Ilmuwan Israel Kembangkan Metode Baru Alat Pelacak Kebohongan

Senin, 31 Januari 2022 - 13:15 WIB
loading...
Ilmuwan Israel Kembangkan Metode Baru Alat Pelacak Kebohongan
Peneliti dari Universitas Tel Aviv Israel mengembangkan metode baru untuk alat pendeteksi kebohongan. Foto/dok
A A A
TEL AVIV - Peneliti dari Universitas Tel Aviv Israel menemukan metode baru untuk alat pendeteksi kebohongan. Ini menggunakan perankat lunak dan algoritma canggih sehingga akurasi dari alat ini bisa mencapai 70 persen.

Prof Hanein dan rekannya Prof Dino Levy memimpin tim di Universitas Tel Aviv Israel yang telah mengembangkan metode baru pendeteksian kebohongan.

Mereka mengatakan telah mengidentifikasi dua jenis pembohong, pertama mereka yang tanpa sadar menggerakkan alis mereka ketika mereka berbohong. Kedua, mereka tidak dapat mengontrol gerakan bibir yang sangat kecil di mana bibir mereka bertemu dengan pipi mereka.

"Ketika Anda mencoba menyembunyikan kebohongan, salah satu hal yang Anda coba hindari adalah reaksi tubuh apa pun," katanya seperti dikutip BBC, Senin (31/1/2022).



Prof Levy menambahkan, tapi akan sangat sulit bagi siapapun untuk menyembunyikan kebohongan dengan teknologi ini.

Para peneliti berharap bahwa elektroda pada akhirnya akan digantikan oleh kamera video dan perangkat lunak yang dapat mendeteksi pembohong dari jarak jauh atau bahkan melalui tautan internet, berdasarkan gerakan otot wajah.

"Di bank, dalam interogasi polisi, di bandara atau wawancara kerja online, kamera beresolusi tinggi yang dilatih untuk mengidentifikasi gerakan otot wajah akan mampu membedakan pernyataan yang benar dari kebohongan," prediksi Prof Levy.

Metode pendeteksian kebohongan mungkin sudah ada sejak zaman sebelum masehi. Salah satu contoh terdokumentasi pertama berasal dari 1000 SM di China, di mana tersangka harus mengisi mulutnya dengan biji kering.



Setelah beberapa waktu biji-bijian akan diperiksa, dan jika tetap kering maka orang tersebut dinyatakan bersalah. Teorinya adalah jika orang tersebut berbohong, dia akan merasa takut atau gugup sehingga memiliki mulut yang kering.

Lalu di awal abad ke-20, ditemukan mesin pendeteksi kebohongan pertama atau poligraf. Alat ini memiliki tiga atau empat jarum berisi tinta yang menari-nari di atas selembar kertas bergerak.

Tersangka memiliki sensor yang melekat pada jari, lengan dan tubuh mereka dan mesin kemudian mengukur laju pernapasan, denyut nadi, tekanan darah dan keringat saat mereka menjawab serangkaian pertanyaan.

Namun ada kekhawatiran terus-menerus tentang keakuratan mesin ini dan apakah mungkin mesin ini bisa diakali mereka yang sudah profesional.



Salah satu sistem pendeteksi kebohongan berteknologi tinggi yang sudah digunakan adalah EyeDetect dari perusahaan Converus yang berbasis di Utah. Ini berfokus pada gerakan mata yang tidak disengaja untuk mendeteksi kebohongan.

Converus mengatakan EyeDetect sekarang digunakan oleh lebih dari 600 pelanggan di 50 negara, termasuk lebih dari 65 lembaga penegak hukum AS dan hampir 100 di seluruh dunia.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2409 seconds (0.1#10.140)