Ratusan Gajah Afrika Dilaporkan Mati karena Sebab yang Belum Diketahui
loading...
A
A
A
BOSTWANA - Jumlah populasi gajah di dunia saat ini semakin menurun. Keprihatinan tersebut ditambah lagi dengan laporan terbaru yang menyebutkan bahwa lebih dari 350 gajah di Bostwana, Afrika Selatan, mati mendadak sejak awal Mei lalu.
Namun, para ilmuwan belum dapat memastikan penyebab kematian mamalia darat besar itu. Padahal, sepertiga dari total populasi gajah di Afrika berada di sana. BACA JUGA - Gendong Mesin 155cc, Yamaha Siap Hadirkan Pesaing NMax
Niall McCann dari Lembaga National Park Rescue, menuturkan musibah tersebut diketahui oleh koleganya di Afrika. Bangkai-bangkai gajah itu terlihat dari foto yang diambil dari udara. BACA JUGA - Lawan Brompton, KTM dan Harley-Davidson Produksi Sepeda Gaya-Gayaan
Mereka awalnya melihat 169 bangkai gajah. Tetapi setelah dilakukan pencarian lanjutan, totalnya mencapai lebih dari 350 ekor. “Peristiwa kematian gajah bukan karena kekeringan belum pernah terjadi sebelumnya,” tutur McCann, dikutip dari BBC, Jumat (3/7/2020).
Pemerintah Bostnawa sudah diberitahu perihal ini, dan menyimpulkan tewasnya ratusan gajah itu bukan karena perburuan liar yang ingin mengambil gadingnya, karena semua gading gajah yang mati masih utuh pada tempatnya.
Racun juga bukan penyebab kematian. Sebab, satu-satunya fauna yang mati hanyalah gajah. Sedangkan hewan yang lain tidak ditemukan bangkainya. Banyak di antara para gajah yang mati mengeluarkan kotoran. Bahkan, muncul dugaan sebelum mati ada gajah yang berputar-putar.
Jika melihat perilaku itu, gajah tersebut seperti menahan sakit dari dalam tubuhnya. Menurut McCann, ada sistem saraf gajah yang terserang hingga membuatnya mati.
McCann juga mengatakan, jika benar ratusan gajah itu mati karena penyakit yang berasal dari air atau tanah, tidak menutup kemungkinan bisa menular ke manusia.
Para ilmuwan sedang melakukan penelitian lanjutan mencari tahu penyebab kematian. Diharapkan beberapa pekan ke depan sudah ada hasilnya.
Namun, para ilmuwan belum dapat memastikan penyebab kematian mamalia darat besar itu. Padahal, sepertiga dari total populasi gajah di Afrika berada di sana. BACA JUGA - Gendong Mesin 155cc, Yamaha Siap Hadirkan Pesaing NMax
Niall McCann dari Lembaga National Park Rescue, menuturkan musibah tersebut diketahui oleh koleganya di Afrika. Bangkai-bangkai gajah itu terlihat dari foto yang diambil dari udara. BACA JUGA - Lawan Brompton, KTM dan Harley-Davidson Produksi Sepeda Gaya-Gayaan
Mereka awalnya melihat 169 bangkai gajah. Tetapi setelah dilakukan pencarian lanjutan, totalnya mencapai lebih dari 350 ekor. “Peristiwa kematian gajah bukan karena kekeringan belum pernah terjadi sebelumnya,” tutur McCann, dikutip dari BBC, Jumat (3/7/2020).
Pemerintah Bostnawa sudah diberitahu perihal ini, dan menyimpulkan tewasnya ratusan gajah itu bukan karena perburuan liar yang ingin mengambil gadingnya, karena semua gading gajah yang mati masih utuh pada tempatnya.
Racun juga bukan penyebab kematian. Sebab, satu-satunya fauna yang mati hanyalah gajah. Sedangkan hewan yang lain tidak ditemukan bangkainya. Banyak di antara para gajah yang mati mengeluarkan kotoran. Bahkan, muncul dugaan sebelum mati ada gajah yang berputar-putar.
Jika melihat perilaku itu, gajah tersebut seperti menahan sakit dari dalam tubuhnya. Menurut McCann, ada sistem saraf gajah yang terserang hingga membuatnya mati.
McCann juga mengatakan, jika benar ratusan gajah itu mati karena penyakit yang berasal dari air atau tanah, tidak menutup kemungkinan bisa menular ke manusia.
Para ilmuwan sedang melakukan penelitian lanjutan mencari tahu penyebab kematian. Diharapkan beberapa pekan ke depan sudah ada hasilnya.
(wbs)