Bikin Merinding, Foto Luar Angkasa Ini Rekam Letusan Mematikan Gunung Semeru

Sabtu, 11 Desember 2021 - 16:40 WIB
loading...
Bikin Merinding, Foto Luar Angkasa Ini Rekam Letusan Mematikan Gunung Semeru
Penampakan letusan Gunung Semeru yang mematikan terekam detail dari foto luar angkasa yang dirilis laman earthobservatory.nasa. Foto/NASA/ESA/earthobservatory
A A A
GUNUNG Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengakibatkan 43 orang tewas seperti dikutip laman SINDOnews, Kamis 9 Desember 2021. Gunung Semeru di Lumajang-Malang, Jawa Timur, merupakan gunung berapi tertinggi dan paling aktif di pulau Jawa.

Penampakan letusan Gunung Semeru yang mematikan terekam detail dari foto luar angkasa yang dirilis laman earthobservatory.nasa, Sabtu (11/12/2021). Peta proxy kerusakan di atas menunjukkan area di permukaan yang rusak oleh aliran piroklastik dan lahar pada Desember 2021.

Warna merah tua mewakili kerusakan paling parah, sedangkan area oranye dan kuning rusak sedang atau sebagian. Setiap piksel berwarna mewakili area seluas 30 meter kali 30 meter (kira-kira seukuran lapangan bisbol).

Para peneliti dari The Earth Observatory of Singapore - Remote Sensing Lab (EOS-RS) membuat peta dengan membandingkan gambar pasca-erupsi dari 7 Desember 2021, dengan satu set gambar sebelum letusan dari 9 Agustus hingga 21 November 2021.

Material puing yang menyapu Semeru terbukti menjadi bencana bagi penduduk desa yang tinggal di sekitar kaki gunung di Kabupaten Lumajang, khususnya Curah Kobokan. Sejumlah besar rumah hancur atau rusak, dan banyak hewan menjadi korban letusan.

Peta tersebut berasal dari gambar radar aperture sintetis (synthetic aperture radar/SAR) yang diperoleh oleh satelit Copernicus Sentinel-1, yang dioperasikan oleh Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA). (Baca juga; Pemandangan Langka, Begini Penampakan Gunung Kembar Sindoro dan Sumbing dari Luar Angkasa )

Para peneliti menggunakan sistem Advanced Rapid Imaging and Analysis (ARIA) yang awalnya dikembangkan di Jet Propulsion Laboratory NASA, California Institute of Technology, dan dimodifikasi di EOS-RS. (Baca juga; Ada Bukaan Baru Aliran Lava di Puncak Gunung Semeru, Begini Penampakannya )

Tim ARIA didukung oleh Program Bencana Ilmu Bumi NASA. Gambar NASA Earth Observatory diabadikan oleh Lauren Dauphin, menggunakan data Copernicus Sentinel yang dimodifikasi (2021) yang diproses oleh ESA dan dianalisis oleh Earth Observatory of Singapore (EOS) bekerja sama dengan NASA-JPL dan Caltech, data Landsat dari US Geological Survey.

Gunung Semeru meletus setelah sebagian kubah lava puncak runtuh pada awal Desember dan terdeteksi peningkatan aktivitas seismik. Setelah lebih banyak kubah lava Semeru runtuh, bagian atas berupa abu panas, tephra, tanah, dan puing-puing lainnya mengalir ke beberapa lembah di sisi tenggara gunung.

Aliran piroklastik adalah salah satu bahaya paling berbahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi. Kadang-kadang berakselerasi hingga kecepatan ratusan kilometer per jam dan menghancurkan apa saja yang dilintasi. (Baca juga; Temuan Mengejutkan Usai Gunung Semeru Meletus )

Meskipun letusan eksplosif di puncak kemungkinan kecil, aliran piroklastik di Gunung Semeru pada 4 Desember masih cukup panas. Ini kemungkinan membantu mendorong "awan Phoenix" yang mengepul yang naik setinggi 15 kilometer (9 mil) ke udara.

Hujan lebat yang mendahului menyertai letusan, sehingga aliran piroklastik bercampur dengan sejumlah besar air hujan. Kemudian berubah menjadi lahar berlumpur yang mengalir menuruni gunung ke daerah-daerah berpenduduk. Lahar adalah campuran air dan puing-puing vulkanik yang keras seperti beton, meratakan dan mengubur apa saja.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2209 seconds (0.1#10.140)