Ini Kota Terdingin di Dunia, Suhunya Bisa Minus 71,2 Derajat Celcius

Minggu, 06 Maret 2022 - 09:20 WIB
loading...
Ini Kota Terdingin di Dunia, Suhunya Bisa Minus 71,2 Derajat Celcius
Kota Yakutsk adalah salah satu daerah terdingin di dunia yang suhunya pernah tercatat mencapai minus 71,2 derajat celcius. Foto/dok
A A A
SIBERIA - Dunia mencatat kota terdingin di dunia berada di Siberia, Rusia, yakni kota Yakutsk dan Oymyakon. Bahkan di kota terdingin ini, suhu pernah menembus minus 71,2 derajat celcius.

Saat ini orang hanya mengetahui kalau suhu terdingin berada di benua Antartika dengan suhu terendah pernah mencapai minus 52,2 derajat celcius. Ini dicatat oleh seorang penjelajah Antartika Ernest Shackleton saat melakukan ekspedisi pada tahun 1902.

Namun apa yang dirasakan oleh Shackleton dan para peneliti yang saat ini mendiami benua Antartika, masih kalah jauh dengan suhu yang ada di kota Yakutsk dan Oymyakon di Siberia.

Dilansir Live Science, Minggu (6/3/2022), Kota Yakutsk adalah salah satu daerah terdingin dan paling jarang penduduknya di dunia. Saat ini Yakutsk dihuni sekitar 336.200 orang. Banyak di antaranya bekerja untuk Alrosa, sebuah perusahaan yang menjalankan tambang berlian di kota .



Suhu di Yakutsk mencapai minus 76 derajat Fahrenheit atau minus 60 derajat Celcius. Beberapa penduduk bersikeras bahwa mereka telah mengalami hari-hari yang jauh lebih dingin , tetapi mereka tidak dapat memverifikasinya karena termometer hanya membaca hingga minus 63 derajat celcius.

Selain Yakutsk, Kota Oymyakon yang berpenduduk sekitar 500 orang, pernah mencapai suhu dingin minus 71,2 derajat celcius pada tahun 1924. Agak mengejutkan, Yakutsk dan Oymyakon bejarak sekitar 928 kilometer dan perjalanan dari Yakuts ke Oymykon memakan waktu sekitar 21 jam.

Jadi mengapa kedua tempat ini begitu menusuk tulang? Dan mengapa orang terus hidup di lingkungan yang sulit dan kejam ini? "Siberia sangat dingin karena kombinasi lintang tinggi dan daratan yang begitu luas," kata Alex DeCaria, profesor meteorologi di Millersville University di Pennsylvania.



Temperatur global yang ekstrem cenderung terjadi di seluruh benua karena daratan memanas dan mendingin lebih cepat daripada lautan. Namun di Siberia, lapisan salju dan es berperan menjaga kawasan itu tetap dingin dengan memantulkan radiasi matahari yang masuk kembali ke luar angkasa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2183 seconds (0.1#10.140)