Tragedi Nuklir Chernoby Hasilkan Katak Mutasi Berwarna Hitam Gelap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tragedi ledakan reaktor nuklir yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Rusia, pada 36 tahun yang lalu menghasilkan hewan mutasi yang sangat aneh dan unik yakni katak pohon berwarna hitam. Katak pohon yang semula berwarna hijau terang itu kini berubah warna jadi hitam gelap.
Diketahui pada 1986, PLTN yang ada di sebelah utara Ukraina itu, mengalami peristiwa naas ledakan reaktor nuklir. Akibat peristiwa ituy menyebabkan 28 orang tewas dan ratusan ribu penduduk Chernobyl harus mengungsi karena adanya potensi paparan radiasi.
Saat itu ratusan ribu warga Chernobyl berhasil menyelamatkan diri. Hanya saja makhluk hidup yang ada di wilayah itu ada yang justru tidak pergi dari Chernobyl. Salah satunya adalah katak pohon berwarna hijau yang kini sudah berganti warna.
Disebutkan Daily Mail para ilmuwan menganalisa perubahan kulit yang jadi gelap itu sangat mungkin membantu para kodok pohon beradaptasi dengan paparan radiasi di wilayah seluas 10.000 meter per segi itu. German Orizaola, peneliti dari University of Oviedo mengatakan keberadaan kodok-kodok berwarna hitam itu banyak ditemukan di wilayah Chernobyl. Terutama di lokasi kejadian PLTN.
Mereka kemudian mengumpulkan sebanyak 200 katak jantan dari 12 lokasi berbeda di Chernobyl. Lokasi-lokasi yang dipilih juga ditentukan berdasarkan tingkat radiasi.
Dari situ mereka mengetahui katak-katak yang ditemukan di lokasi ledakan PLTN Chernobyl jauh lebih hitam dibanding wilayah lain. Pada umumnya menurut German Orizaola perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi karena adanya melanin.
"Dalam hal katak Chernoby, melanin justru melindungi hewan-hewan itu dari kerusakan yang disebabkan oleh radiasi nuklir," ujarnya.
Faktanya, katak-katak yang ditemukan di lokasi ledakan PLTN Chernobyl memang jauh lebih hitam dibanding lainnya. Dari fakta itu German Orizaola menganalisa bahwa katak-katak yang memiliki kondisi kulit yang lebih gelap bisa bertahan hidup lebih baik saat radiasi nuklir terjadi di Chernobyl.
Hal itu didasarkan pada jumlah katak hitam yang saat ini lebih banyak ditemukan di Chernobyl. "Berdasarkan skenario itu, katak yang kulitnya lebih gelap lebih mudah selamat dari radiasi nuklir ketimbang katak berwarna hijau. Mereka juga tetap bereproduksi dengan baik di tengah tragedi itu," jelasnyta.
Hanya saja saat ini dominasi katak hitam di Chernobyl akan sedikit berkurang. Pasalnya paparan radiasi di wilayah tersebut semakin berkurang seiring tahun.
"Peran pelindung melanin tidak begitu penting saat ini karena tingkat radiasi yang jauh lebih rendah. Bisa jadi keberadaan katak-katak hitam itu akan berkurang," jelas German Orizaola.
Diketahui pada 1986, PLTN yang ada di sebelah utara Ukraina itu, mengalami peristiwa naas ledakan reaktor nuklir. Akibat peristiwa ituy menyebabkan 28 orang tewas dan ratusan ribu penduduk Chernobyl harus mengungsi karena adanya potensi paparan radiasi.
Saat itu ratusan ribu warga Chernobyl berhasil menyelamatkan diri. Hanya saja makhluk hidup yang ada di wilayah itu ada yang justru tidak pergi dari Chernobyl. Salah satunya adalah katak pohon berwarna hijau yang kini sudah berganti warna.
Disebutkan Daily Mail para ilmuwan menganalisa perubahan kulit yang jadi gelap itu sangat mungkin membantu para kodok pohon beradaptasi dengan paparan radiasi di wilayah seluas 10.000 meter per segi itu. German Orizaola, peneliti dari University of Oviedo mengatakan keberadaan kodok-kodok berwarna hitam itu banyak ditemukan di wilayah Chernobyl. Terutama di lokasi kejadian PLTN.
Mereka kemudian mengumpulkan sebanyak 200 katak jantan dari 12 lokasi berbeda di Chernobyl. Lokasi-lokasi yang dipilih juga ditentukan berdasarkan tingkat radiasi.
Dari situ mereka mengetahui katak-katak yang ditemukan di lokasi ledakan PLTN Chernobyl jauh lebih hitam dibanding wilayah lain. Pada umumnya menurut German Orizaola perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi karena adanya melanin.
"Dalam hal katak Chernoby, melanin justru melindungi hewan-hewan itu dari kerusakan yang disebabkan oleh radiasi nuklir," ujarnya.
Faktanya, katak-katak yang ditemukan di lokasi ledakan PLTN Chernobyl memang jauh lebih hitam dibanding lainnya. Dari fakta itu German Orizaola menganalisa bahwa katak-katak yang memiliki kondisi kulit yang lebih gelap bisa bertahan hidup lebih baik saat radiasi nuklir terjadi di Chernobyl.
Hal itu didasarkan pada jumlah katak hitam yang saat ini lebih banyak ditemukan di Chernobyl. "Berdasarkan skenario itu, katak yang kulitnya lebih gelap lebih mudah selamat dari radiasi nuklir ketimbang katak berwarna hijau. Mereka juga tetap bereproduksi dengan baik di tengah tragedi itu," jelasnyta.
Hanya saja saat ini dominasi katak hitam di Chernobyl akan sedikit berkurang. Pasalnya paparan radiasi di wilayah tersebut semakin berkurang seiring tahun.
"Peran pelindung melanin tidak begitu penting saat ini karena tingkat radiasi yang jauh lebih rendah. Bisa jadi keberadaan katak-katak hitam itu akan berkurang," jelas German Orizaola.
(wsb)