Gawat, Hutan Hujan Amazon Dijual Secara Ilegal di Marketplace Facebook

Sabtu, 27 Februari 2021 - 09:37 WIB
loading...
Gawat, Hutan Hujan Amazon...
Hutan Amazon. Foto/Ignacio Palacios
A A A
JAKARTA - Berdasarkan investigasi BBC , diketahui kalau sebagian hutan hujan Amazon telah dijual secara ilegal melalui platform Marketplace Facebook. Luas lahan yang dijual tersebut setara dengan 1.000 lapangan sepak bola.

Facebook sendiri mengaku siap bekerja dengan otoritas lokal terkait permasalahan tersebut. Namun Facebook mengindikasikan tidak akan mengambil tindakan sendiri untuk menghentikan perdagangan. "Kebijakan perdagangan kami mengharuskan pembeli dan penjual untuk mematuhi hukum dan peraturan," kata Facebook. (Baca: Dianggap Dukung Perusakan Hutan Amazon, Pemimpin Adat Laporkan Presiden Brasil ke ICC)

Pemimpin salah satu komunitas adat yang terkena dampak telah mendesak Facebook untuk berbuat lebih banyak. "Penjajah tanah merasa sangat diberdayakan sampai-sampai mereka tidak malu menggunakan Facebook untuk membuat kesepakatan tanah ilegal," kata Ivaneide Bandeira, kepala LSM lingkungan Kanindé.

Siapapun dapat menemukan lahan yang dijual secara ilegal dengan mengetikkan padanan bahasa Portugis untuk istilah pencarian seperti "hutan", "hutan asli" dan "kayu" ke dalam alat pencarian Facebook Marketplace, dan memilih salah satu negara bagian Amazon sebagai lokasi. Beberapa daftar menampilkan citra satelit dan koordinat GPS.

Deforestasi di Amazon Brasil mencapai titik tertinggi dalam 10 tahun, dan Marketplace Facebook telah menjadi situs tujuan bagi penjual seperti Fabricio Guimarães, yang difilmkan oleh kamera tersembunyi.

"Tidak ada risiko pemeriksaan oleh aparat hukum di sini," katanya saat berjalan melalui sepetak hutan hujan yang telah dibakar hingga rata dengan tanah. Dengan tanah yang dibuka secara ilegal dan siap untuk bertani, dia telah melipatgandakan harga permintaan awalnya menjadi US$ 35.000. (Baca juga: Prakers Solar Probe Kirim Foto Planet Venus yang Menakjubkan)

Melihat banyaknya lahan di Hutan Amazon yang dijual secara ilegal, BBC melakukan investigasi di wilayah Rondônia, negara bagian paling gundul di kawasan hutan hujan Brasil. BBC mengatur pertemuan antara empat penjual dari negara bagian dan seorang agen rahasia yang menyamar sebagai pengacara yang mengaku mewakili investor kaya.

Seorang pria, bernama Alvim Souza Alves, mencoba menjual sebidang tanah di dalam cagar alam asli Uru Eu Wau Wau seharga sekitar £ 16.400 dalam mata uang lokal. Padahal, lokasi tersebut merupakan rumah bagi 200 suku di Uru Eu Wau Wau.

Kemudian BBC menunjukkan iklan Facebook kepada pemimpin suku Bitaté Uru Eu Wau Wau. Dia mengatakan, tanah itu berada di daerah yang digunakan oleh komunitasnya untuk berburu, memancing, dan mengumpulkan buah-buahan.

"Saya tidak mengenal orang-orang ini. Saya pikir tujuan mereka adalah untuk menebang habis tanah adat, untuk menebang habis apa yang ada," katanya. (Baca juga: Dibeli Secara Obral, Mangkuk China Ini Ternyata Barang Antik yang Sangat Langka)

Selanjutnya, BBC juga mendekati Menteri Lingkungan Brasil, Ricardo Salles. "Pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro selalu menjelaskan bahwa pemerintahannya adalah pemerintah tanpa toleransi untuk kejahatan apa pun, termasuk kejahatan lingkungan," ujar Salles.

Salles mengatakan pandemi virus corona telah menghambat penegakan hukum di Amazon , dan pemerintah negara bagian juga memikul tanggung jawab atas deforestasi. "Tahun ini pemerintah telah menciptakan operasi Verde Brasil 2, yang bertujuan untuk mengendalikan deforestasi ilegal, kebakaran ilegal, dan untuk menggabungkan upaya antara pemerintah federal dan negara bagian," tambahnya.

Namun Raphael Bevilaquia, seorang jaksa federal yang berbasis di Rondônia, mengatakan situasinya telah memburuk di bawah pemerintahan saat ini. "Situasinya benar-benar kacau. Kekuasaan eksekutif bermain melawan kita. Ini mengecewakan," ujarnya. (Baca juga: Penelitian Sebut Covid-19 Bisa Hidup di Pakaian Berhari-hari)

Sementara itu, Ivaneide Bandeira, yang telah mencoba memerangi penggundulan hutan di negara bagian Rondônia selama 30 tahun, mengatakan dia kehilangan harapan. "Saya pikir ini adalah pertempuran yang sangat sulit. Sungguh menyakitkan melihat hutan dihancurkan dan semakin menyusut," katanya.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2279 seconds (0.1#10.140)