Begini Kondisi Bumi Jika Terjadi Perang Nuklir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ancaman perang nuklir bisa terjadi kapan saja menyusul ketegangan yang terjadi antara beberapa negara yang memiliki senjata nuklir . Apalagi beberapa negara sudah menyiagakan senjata nuklir yang dimiliki, seperti Korea Utara, Amerika Serikat, dan Rusia.
Apa yang terjadi jika perang nuklir benar-benar terjadi? Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, perang nuklir akan menghancurkan semua lautan dan daratan di Bumi, dengan beberapa efek yang berlangsung ribuan tahun. Studi baru ini dipimpin oleh Cheryl Harrison di Louisiana State University di Baton Rouge.
“Tidak masalah siapa yang mengebom siapa. Bisa jadi India dan Pakistan atau NATO dan Rusia. Begitu asap dilepaskan ke atmosfer bagian atas, asap itu menyebar secara global dan mempengaruhi semua orang,” kata Harrison dalam sebuah pernyataan pada bulan Juli, dikutip SINDOnews dari laman earthsky, Kamis (10/11/2022).
Simulasi para ilmuwan ini menunjukkan kondisi ini bisa terjadi akibat ledakan senjata nuklir melalui tindakan perang yang disengaja, kecelakaan atau ketidaksengajaan, dan peretasan. Dalam semua skenario simulasi para peneliti, badai api nuklir akan melepaskan jelaga dan asap ke atmosfer atas yang akan menghalangi matahari, yang mengakibatkan gagal panen di seluruh dunia.
Pada bulan pertama setelah ledakan nuklir, suhu global rata-rata akan turun sekitar 13 derajat Fahrenheit atau sekitar 7 derajat Celcius. Kondisi ini berarti terjadi perubahan suhu yang lebih besar daripada di Zaman Es terakhir.
Suhu laut akan turun dengan cepat dan tidak akan kembali ke keadaan sebelum perang bahkan setelah asap menghilang. Saat Bumi semakin dingin, es laut mengembang lebih dari 6 juta mil persegi dan kedalaman 6 kaki di beberapa cekungan yang menghalangi pelabuhan utama termasuk Pelabuhan Tianjin di Beijing, Kopenhagen, dan St. Petersburg.
Es laut akan menyebar ke daerah pantai yang biasanya bebas es menghalangi pengiriman melintasi belahan bumi Utara sehingga sulit untuk mendapatkan makanan. Termasuk pasokan ke beberapa kota seperti Shanghai, di mana kapal tidak siap menghadapi es laut.
Penurunan mendadak dalam cahaya dan suhu laut, terutama dari Arktik ke Atlantik Utara dan Samudra Pasifik Utara, akan membunuh ganggang laut. Ini akan menciptakan kelaparan makhluk hidup di laut karena ganggang merupakan sumber makanan utama dari rantai jaring makanan di laut. Keadaan ini akan menghentikan sebagian besar penangkapan ikan.
Apa yang terjadi jika perang nuklir benar-benar terjadi? Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, perang nuklir akan menghancurkan semua lautan dan daratan di Bumi, dengan beberapa efek yang berlangsung ribuan tahun. Studi baru ini dipimpin oleh Cheryl Harrison di Louisiana State University di Baton Rouge.
“Tidak masalah siapa yang mengebom siapa. Bisa jadi India dan Pakistan atau NATO dan Rusia. Begitu asap dilepaskan ke atmosfer bagian atas, asap itu menyebar secara global dan mempengaruhi semua orang,” kata Harrison dalam sebuah pernyataan pada bulan Juli, dikutip SINDOnews dari laman earthsky, Kamis (10/11/2022).
Simulasi para ilmuwan ini menunjukkan kondisi ini bisa terjadi akibat ledakan senjata nuklir melalui tindakan perang yang disengaja, kecelakaan atau ketidaksengajaan, dan peretasan. Dalam semua skenario simulasi para peneliti, badai api nuklir akan melepaskan jelaga dan asap ke atmosfer atas yang akan menghalangi matahari, yang mengakibatkan gagal panen di seluruh dunia.
Pada bulan pertama setelah ledakan nuklir, suhu global rata-rata akan turun sekitar 13 derajat Fahrenheit atau sekitar 7 derajat Celcius. Kondisi ini berarti terjadi perubahan suhu yang lebih besar daripada di Zaman Es terakhir.
Suhu laut akan turun dengan cepat dan tidak akan kembali ke keadaan sebelum perang bahkan setelah asap menghilang. Saat Bumi semakin dingin, es laut mengembang lebih dari 6 juta mil persegi dan kedalaman 6 kaki di beberapa cekungan yang menghalangi pelabuhan utama termasuk Pelabuhan Tianjin di Beijing, Kopenhagen, dan St. Petersburg.
Es laut akan menyebar ke daerah pantai yang biasanya bebas es menghalangi pengiriman melintasi belahan bumi Utara sehingga sulit untuk mendapatkan makanan. Termasuk pasokan ke beberapa kota seperti Shanghai, di mana kapal tidak siap menghadapi es laut.
Penurunan mendadak dalam cahaya dan suhu laut, terutama dari Arktik ke Atlantik Utara dan Samudra Pasifik Utara, akan membunuh ganggang laut. Ini akan menciptakan kelaparan makhluk hidup di laut karena ganggang merupakan sumber makanan utama dari rantai jaring makanan di laut. Keadaan ini akan menghentikan sebagian besar penangkapan ikan.