Kutub Utara Mencair, Sampah Nuklir dan Virus Misterius Jadi Ancaman Serius
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kutub utara yang terus-terusan mencair tidak hanya membuat permukaan laut dunia meningkat tapi juga ancaman lain seperti sampah nuklir dan virus misterius. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr Arwyn Edwards dari Aberystwyth University bertajuk Writing in Nature Climate Change.
Dikutip BBC sampah nuklir dan virus misterius merupakan ancaman serius apabila pemanasan di Kutub Utara tidak segera dikendalikan. Sampah nuklir itu diketahui datang dari sisa-sia kapal selam dengan reaktor nuklir yang banyak digunakan di masa-masa perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Dr Arwyn Edwards mengatakan perang dingin yang terjadi waktu itu setidaknya memaksa Uni Soviet dan Amerika Serikat membuat kapal selam dengan reaktor nuklir. Hanya saja begitu perang dingin berakhir, kapal-kapal selam itu dibiarkan membeku di kedalaman laut Kutub Utara.
Tidak hanya itu, banyak kapal selam dibiarkan karam karena memang mengalami kerusakan. Misalnya kapal selam Uni Soviet K-27 yang mengalami kebocoran nuklir dan dibiarkan tenggelam di Laut Kara, Kutub Utara.
Parahnya lagi Kutub Utara bukan hanya sekadar tempat pembuangan kapal selam dengan reaktor nuklir . Dalam penelitiannya Dr Arwyn Edwards menemukan bahwa Kutub Utara menampung beragam senyawa kimia yang terbentuk melalui proses alami, kecelakaan, atau penyimpanan yang disengaja.
Apabila pemanasan di Kutub Utara terus terjadi, otomatis selain meningginya permukaan laut dunia ancaman lainnya adalahlimbah nuklir berikut radiasinya yang terlepas, virus misterius dan material kimia berbahaya.
Ancaman virus misterius menurut Dr Arwyn Edwards yang datang dari Kutub Utara terbentuk karena mencairnya dataran beku (ibun abadi) yang ada di laut dalam Kutub Utara. Menurutnya dataran beku yang ada di laut dalam Kutub Utara adalah rumah dari 100 mikororganisme yang belum pernah diteliti atau terjamah dengan antibiotik moderen.
Dikutip BBC sampah nuklir dan virus misterius merupakan ancaman serius apabila pemanasan di Kutub Utara tidak segera dikendalikan. Sampah nuklir itu diketahui datang dari sisa-sia kapal selam dengan reaktor nuklir yang banyak digunakan di masa-masa perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Dr Arwyn Edwards mengatakan perang dingin yang terjadi waktu itu setidaknya memaksa Uni Soviet dan Amerika Serikat membuat kapal selam dengan reaktor nuklir. Hanya saja begitu perang dingin berakhir, kapal-kapal selam itu dibiarkan membeku di kedalaman laut Kutub Utara.
Tidak hanya itu, banyak kapal selam dibiarkan karam karena memang mengalami kerusakan. Misalnya kapal selam Uni Soviet K-27 yang mengalami kebocoran nuklir dan dibiarkan tenggelam di Laut Kara, Kutub Utara.
Parahnya lagi Kutub Utara bukan hanya sekadar tempat pembuangan kapal selam dengan reaktor nuklir . Dalam penelitiannya Dr Arwyn Edwards menemukan bahwa Kutub Utara menampung beragam senyawa kimia yang terbentuk melalui proses alami, kecelakaan, atau penyimpanan yang disengaja.
Apabila pemanasan di Kutub Utara terus terjadi, otomatis selain meningginya permukaan laut dunia ancaman lainnya adalahlimbah nuklir berikut radiasinya yang terlepas, virus misterius dan material kimia berbahaya.
Ancaman virus misterius menurut Dr Arwyn Edwards yang datang dari Kutub Utara terbentuk karena mencairnya dataran beku (ibun abadi) yang ada di laut dalam Kutub Utara. Menurutnya dataran beku yang ada di laut dalam Kutub Utara adalah rumah dari 100 mikororganisme yang belum pernah diteliti atau terjamah dengan antibiotik moderen.