Fakta, Terlalu Mencintai Lantas Patah Hati Bisa Bikin Anda Mati

Minggu, 08 Mei 2022 - 12:05 WIB
loading...
Fakta, Terlalu Mencintai Lantas Patah Hati Bisa Bikin Anda Mati
Broken Heart Syndrome adalah kegagalan jantung yang dipicu oleh stres berlebihan. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Jangan pernah sepelekan orang yang sedang patah hati . Karena penyakit patah hati benar-benar ada. Bahkan, dampaknya sangat fatal. Bisa mengakibatkan kematian. Inilah fenomena yang disebut Broken Heart Syndrome (BHS).

Dilansir dari laman hallosehat, Broken Heart Syndrome atau sindrom patah hati merupakan salah satu penyakit jantung karena situasi yang menyebabkan stres dan emosional.

Penyakit ini memiliki beberapa nama lain, seperti takotsubo cardiomyopathy, apical balloning syndrome, atau stress cardiomyopathy.

Gejala sindrom patah hati ini mirip dengan serangan jantung. Yakni, ada gangguan fungsi pada bagian jantung ventrikel. Gangguan ini berkaitan dengan tidak cukupnya aliran darah melalui arteri koroner menuju ke jantung.

Penyebabnya, adalah stres emosional yang tinggi. Ini berbeda dengan penyakit jantung koroner dalam menyebabkan serangan jantung.
Kondisi ini bisa sembuh tanpa meninggalkan kecacatan permanen pada ventrikel jantung. Namun, dalam sebagian kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kondisi yang fatal atau kematian.

Siapa yang bisa terkena sindrom patah hati?
Tenang, menurut riset, dari sisi usia sindrom patah hati hanya dijumpai mayoritas pada mereka yang berusia lanjut. Khususnya, wanita yang mengalami masa menopause.

Namun, tetap saja sindrom patah hati itu bisa dialami oleh siapa saja tanpa terkecuali. Nah, berikut adalah beberapa gejala sindrom patah hati:



1. Anda sedang berada dalam kondisi stres berat.
2. Terasa nyeri dada seperti tertekan benda besar.
3. Napas pendek dan sesak napas tiba-tiba.
4. Tenggorokan terasa tercekik.
5. Detak nadi tidak teratur dan jantung berdebar-debar (palpitasi).
6. Tiba-tiba pingsan (sinkop).
7. Sebagian kasus bisa mengalami syok kardiogenik (kondisi jantung tidak bisa memompa darah sesuai kebutuhan tubuh sehingga berdampak kematian).
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2201 seconds (0.1#10.140)