mineral di permukaan bulan.

Pengamatan sebelumnya menemukan tanda kimiawi yang dapat menunjukkan air atau hidroksil. Tetapi dengan pengamatan baru ini, para peneliti dapat menemukan tanda kimia unik air. Para ilmuwan menemukan air di dekat Kawah Clavius, salah satu formasi kawah terbesar di bulan, dan juga di bagian lintang rendah di Mare Serenitatis.

Para peneliti menemukan bahwa air ini ada sekitar 100 hingga 400 bagian per juta. Para ilmuwan berpendapat bahwa air ini kemungkinan "terjepit" di antara butiran di permukaan bulan, yang melindunginya dari lingkungan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1314 seconds (0.1#10.140)