Bagaimana Polusi Plastik Tersebar? Begini Caranya

Senin, 23 November 2020 - 05:28 WIB
loading...
Bagaimana Polusi Plastik Tersebar? Begini Caranya
Mikroplastik. Kredit : pcess609 / iStock
A A A
Jakarta - Polusi partikel mikroplastik dari barang sekali pakai telah ditemukan di lingkungan alami di seluruh dunia, termasuk Antartika. Tapi, bagaimana partikel-partikel itu bergerak dan terakumulasi di lingkungan masih belum dipahami.

Sebuah penelitian dari Universitas Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, melihat bahwa partikel mikroplastik bergerak melalui bahan berpori seperti tanah dan sedimen. Bahan tersebut kemudian pecah dan bergerak secara substansial.

"Mempelajari proses yang bisa disebut stop and restart dan kondisi yang mengendalikannya adalah hal baru," kata Sujit Datta, peneliti di Universitas Pricenton, dikutip dari Phys.

Baca juga : Instagram Perbarui Panduan untuk Orang Tua, Peringati Hari Anak Sedunia

Sebelumnya, peneliti mengira bahwa ketika mikropartikel berhenti, mereka akan tinggal di sana. Namun, itu justru membatasi pemahaman tentang penyebaran partikel polusi plastik.

Memimpin penelitan ini, Datta menemukan bahwa mikropartikel didorong bebas ketika laju cairan yang mengalir melalui media berpori cukup tinggi. Dia dan para peneliti lainnya menunjukkan bahwa proses pengendapan atau pembentukan sumbatan, erosi, dan pemecahanan partikel telah membentuk sebuah siklus.

"Tidak hanya menemukan dinamika partikel yang terjebak, tersumbat, membangun endapan dan kemudian didorong masuk, tetapi proses tersebut memungkinkan partikel menyebar pada jarak lebih jauh daripada yang kita duga," kata Datta.

Para peneliti menguji dua jenis partikel yang bersifat "lengket" dan "tidak lengket", yang mirip dengan jenis mikroplastik di lingkungan. Anehnya, mereka menemukan bahwa tidak ada perbedaan terhadap dua jenis partikel tersebut. Keduanya masih tersumbat dan tidak tersumbat pada tekanan fluida yang cukup tinggi. Satu-satunya perbedaan adalah dimana klaster itu terbentuk.

Partikel "antilengket" cenderung terjebak hanya di lorong sempit, sedangkan partikel lengket tampaknya bisa terjebak di permukaan media padat yang mereka lalui. Sebagai hasil dari dinamika ini, jelas bahwa partikel "lengket" juga bisa menyebar ke area yang luas dan melalui ratusan pori.

Penelitian ini digambarkan dalam pemompaan mikropartikel polistiren fluoresen dan cairan melalui media berpori transparan yang dikembangkan di lab Datta. Mikropartikel kemudian bergerak dan diamati di bawah mikroskop.

Polistiren adalah mikropartikel plastik pembentuk styrofoam yang sering mengotori tanah dan saluran air melalui bahan pengiriman dan wadah makanan cepat saji. Media berpori yang mereka buat sangat mirip dengan struktur media yang terjadi secara alami, termasuk tanah, sedimen, dan akuifer air tanah.

Biasanya, media berpori memiliki warna buram sehingga orang tidak dapat melihat apa yang dilakukan mikropartikel atau bagaimana mereka mengalir. Peneliti juga biasanya mengukur apa yang masuk dan keluar dari media, kemudian mencoba menyimpulkan proses yang terjadi di dalamnya.

Baca juga : Pertama Kali, Dinosaurus Asli dalam Keadaan Utuh Dipamerkan

"Kami menemukan trik untuk membuat media transparan. Kemudian dengan menggunakan mikropartikel fluoresen, kita bisa melihat dinamikanya secara real time menggunakan mikroskop. Hal yang menyenangkan adalah kita benar-benar dapat melihat apa yang dilakukan partikel individu dalam kondisi percobaan yang berbeda," jelas Datta.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun mikropartikel Styrofoam benar-benar berhenti di beberapa titik, tapi pada akhirnya mereka di dorong bebas. Ini yang terjadi selama masa percobaan berlangsung.

Hasil penelitian bermanfaat dalam meningkatkan parameter bagi model skala yang lebih besar untuk memprediksi jumlah dan lokasi kontaminasi. Model akan didasarkan pada berbagai jenis media berpori dan bervariasi.
(fan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0953 seconds (0.1#10.140)