Lebih Cepat Menyebar, COVID-19 Varian Delta Memiliki Gejala Berbeda

Sabtu, 19 Juni 2021 - 17:03 WIB
loading...
A A A
Sedangkan gejala seperti batuk dan kehilangan penciuman jauh lebih jarang terjadi. Varian alfa yang pertama kali ditemukan di Inggris menyoroti munculnya serangkaian gejala yang lebih luas.

Minggu ini varian delta diklasifikasikan kembali sebagai "varian yang menjadi perhatian" oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

"Berdasarkan bukti yang semakin banyak didapat, varian delta menyebar lebih mudah dan menyebabkan kasus yang lebih parah jika dibandingkan dengan varian lain, termasuk varian Alpha,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada NBC News.

Dr. Scott Gottlieb, mantan komisaris Food and Drug Administration, mengatakan varian delta kemungkinan akan menjadi strain dominan di AS dan dapat "meningkatkan epidemi baru menuju musim gugur," selama wawancara dengan CBS "Face the Nation" Minggu.

Diharapkan program vaksinasi Covid-19 dapat menghentikan penyebaran varian delta. Analisis dari Public Health England yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Oxford-AstraZeneca Covid-19 sangat efektif mengantisipasi varian delta .

Profesor Paul Elliott, direktur program REACT dari Imperial's School of Public Health, mengatakan, ada bukti pertumbuhan infeksi dari akhir Mei hingga awal Juni 2021.



"Data ini bertepatan dengan varian Delta yang menjadi dominan dan menunjukkan pentingnya melanjutkan memantau tingkat infeksi dan varian yang menjadi perhatian di masyarakat,” katanya.

Sebagian besar infeksi terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, tetapi juga meningkat pada orang tua, demikian temuan studi tersebut. Sementara telah ditemukan bahwa infeksi mengalami penurunan sejak Februari berkat program vaksinasi.
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2808 seconds (0.1#10.140)