150 Rumah Bersejarah Era Ottoman di Gaza Terabaikan

Jum'at, 02 Desember 2022 - 17:45 WIB
loading...
150 Rumah Bersejarah...
Pusat Reyad El-Alami untuk Warisan Palestina adalah rumah kuno di Lingkungan Daraj di Kota Tua Gaza. Usianya lebih dari 430 tahun dan berasal dari Era Ottoman. Foto/Palestinechronicle
A A A
GAZA - Gaza memiliki sekitar 150 rumah penting arkeologi dari era Ottoman yang berusia sekitar 450 tahun. Sebagian besar rumah bersejarah ini terabaikan karena kekurangan dana dan pengepungan yang berkepanjangan.

“Kementerian Pariwisata dan Purbakala bertanggung jawab atas rumah-rumah kuno tersebut. Namun, karena keadaan pengepungan Gaza dan sumber daya yang terbatas, Kementerian tidak memiliki sumber daya untuk memulihkan semua rumah ini,” kata Jamal Abu Raida, Direktur Pendanaan Purbakala Kementerian Pariwisata Palestina dikutip dari Palestinechronicle, Jumat (2/12/2022).

Pusat Reyad El-Alami untuk Warisan Palestina adalah rumah kuno di Lingkungan Daraj di Kota Tua Gaza. Usianya lebih dari 430 tahun dan berasal dari Era Ottoman. “Rumah kuno ini kekurangan infrastruktur dasar, seperti listrik dan air,” kata Abdul Hamid Rushdi Al-Alami yang bertanggung jawab atas rumah itu.



Rumah itu juga terkena dampak banyak perang, berupa pecahan kaca, pecahan tong, dan atap yang roboh. Terlepas dari semua ini, tidak ada bantuan yang pernah diterima.

Rumah itu pertama kali dihuni lebih dari 100 tahun lalu, oleh tujuh keluarga. Rumah itu juga penuh dengan kenangan pemiliknya. Di sinilah pemilik tumbuh dan mengalami suka dan duka.

“Banyak tawaran masuk untuk menghancurkan rumah dan mengubahnya menjadi proyek komersial, tetapi kami sebagai keluarga menolak. Kami ingin tempat ini tetap terbuka sebagai cara untuk memperkenalkan orang-orang akan pentingnya warisan Palestina,” kata Abu Hussein, pemilik rumah.

Berbeda dengan rumah Al-Alami, properti lain, Bait Sitti, mampu melestarikan fasilitas aslinya dan menjaga keutuhan sejarah arkeologisnya yang signifikan. Bangunan ini telah ada selama lebih dari 450 tahun. Baru-baru ini diubah menjadi restoran dan terletak di lingkungan zaitun Kota Gaza.



“Karena restoran Bait Sitti sudah sangat tua, terkadang pasir jatuh dari dindingnya. Pekerja kami rajin membersihkannya dan pemerintah merawatnya saat kami perlu memulihkannya,” kata Ahmed Fayez Al-Assi, putra pemilik Bait Sitti.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5444 seconds (0.1#10.140)