Reruntuhan Kota Tua Muncul dari Dasar Sungai Tigris, Ditemukan Struktur Istana dan Artefak Berharga
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Reruntuhan bangunan kota tua berusia 3.400 tahun tiba-tiba muncul dari dasar sungai Tigris di Mosul, Irak . Tim arkeolog Jerman dan Kurdi menemukan bangunan istana Kekaisaran Mittani dan sejumlah artefak berharga.
Permukiman kota kuno ini muncul dari dasar sungai Tigris setelah permukaan airnya menyusut akibat kekeringan esktrem di Irak dan membuat waduk Mosul kering. Kota yang luas dengan istana dan beberapa bangunan besar bisa jadi dikenal dengan Zakhiku kuno, sebagai pusat penting di Kekaisaran Mittani (1550-1350 SM).
Munculnya kembali kota Zaman Perunggu yang telah tenggelam beberapa dekade mengundang para peneliti dan arkeologi langsung melakukan survei. Penemuan kota kuno ini terletak di Kemune di Wilayah Kurdistan Irak.
Peristiwa tak terduga ini membuat para arkeolog untuk segera mendokumentasikan dan meneliti berbagai artefak yang ditemukan. Sebab, jika permukaan air sungai naik kembali akan membuat proses penelitian menjadi lebih sulit.
Arkeolog Kurdi Dr Hasan Ahmed Qasim, ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan, dan arkeolog Jerman Jun.-Prof Dr Ivana Puljiz (University of Freiburg) dan Prof Dr Peter Pfalzner (University of Tübingen) secara spontan memutuskan melakukan penggalian penyelamatan bersama di Kemune. Ini terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022 bekerja sama dengan Direktorat Purbakala dan Warisan di Duhok (Wilayah Kurdistan Irak).
Sebuah tim untuk penggalian penyelamatan dibentuk dalam beberapa hari. Pendanaan untuk pekerjaan itu diperoleh dalam waktu singkat dari Fritz Thyssen Foundation melalui Universitas Freiburg. Tim arkeologi Jerman-Kurdi berpacu dengan waktu sebelumpermukaan air naik memenuhi kembali sungai Tigris.
Dalam waktu singkat, para peneliti berhasil memetakan sebagian besar kota. Selain sebuah istana, yang telah didokumentasikan, beberapa bangunan besar lainnya ditemukan berupa benteng besar dengan tembok dan menara.
Ada juga, bangunan penyimpanan bertingkat yang monumental dan kompleks industri. Kompleks perkotaan yang luas berasal dari zaman Kekaisaran Mittani, yang menguasai sebagian besar Mesopotamia utara dan Suriah.
“Bangunan yang besar sangat penting karena sejumlah besar barang pasti telah disimpan di dalamnya, mungkin dibawa dari seluruh wilayah. Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani,” kata Ivana Puljiz dikutip dari laman Phys, Senin (30/5/2022).
Tim peneliti tercengang dengan penemuan kondisi dinding yang terpelihara dengan baik, kadang-kadang hingga ketinggian beberapa meter. Padahal dindingnya terbuat dari batu bata lumpur yang dijemur dan berada di bawah air selama lebih dari 40 tahun.
Pelestarian yang baik ini disebabkan oleh fakta bahwa kota itu hancur dalam gempa bumi sekitar tahun 1350 SM, di mana bagian atas tembok yang runtuh mengubur bangunan. Yang menarik adalah penemuan lima bejana keramik yang berisi arsip lebih dari 100 tablet berhuruf paku.
Mereka berasal dari periode Asyur Tengah, tak lama setelah bencana gempa bumi melanda kota itu. Beberapa loh tanah liat, yang mungkin berupa huruf, bahkan masih berada di dalam amplop tanah liatnya.
Para peneliti berharap penemuan ini akan memberikan informasi penting tentang akhir kota periode Mittani dan awal pemerintahan Asyur di wilayah tersebut. “Hampir merupakan keajaiban bahwa tablet runcing yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar bertahan selama beberapa dekade di bawah air,” kata Peter Pfalzner.
Permukiman kota kuno ini muncul dari dasar sungai Tigris setelah permukaan airnya menyusut akibat kekeringan esktrem di Irak dan membuat waduk Mosul kering. Kota yang luas dengan istana dan beberapa bangunan besar bisa jadi dikenal dengan Zakhiku kuno, sebagai pusat penting di Kekaisaran Mittani (1550-1350 SM).
Munculnya kembali kota Zaman Perunggu yang telah tenggelam beberapa dekade mengundang para peneliti dan arkeologi langsung melakukan survei. Penemuan kota kuno ini terletak di Kemune di Wilayah Kurdistan Irak.
Peristiwa tak terduga ini membuat para arkeolog untuk segera mendokumentasikan dan meneliti berbagai artefak yang ditemukan. Sebab, jika permukaan air sungai naik kembali akan membuat proses penelitian menjadi lebih sulit.
Arkeolog Kurdi Dr Hasan Ahmed Qasim, ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan, dan arkeolog Jerman Jun.-Prof Dr Ivana Puljiz (University of Freiburg) dan Prof Dr Peter Pfalzner (University of Tübingen) secara spontan memutuskan melakukan penggalian penyelamatan bersama di Kemune. Ini terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022 bekerja sama dengan Direktorat Purbakala dan Warisan di Duhok (Wilayah Kurdistan Irak).
Sebuah tim untuk penggalian penyelamatan dibentuk dalam beberapa hari. Pendanaan untuk pekerjaan itu diperoleh dalam waktu singkat dari Fritz Thyssen Foundation melalui Universitas Freiburg. Tim arkeologi Jerman-Kurdi berpacu dengan waktu sebelumpermukaan air naik memenuhi kembali sungai Tigris.
Dalam waktu singkat, para peneliti berhasil memetakan sebagian besar kota. Selain sebuah istana, yang telah didokumentasikan, beberapa bangunan besar lainnya ditemukan berupa benteng besar dengan tembok dan menara.
Ada juga, bangunan penyimpanan bertingkat yang monumental dan kompleks industri. Kompleks perkotaan yang luas berasal dari zaman Kekaisaran Mittani, yang menguasai sebagian besar Mesopotamia utara dan Suriah.
“Bangunan yang besar sangat penting karena sejumlah besar barang pasti telah disimpan di dalamnya, mungkin dibawa dari seluruh wilayah. Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani,” kata Ivana Puljiz dikutip dari laman Phys, Senin (30/5/2022).
Tim peneliti tercengang dengan penemuan kondisi dinding yang terpelihara dengan baik, kadang-kadang hingga ketinggian beberapa meter. Padahal dindingnya terbuat dari batu bata lumpur yang dijemur dan berada di bawah air selama lebih dari 40 tahun.
Pelestarian yang baik ini disebabkan oleh fakta bahwa kota itu hancur dalam gempa bumi sekitar tahun 1350 SM, di mana bagian atas tembok yang runtuh mengubur bangunan. Yang menarik adalah penemuan lima bejana keramik yang berisi arsip lebih dari 100 tablet berhuruf paku.
Mereka berasal dari periode Asyur Tengah, tak lama setelah bencana gempa bumi melanda kota itu. Beberapa loh tanah liat, yang mungkin berupa huruf, bahkan masih berada di dalam amplop tanah liatnya.
Para peneliti berharap penemuan ini akan memberikan informasi penting tentang akhir kota periode Mittani dan awal pemerintahan Asyur di wilayah tersebut. “Hampir merupakan keajaiban bahwa tablet runcing yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar bertahan selama beberapa dekade di bawah air,” kata Peter Pfalzner.
(wib)