Tragedi Nuklir Chernoby Hasilkan Katak Mutasi Berwarna Hitam Gelap

Minggu, 09 Oktober 2022 - 08:00 WIB
loading...
Tragedi Nuklir Chernoby...
Katak yang ada di dekat lokasi tragedi PLTN Chernobyl, Rusia telah berubah warna dari hijau menjadi hitam gelap (kiri). Foto/Dailymail
A A A
JAKARTA - Tragedi ledakan reaktor nuklir yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Rusia, pada 36 tahun yang lalu menghasilkan hewan mutasi yang sangat aneh dan unik yakni katak pohon berwarna hitam. Katak pohon yang semula berwarna hijau terang itu kini berubah warna jadi hitam gelap.

Diketahui pada 1986, PLTN yang ada di sebelah utara Ukraina itu, mengalami peristiwa naas ledakan reaktor nuklir. Akibat peristiwa ituy menyebabkan 28 orang tewas dan ratusan ribu penduduk Chernobyl harus mengungsi karena adanya potensi paparan radiasi.

Saat itu ratusan ribu warga Chernobyl berhasil menyelamatkan diri. Hanya saja makhluk hidup yang ada di wilayah itu ada yang justru tidak pergi dari Chernobyl. Salah satunya adalah katak pohon berwarna hijau yang kini sudah berganti warna.

Disebutkan Daily Mail para ilmuwan menganalisa perubahan kulit yang jadi gelap itu sangat mungkin membantu para kodok pohon beradaptasi dengan paparan radiasi di wilayah seluas 10.000 meter per segi itu. German Orizaola, peneliti dari University of Oviedo mengatakan keberadaan kodok-kodok berwarna hitam itu banyak ditemukan di wilayah Chernobyl. Terutama di lokasi kejadian PLTN.



Tragedi Nuklir Chernoby Hasilkan Katak Mutasi Berwarna Hitam Gelap


Mereka kemudian mengumpulkan sebanyak 200 katak jantan dari 12 lokasi berbeda di Chernobyl. Lokasi-lokasi yang dipilih juga ditentukan berdasarkan tingkat radiasi.

Dari situ mereka mengetahui katak-katak yang ditemukan di lokasi ledakan PLTN Chernobyl jauh lebih hitam dibanding wilayah lain. Pada umumnya menurut German Orizaola perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi karena adanya melanin.

"Dalam hal katak Chernoby, melanin justru melindungi hewan-hewan itu dari kerusakan yang disebabkan oleh radiasi nuklir," ujarnya.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3930 seconds (0.1#10.140)