Ramalan Jayabaya tentang Ratu Adil, Miliki Kaitan dengan Tokoh Bersejarah
loading...
A
A
A
Peristiwa gerakan Ratu Adil ada dan mengakar sesuai pembelaan yang disampaikan Ir. Sukarno dalam persidangan pengadilan negeri Bandung tahun 1930 M. Ir Soekarno menyatakan :
"Haraplah pikirkan tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat. Apakah sebabnya seringkali kita mendengar bahwa di desa ini atau di desa itu telah muncul seorang “Imam Mahdi” atau “Heru Cakra” atau turunan seorang Wali Sanga. Tak lain tak bukanlah oleh karena hati rakyat yang menangis itu, tak berhenti-hentinya, yak habis-habisnya menunggu-nunggu atau mengharap-harapkan datangnya pertolongan, sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak hentihentinya pula saban jam, saban menit, saban detik, menunggu-nunggu dan mengharap-harapkan: kapan, kapankah matahari terbit.
Dalam ramalan R. Ng. Ranggawarsita menyebutkan kelahiran ratu adil adalah tahun 1877 Jawa bertepatan dengan tahun 1945 Masehi. Tahun tersebut merupakan kemunculan Ratu Amisan yang diungkapkan dalam jangka Jayabaya. Ramalan dalam kitab Joko Lodhang ini dipersonifikasikan dalam sosok Ir. Soekarno sebagai plokamator yang memimpin kemerdekaan Indonesia.
Kemunculan Ratu Adil selalu dinantikan kehadirannya oleh masyarakat Indonesia.Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa dengan datangnya Ratu Adil akan memberikan jalan keluar atas kerusakan tatanan sosial-politik, sosial-ekonomi dan sosial-budaya.
"Haraplah pikirkan tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat. Apakah sebabnya seringkali kita mendengar bahwa di desa ini atau di desa itu telah muncul seorang “Imam Mahdi” atau “Heru Cakra” atau turunan seorang Wali Sanga. Tak lain tak bukanlah oleh karena hati rakyat yang menangis itu, tak berhenti-hentinya, yak habis-habisnya menunggu-nunggu atau mengharap-harapkan datangnya pertolongan, sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak hentihentinya pula saban jam, saban menit, saban detik, menunggu-nunggu dan mengharap-harapkan: kapan, kapankah matahari terbit.
Dalam ramalan R. Ng. Ranggawarsita menyebutkan kelahiran ratu adil adalah tahun 1877 Jawa bertepatan dengan tahun 1945 Masehi. Tahun tersebut merupakan kemunculan Ratu Amisan yang diungkapkan dalam jangka Jayabaya. Ramalan dalam kitab Joko Lodhang ini dipersonifikasikan dalam sosok Ir. Soekarno sebagai plokamator yang memimpin kemerdekaan Indonesia.
Kemunculan Ratu Adil selalu dinantikan kehadirannya oleh masyarakat Indonesia.Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa dengan datangnya Ratu Adil akan memberikan jalan keluar atas kerusakan tatanan sosial-politik, sosial-ekonomi dan sosial-budaya.
(bim)