Terungkap Rahasia Burung Camar Memiliki Sayap Berwarna Gelap, Punya Fungsi Vital

Selasa, 22 November 2022 - 18:16 WIB
loading...
Terungkap Rahasia Burung Camar Memiliki Sayap Berwarna Gelap, Punya Fungsi Vital
Sayap burung camar yang berwarna gelap ternyata punya peran yang vital agar dapat terbang secara efesien dan lincah. Foto/newscientist
A A A
LONDON - Sayap burung camar yang berwarna gelap ternyata punya peran yang vital agar dapat terbang secara efesien dan lincah. Warna gelap membantu sayap burung camar yang pendek dan lebar dapat meluncur di udara dengan baik.

Jadi burung camar tetap dapat terbang sebaik dan selincah burung yang memiliki sayap panjang dan tipis. Alasannya, warna gelap pada sayap burung camar mampu mengurangi kepadatan udara di atasnya.

Pada tahun 2017, para ilmuwan menemukan bahwa permukaan atas sayap albatros yang berwarna hitam lebih hangat sekitar 10°C daripada permukaan putih di bawahnya. Kondisi ini mengurangi kepadatan udara di atasnya.

Warna gelap di bagian atas sayap burung camar yang pendek dan lebar juga membantu mengubah suhu udara di sekitarnya. Ini memungkinkan burung camar untuk meluncur secara efisien tanpa mengurangi kelincahannya.



Akibatnya, kekentalan udara meningkat, yang diterjemahkan menjadi tarikan yang lebih rendah dan daya angkat ekstra untuk peluncuran yang lebih efisien. “Begitu mereka berada di udara dan mencari makan, saat itulah pigmen gelap ini tampaknya ikut berperan,” kata Madeleine Goumas dari University of Exeter dikutip dari laman newscientist, Selasa (22/11/2022).

Burung yang meluncur cenderung memiliki sayap yang panjang dan tipis. Namun, burung camar memiliki trik yang memungkinkan untuk terbang dengan sayap yang pendek dan lebar.

Burung cenderung memiliki sayap yang relatif panjang dan tipis untuk mendukung penerbangan jarak jauh. Sedangkan sayap yang lebih pendek dan lebih lebar memungkinkan gerakan yang lebih hemat energi seperti berputar dan lepas landas.

“Burung camar selalu terbang dan lepas landas. Jika burung memiliki sayap panjang untuk meluncur, maka tidak bisa mengangkat tubuhnya. Tetapi beberapa burung camar laut mengembangkan sayap untuk melakukan keduanya,” kata Goumas.



Goumas meneliti warna, tubuh, dan bentuk sayap dari 50 spesies burung camar laut dengan mengukur lebar sayap dibandingkan dengan lebar sayap, dikenal sebagai rasio aspek. Kemudian menghitung massa tubuh dibandingkan dengan ukuran sayap, yang dikenal sebagai beban sayap.

Kemudian dia mengevaluasi bagaimana rasio tersebut berhubungan dengan pewarnaan di bagian belakang dan permukaan atas sayap dan di ujung sayap. Goumas menemukan bahwa beban sayap yang lebih besar dikaitkan dengan warna abu-abu yang lebih gelap pada mantel dan proporsi tanda hitam pada ujung sayap.

Lebih khusus lagi, spesies dengan tubuh lebih besar dan sayap lebih kecil, seperti camar punggung hitam besar (Larus marinus) dan camar Olrog (Larus atlanticus), cenderung memiliki mantel dan ujung sayap yang lebih gelap. Sedangkan warna lebih terang pada burung dengan tubuh lebih kecil dan lebih lebar sayapnya, seperti burung camar gading (Pagophila eburnean) yang seluruhnya berwarna putih.

“Burung camar tidak seperti elang laut dan banyak burung laut lainnya, karena mereka menghabiskan banyak waktu di darat dan tidak banyak bergerak. Burung camar banyak terbang untuk mencari makan, jadi penghitungan ini masuk akal,” ujar Goumas.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)