Alergi Makanan? Anda Sebaiknya Menjauh dari Vaksin COVID-19 Pfizer
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang petugas kesehatan di Alaska dilaporkan mengalami reaksi alergi yang serius setelah mendapatkan vaksin virus Corona dari Pfizer Inc dan BioNTech. Tetapi sekarang kondisinya stabil, kata otoritas kesehatan masyarakat setempat, Rabu (16/12/2020). (Baca juga: 50 Juta Warga China Akan Disuntik Vaksin COVID-19 Jelang Imlek )
Reaksi negatif pada petugas kesehatan tersebut terjadi setelah disuntik vaksin Pfizer pada hari Selasa. Ini serupa dengan dua kasus yang dilaporkan pada pekan lalu di Inggris.
Regulator medis Inggris, mengatakan, siapa pun yang memiliki riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19. Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), menegaskan, orang Amerika yang alergi harus aman untuk menerima vaksin. Dikatakan hanya orang yang sebelumnya memiliki reaksi alergi parah terhadap vaksin atau bahan dalam vaksin khusus ini yang harus menghindari suntikan vaksin.
Menariknya, petugas tersebut tak punya masalah dengan alergi. "Pasien Alaska (petugas kesehatan) tidak memiliki riwayat reaksi alergi," ungkap Lindy Jones, Direktur Departemen Gawat Darurat di Ibu Kota Juneau tempat pasien dirawat seraya menambahkan, Dia menambahkan, pasien saat ini masih di Rumah Sakit Regional Bartlett Juneau dan terus dipantau kondisinya.
Reuters menuliskan, Pfizer mengatakan vaksin tersebut dilengkapi dengan peringatan yang jelas bahwa perawatan dan pengawasan medis yang tepat harus selalu tersedia jika terjadi anafilaksis. Mereka bersedia memperbarui bahasa pelabelan untuk vaksin jika memang diperlukan.
Pemberian vaksin dimulai Senin pekan ini di Amerika Serikat, setelah otorisasi penggunaan darurat pekan lalu. Dosis awal telah disisihkan bagi para petugas kesehatan dan penghuni panti jompo.
Mantan Kepala Ilmuwan FDA, Jesse Goodman, menilai, reaksi alergi itu mengkhawatirkan, tetapi mengatakan lebih banyak informasi harus diketahui untuk lebih memahami risiko dari vaksin COVID-19.
“Yang perlu kita ketahui adalah penyebutnya -berapa dosis yang telah diberikan? Apakah ini akan menjadi sesuatu yang akan terlihat pada insiden yang lebih tinggi dengan vaksin ini dibandingkan dengan yang lain?” Kata Goodman.
“Kita harus mencari tahu hal-hal itu untuk menginformasikan apakah itu mengubah rekomendasi atau bagaimana ini digunakan," katanya lagi. (Baca juga: WhatsApp Punya Hadiah Tahun Baru untuk Anda, Yuk Cari Tahu di Sini! )
Reaksi negatif pada petugas kesehatan tersebut terjadi setelah disuntik vaksin Pfizer pada hari Selasa. Ini serupa dengan dua kasus yang dilaporkan pada pekan lalu di Inggris.
Regulator medis Inggris, mengatakan, siapa pun yang memiliki riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19. Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), menegaskan, orang Amerika yang alergi harus aman untuk menerima vaksin. Dikatakan hanya orang yang sebelumnya memiliki reaksi alergi parah terhadap vaksin atau bahan dalam vaksin khusus ini yang harus menghindari suntikan vaksin.
Menariknya, petugas tersebut tak punya masalah dengan alergi. "Pasien Alaska (petugas kesehatan) tidak memiliki riwayat reaksi alergi," ungkap Lindy Jones, Direktur Departemen Gawat Darurat di Ibu Kota Juneau tempat pasien dirawat seraya menambahkan, Dia menambahkan, pasien saat ini masih di Rumah Sakit Regional Bartlett Juneau dan terus dipantau kondisinya.
Reuters menuliskan, Pfizer mengatakan vaksin tersebut dilengkapi dengan peringatan yang jelas bahwa perawatan dan pengawasan medis yang tepat harus selalu tersedia jika terjadi anafilaksis. Mereka bersedia memperbarui bahasa pelabelan untuk vaksin jika memang diperlukan.
Pemberian vaksin dimulai Senin pekan ini di Amerika Serikat, setelah otorisasi penggunaan darurat pekan lalu. Dosis awal telah disisihkan bagi para petugas kesehatan dan penghuni panti jompo.
Mantan Kepala Ilmuwan FDA, Jesse Goodman, menilai, reaksi alergi itu mengkhawatirkan, tetapi mengatakan lebih banyak informasi harus diketahui untuk lebih memahami risiko dari vaksin COVID-19.
“Yang perlu kita ketahui adalah penyebutnya -berapa dosis yang telah diberikan? Apakah ini akan menjadi sesuatu yang akan terlihat pada insiden yang lebih tinggi dengan vaksin ini dibandingkan dengan yang lain?” Kata Goodman.
“Kita harus mencari tahu hal-hal itu untuk menginformasikan apakah itu mengubah rekomendasi atau bagaimana ini digunakan," katanya lagi. (Baca juga: WhatsApp Punya Hadiah Tahun Baru untuk Anda, Yuk Cari Tahu di Sini! )
(iqb)