Bahaya! Vaksinasi Umum Menurun, Indonesia Harus Waspadai Twindemics

Minggu, 22 November 2020 - 14:00 WIB
loading...
Bahaya! Vaksinasi Umum Menurun, Indonesia Harus Waspadai Twindemics
WHO menangkap sinyal turunnya vaksinasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, lantaran COVID-19. Indonesia pun harus waspada terhadap Twindemics. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Vaksinasi disebut WHO dan CDC sebagai salah satu upaya pencegahan terbaik dalam bidang kesehatan masyarakat. Vaksinasi telah mendapat perhatian publik dan diperbincangkan banyak orang, terutama sejak viralnya kabar vaksin COVID-19 .

Kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya vaksinasi pun semakin meningkat. Namun apa yang terjadi dengan berbagai layanan vaksinasi atau bahkan Program Imunisasi Nasional (PIN)?

Berbagai organisasi global dan nasional, termasuk Unicef, WHO, Immunization Action Coalition (IAC), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendata adanya penurunan drastis terhadap pengguna layanan imunisasi bayi dan anak hingga dewasa di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Ini disebabkan banyak orang tua yang khawatir mendatangi pusat vaksin seperti rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Padahal semua pusat kesehatan itu sudah mengadopsi protokol kesehatan ketat.

Walaupun layanan imunisasi bayi sudah mulai meningkat kembali, jumlah permintaannya belum kembali ke semula. Sedangkan vaksinasi dewasa masih sangat terpuruk hingga saat ini.

Belum lagi ditambah masih adanya berbagai tantangan telah berdatangan dari berbagai pihak dan golongan kepentingan. Antivaksinasi dan vaksin hesitansi telah ada sejak lama dan ini menyebabkan berbagai penyakit belum berhasil dikendalikan apalagi dieradikasi sesuai target WHO.

"Politisasi terhadap vaksinasi pun sudah mulai ramai dipergunjingkan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 yang akan diluncurkan. Jika terlambat (vaksinasi menurun), dampaknya sudah bisa dirasakan dalam hitungan bulan," kata dr Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA, Advisor Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia.

Dia menegaskan, di sinilah peran dokter sebagai ujung tombak dalam mengedukasi masyarakat menjadi sangat penting. Para dokter harus bisa mengembalikan keyakinan masyarakat akan pentingnya imunisasi, meningkatkan cakupan imunisasi, hingga pada akhirnya dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mencegah terjadinya Twindemics, suatu epidemi didalam pandemi akibat menurunnya cakupan imunisasi.

"Termasuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 yang akan diluncurkan tahun depan. Oleh karena itu, diperlukan adanya update informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan vaksinasi dan imunisasi di era pandemi bagi para dokter se-Indonesia," katanya.

Kristoforus menilai, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk menambah dan menyegarkan kembali pengetahuan para tenaga medis, terutama para dokter, mengenai vaksinasi, pentingnya edukasi, dan mencegah hesitansi. Para dokter harus bisa menjadi frontline educators dan trusted source of information demi masyarakat Indonesia yang sehat.

Untuk itu, ujar dia, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia mempersembahkan forum vaksinologi terbesar tahun ini. Ini adalah perhelatan akbar Yayasan BSI yang dihadiri oleh banyak dokter dari seluruh Indonesia dan banyak pakar yang akan menjadi pembicaranya.

Forum yang dinamakan The 1st Online Vaccinology Forum 2020 (OVF 2020) diadakan pada 21-22 November 2020. Kegiatan dilanjutkan dengan the 12th Comprehensive Vaccinology (CV) Webroom Discussion 2020 pada 28 November 2020. "Kegiatan ini akan dihadiri oleh enam profesor dan guru besar, baik dari FKUI dan FK Unpad," imbuhnya.

Profesor ternama di bidang imunisasi dan vaksinasi yang menjadi narasumber ialah Prof Samsuridjal DJauzi, Prof Iris Rengganis, Prof Kusnadi Rusmil, Prof Soedjatmiko, Prof Hindra Irawan Satari, Prof Hartono Gunadi, 3 vaccinologist, 3 experienced vaccinators, dan dua pembicara dari luar negeri.

"Pada OVF 2020, bersama dengan para Narasumber, kita akan mendapatkan ilmu update terbaru mengenai segala hal tentang vaksinasi termasuk dampak pandemi COVID-19 terhadap program vaksinasi di dunia dan Indonesia," kata Kristoforus.

Dijelaskannya, seluruh ilmu dan informasi yang didapat melalui OVF 2020 kemudian dikaji bersama rekan-rekan sejawat pada 12th CV Webroom Discusion 2020 pada 28 November 2020. Dengan adanya rangkaian acara ini, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia sebagai organizer, bekerja sama dengan inHarmony Clinics dan Peralmuni (Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia) sebagai pendukung, serta Docquity sebagai platform, berharap para dokter Indonesia nantinya mampu mendidik masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya imunisasi dan vaksinasi.

"Bersama-sama dengan para dokter dan rekan sejawat di Indonesia, kami percaya bahwa pesan-pesan positif akan mampu menjangkau masyarakat secara lebih luas demi menuju Indonesia yang lebih sehat," kata Kristoforus yang juga Founder InHarmony Clinics. (Baca juga: PC Masa Depan, LG Patenkan Notebook 17 Inci dengan Layar Gulung )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1487 seconds (0.1#10.140)