Infeksi Cacar Monyet yang Langka Terdeteksi di Eropa, Begini Gejala dan Cirinya

Kamis, 19 Mei 2022 - 21:54 WIB
loading...
Infeksi Cacar Monyet yang Langka Terdeteksi di Eropa, Begini Gejala dan Cirinya
Sebanyak tujuh kasus infeksi cacar monyet telah dikonfirmasi di London dan Inggris timur laut. Foto/Live Science
A A A
LONDON - Sebanyak tujuh kasus infeksi cacar monyet telah dikonfirmasi di London dan Inggris timur laut. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), satu kasus ditemukan terkait dengan perjalanan ke luar negeri.

“Bukti saat ini mengisyaratkan bahwa penyakit langka itu sekarang mungkin menyebar di masyarakat,” keterangan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (19/5/2022).

Penyebaran virus ini, jika terjadi, berpotensi meluas ke luar Inggris dan mempengaruhi orang-orang di negara lain. Menurut STAT, kekhawatiran muncul setelah ditemukan kasus serupa di dua negara Eropa lainnya, yaitu Spanyol dan Portugal pada 18 Mei 2022.



Spanyol sedang menyelidiki delapan kasus potensial dan Portugal mengonfirmasi menemukan lima kasus termasuk lebih dari selusin lain yang sudah diidentifikasi. Monkeypox adalah infeksi langka yang disebabkan oleh poxvirus yang termasuk dalam famili dan genus yang sama dengan virus variola, yang menyebabkan cacar.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) infeksi awalnya ditandai dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Termasuk ruam kemudian muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, akhirnya menimbulkan bercak-bercak perubahan warna, lecet, koreng dan benjolan di kulit.

Di Afrika, di mana penyakit ini endemik, infeksi fatal pada sekitar 10% kasus, tetapi pada sebagian besar kasus, penyakitnya tetap ringan dan sembuh dalam waktu sekitar dua hingga empat minggu. Secara historis, kasus cacar monyet di luar Afrika telah dikaitkan dengan perjalanan internasional atau impor hewan.



“UKHSA dengan cepat menyelidiki sumber infeksi ini karena bukti menunjukkan bahwa mungkin ada penularan virus monkeypox di masyarakat, menyebar melalui kontak dekat. Ini langka dan tidak biasa,” kata kata Dr Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis untuk UKHSA.

Secara umum, menurut CDC, virus cacar monyet tidak menyebar dengan mudah antar manusia tetapi dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak dengan kulit yang rusak, saluran pernapasan atau selaput lendir mata, hidung atau mulut. Penularan antar manusia diperkirakan terjadi sebagian besar melalui tetesan pernapasan yang besar, yang berarti tetesan ludah dan lendir yang mengandung partikel virus.
Infeksi Cacar Monyet yang Langka Terdeteksi di Eropa, Begini Gejala dan Cirinya


Pada 7 Mei 2022, UKHSA melaporkan kasus cacar monyet yang terkait dengan perjalanan. Dalam kasus itu, orang yang terinfeksi tertular saat berada di Nigeria. Setelah deteksi infeksi terkait perjalanan ini, Pada 14 Mei 2022, UKHSA mengidentifikasi dua orang di rumah di London yang juga tertular cacar monyet. Namun, infeksi ini tidak terkait dengan kasus terkait perjalanan.

Kemudian, pada 16 Mei, UKHSA mengumumkan empat kasus cacar monyet lagi, 3 di London dan satu di Newcastle, yang tidak diketahui ada hubungannya dengan penyakit apa pun. “Investigasi sedang dilakukan untuk membangun hubungan antara 4 kasus terbaru, yang semuanya tampaknya telah terinfeksi di London,” keterangan UKHSA.

UKHSA menambahkan, 4 kasus ini mengidentifikasi infeksi terjadi pada pria gay, biseksual, atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria. “Kami secara khusus mendesak pria gay dan biseksual untuk waspada terhadap ruam atau lesi yang tidak biasa. Segera menghubungi layanan kesehatan seksual,” kata Dr Susan Hopkins.

Risiko keseluruhan tertular virus cacar monyet tetap rendah di kalarangan masyarakat umum, karena sekali lagi, patogen membutuhkan kontak secara dekat dalam waktu yang lama untuk menyebar. Situs berita Spanyol El País melaporkan bahwa delapan kasus yang dicurigai di Spanyol pada awalnya ditandai berasal dari sebuah klinik yang merawat penyakit menular seksual.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1733 seconds (0.1#10.140)