Suhu Tertinggi di Siberia Tembus 38 Derajat Celcius, PBB Bunyikan Lonceng Bahaya
loading...
A
A
A
JENEWA - Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengonfirmasi suhu tertinggi yang pernah tercatat di Kutub Utara. WMO mencatat suhu tertinggi mencapai 38 derajat celcius di kota Verkhoyansk, Siberia pada Juni 2020.
Suhu tertinggi yang tercatat di kota Verkhoyansk, Siberia, diukur pada puncak gelombang panas yang panjang. WMO mendapatkan fakta bahwa suhu di seluruh wilayah tersebut pada musim panas rata-rata naik sekitar 10 derajat Celcius (18 derajat Fahrenheit) di atas temperatur normal.
''Catatan Arktik baru ini adalah salah satu dari serangkaian pengamatan yang dilaporkan ke Arsip Cuaca dan Iklim Ekstrem WMO. Untuk itu, WMO membunyikan lonceng alarm tentang perubahan iklim kita,'' kata Petteri Taalas, sekretaris jenderal WMO, dikutip SINDOnews dari laman livescience, Rabu (15/12/2021).
Verkhoyansk terletak kira-kira 115 kilometer (71 mil) utara Lingkaran Arktik, dan stasiun meteorologinya telah melakukan pembacaan suhu sejak 1885. Rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memaksa organisasi untuk membuat kategori baru pemantauan cuaca ekstrem hanya untuk Lingkaran Arktik.
WMO mengatakan, panas yang ekstrem ini lebih cocok untuk Mediterania daripada Kutub Utara. Gelombang panas merupakan faktor kunci dalam yang memicu kebakaran yang menghancurkan dan mendorong hilangnya es laut secara besar-besaran. (Baca juga; Dalam 5 Tahun Gletser Kiamat Ini Bakal Runtuh, Permukaan Laut Naik 65 Sentimeter )
Menurut data dari Badan Kehutanan Rusia, kebakaran hutan Siberia adalah yang terburuk, menghancurkan lebih dari 18,6 juta hektare hutan Rusia pada tahun 2021 saja. Asap yang sangat besar bahkan menyebar sampai ke Kutub Utara.
Kutub Utara memanas lebih dari dua kali rata-rata suhu global, menyebabkan beberapa perubahan ekstrem dalam iklim dan biomanya. Hal ini akibat pembakaran lahan gambut yang kaya karbon, sehingga beberapa es paling tebal di Kutub Utara pecah dan pencairan lapisan es.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa suhu Arktik yang melonjak dapat menyebabkan kematian beruang kutub pada akhir abad ini. Kutub Utara bukan satu-satunya bagian dunia yang mengalami suhu yang memecahkan rekor. (Baca juga; Ikan Mola-Mola Raksasa Seberat 2.000 Kilogram Berjemur di Pantai Laguna California )
Pada tahun 2020, Antartika juga mencapai rekor suhu baru, yang diambil di Pangkalan Esperanza Argentina, sebesar 18,3 derajat Celsius (64,94 F). Dan tahun ini, Syracuse, Italia, mencatat suhu 48,8 derajat Celcius (119,8 F) - suhu tertinggi yang tercatat dalam sejarah Eropa.
Death Valley California juga mengalami panas yang hampir memecahkan rekor musim panas ini, ketika merkuri mencapai 54,4 derajat Celsius (130 F). Suhu terik ini mendekati rekor suhu tertinggi 55 derajat Celcius (131 F) pernah tercatat pada 7 Juli 1931, di Kebili, Tunisia.
Suhu tertinggi yang tercatat di kota Verkhoyansk, Siberia, diukur pada puncak gelombang panas yang panjang. WMO mendapatkan fakta bahwa suhu di seluruh wilayah tersebut pada musim panas rata-rata naik sekitar 10 derajat Celcius (18 derajat Fahrenheit) di atas temperatur normal.
''Catatan Arktik baru ini adalah salah satu dari serangkaian pengamatan yang dilaporkan ke Arsip Cuaca dan Iklim Ekstrem WMO. Untuk itu, WMO membunyikan lonceng alarm tentang perubahan iklim kita,'' kata Petteri Taalas, sekretaris jenderal WMO, dikutip SINDOnews dari laman livescience, Rabu (15/12/2021).
Verkhoyansk terletak kira-kira 115 kilometer (71 mil) utara Lingkaran Arktik, dan stasiun meteorologinya telah melakukan pembacaan suhu sejak 1885. Rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memaksa organisasi untuk membuat kategori baru pemantauan cuaca ekstrem hanya untuk Lingkaran Arktik.
WMO mengatakan, panas yang ekstrem ini lebih cocok untuk Mediterania daripada Kutub Utara. Gelombang panas merupakan faktor kunci dalam yang memicu kebakaran yang menghancurkan dan mendorong hilangnya es laut secara besar-besaran. (Baca juga; Dalam 5 Tahun Gletser Kiamat Ini Bakal Runtuh, Permukaan Laut Naik 65 Sentimeter )
Menurut data dari Badan Kehutanan Rusia, kebakaran hutan Siberia adalah yang terburuk, menghancurkan lebih dari 18,6 juta hektare hutan Rusia pada tahun 2021 saja. Asap yang sangat besar bahkan menyebar sampai ke Kutub Utara.
Kutub Utara memanas lebih dari dua kali rata-rata suhu global, menyebabkan beberapa perubahan ekstrem dalam iklim dan biomanya. Hal ini akibat pembakaran lahan gambut yang kaya karbon, sehingga beberapa es paling tebal di Kutub Utara pecah dan pencairan lapisan es.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa suhu Arktik yang melonjak dapat menyebabkan kematian beruang kutub pada akhir abad ini. Kutub Utara bukan satu-satunya bagian dunia yang mengalami suhu yang memecahkan rekor. (Baca juga; Ikan Mola-Mola Raksasa Seberat 2.000 Kilogram Berjemur di Pantai Laguna California )
Pada tahun 2020, Antartika juga mencapai rekor suhu baru, yang diambil di Pangkalan Esperanza Argentina, sebesar 18,3 derajat Celsius (64,94 F). Dan tahun ini, Syracuse, Italia, mencatat suhu 48,8 derajat Celcius (119,8 F) - suhu tertinggi yang tercatat dalam sejarah Eropa.
Death Valley California juga mengalami panas yang hampir memecahkan rekor musim panas ini, ketika merkuri mencapai 54,4 derajat Celsius (130 F). Suhu terik ini mendekati rekor suhu tertinggi 55 derajat Celcius (131 F) pernah tercatat pada 7 Juli 1931, di Kebili, Tunisia.
(wib)