Ramalan Jayabaya Tentang Zaman Kehancuran, Peralihan sebelum Datangnya Era Kedamaian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jayabaya dikenal sebagian besar orang dengan ramalan-ramalannya yang cukup menarik perhatian. Kumpulan ramalan tersebut pada keberlanjutannya sering disebut dengan ramalan Jayabaya.
Melihat asal-usulnya, Jayabaya ini dulunya diketahui sebagai seorang Raja di Kerajaan Kediri. Menurut sebagian masyarakat Jawa, Jayabaya ini disebut memiliki ketajam intuisi yang dikenal dengan Kewaskitan.
Baca juga : Ramalan Jayabaya Sebut Tahun 2022 Awal Menuju Kiamat
Dari sekian banyak ramalan yang pernah dikeluarkannya, salah satu yang cukup menarik perhatian adalah tentang zaman kehancuran. Ramalan Jayabaya menyebutkan secara tersirat terkait tanda-tanda yang berhubungan dengan akhir zaman .
Pengageng Keraton Nusantara PNA Masud Thoyib Adiningrat menafsirkan bahwa ramalan tanda-tanda zaman kehancuran versi Jayabaya ini menggambarkan dunia akan berada di zaman ketika semua kondisinya berbalik dari sebelumnya.
Mengutip informasi dari jurnal berjudul ‘Ramalan Jayabaya: Apakah Dapat Menghambat Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir’ karya Ahmad Abu Hamid, tanah Jawa akan mengalami tiga zaman besar, yakni zaman kali suro, kali jaga, dan kali sangara.
Baca juga : Ramalan Jayabaya Soal Tahun Kembar Waktu Menuju Kiamat
Masing-masing zaman tersebut memiliki lama waktu sepanjang 700 masehi dan terbagi menjadi 7 zaman kecil dengan masa waktu 100 tahun masehi. Pada zaman kala bendu, kala suba dan kala sumbaga, beberapa ramalan Jayabaya ini menjadi kenyataan di zaman sekarang, berikut di antaranya.
-Amenangi jaman edan, ora edan ora komanan, sing waras pada nggragas, wong tani pada ditaleni, wong dora pada ura-ura.
-Bumi sang saya suwe sang saya mengkeret, sekilan bumi dipajeki, wong wadon nganggo penganggo lanang, iku tandane bakal nemoni wolak-waliking jaman,
-Sing gedhe rame, sing cilik kaceklik, sing ngawur pada makmur, sing ati ati pada sambat kepati-pati.
-akeh wong ngedol ilmu, njabane putih jerone dhadhu, ngakune suci nanging palsu, akeh bujuk akeh nglulu.
-Akeh udan salah mangsa, akeh prawan tua, akeh randha nglahirake anak, akeh anak nggoleki bapake.
-Dan lainnya.
Nantinya, ketika zaman kala bendu, kala suba, dan kala sumbaga ini berakhir, akan datang zaman kala surasa yang berarti kehalusan. Selain itu, pada zaman surasa ini akan datang sang Ratu Adil yang membawa ketenangan masyarakat, kemaslahatan tanah Jawa, dan ketertiban bernegara.
Melihat asal-usulnya, Jayabaya ini dulunya diketahui sebagai seorang Raja di Kerajaan Kediri. Menurut sebagian masyarakat Jawa, Jayabaya ini disebut memiliki ketajam intuisi yang dikenal dengan Kewaskitan.
Baca juga : Ramalan Jayabaya Sebut Tahun 2022 Awal Menuju Kiamat
Dari sekian banyak ramalan yang pernah dikeluarkannya, salah satu yang cukup menarik perhatian adalah tentang zaman kehancuran. Ramalan Jayabaya menyebutkan secara tersirat terkait tanda-tanda yang berhubungan dengan akhir zaman .
Pengageng Keraton Nusantara PNA Masud Thoyib Adiningrat menafsirkan bahwa ramalan tanda-tanda zaman kehancuran versi Jayabaya ini menggambarkan dunia akan berada di zaman ketika semua kondisinya berbalik dari sebelumnya.
Mengutip informasi dari jurnal berjudul ‘Ramalan Jayabaya: Apakah Dapat Menghambat Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir’ karya Ahmad Abu Hamid, tanah Jawa akan mengalami tiga zaman besar, yakni zaman kali suro, kali jaga, dan kali sangara.
Baca juga : Ramalan Jayabaya Soal Tahun Kembar Waktu Menuju Kiamat
Masing-masing zaman tersebut memiliki lama waktu sepanjang 700 masehi dan terbagi menjadi 7 zaman kecil dengan masa waktu 100 tahun masehi. Pada zaman kala bendu, kala suba dan kala sumbaga, beberapa ramalan Jayabaya ini menjadi kenyataan di zaman sekarang, berikut di antaranya.
-Amenangi jaman edan, ora edan ora komanan, sing waras pada nggragas, wong tani pada ditaleni, wong dora pada ura-ura.
-Bumi sang saya suwe sang saya mengkeret, sekilan bumi dipajeki, wong wadon nganggo penganggo lanang, iku tandane bakal nemoni wolak-waliking jaman,
-Sing gedhe rame, sing cilik kaceklik, sing ngawur pada makmur, sing ati ati pada sambat kepati-pati.
-akeh wong ngedol ilmu, njabane putih jerone dhadhu, ngakune suci nanging palsu, akeh bujuk akeh nglulu.
-Akeh udan salah mangsa, akeh prawan tua, akeh randha nglahirake anak, akeh anak nggoleki bapake.
-Dan lainnya.
Nantinya, ketika zaman kala bendu, kala suba, dan kala sumbaga ini berakhir, akan datang zaman kala surasa yang berarti kehalusan. Selain itu, pada zaman surasa ini akan datang sang Ratu Adil yang membawa ketenangan masyarakat, kemaslahatan tanah Jawa, dan ketertiban bernegara.
(bim)