Bj Habibie Pernah Menolak Membuat Pesawat Spionase untuk Jerman, Begini Kisahnya

Rabu, 21 Desember 2022 - 14:39 WIB
loading...
Bj Habibie Pernah Menolak Membuat Pesawat Spionase untuk Jerman, Begini Kisahnya
Meski BJ Habibie telah wafat, berbagai kisah dari Presiden ke-3 RI itu masih menjadi kenangan publik. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Meski BJ Habibie telah wafat, berbagai kisah dari Presiden ke-3 RI itu masih menjadi kenangan publik. Salah satunya kisah saat negarawan sejati itu menolak membuat pesawat spionase untuk Jerman .

Berbagai prestasi gemilang yang ia peroleh sepanjang hidupnya, tidak hanya terukir di negara Indonesia saja. Namun ia juga pernah berkontribusi di dunia internasional, terutama pada produsen penerbangan pesawat dari Jerman.

Baca juga : Proyek Pesawat 'Warisan' BJ Habibie Diganti dengan Drone

Sepanjang karier dari Habibie memang tak lepas dari negara Jerman, banyak kenangan dan perjalanan hidup yang ia lalui disana. Kehidupan di Jerman dimulai dari pendidikan lanjutan di Universitas RWTH Aachen pada 1955 yang fokus kepada teknik penerbangan yakni penjurusan konstruksi pesawat terbang.

Setelah masa pendidikannya telah usai dengan hasil yang memuaskan, Habibie banyak ditawari pekerjaan dari berbagai perusahaan besar. Namun hanya satu perusahaan yang dipilihnya yakni perusahaan Hamburg.

Di perusahaan inilah awal dari perjalanan karier Habibie dalam bidang produksi pesawat terbang. Pada perusahaan ini Habibie telah mengembangkan beberapa teori yang masih digunakan hingga saat ini mulai dari teori termodinamika, konstruksi, dan aerodinamik.

Dengan adanya berbagai penemuan teori yang telah dikembangkannya, Habibie mendapat julukan baru di antara ilmuwan Jerman yakni The Faktor Habibie.

Selain menjadi penemu teori di Jerman, Habibie juga berhasil membuat desain pesawat Airbus A-300, penemu Helikopter Igor Sikorsky dan juga Charles Lindbergh.

Dengan adanya capaian tersebut, Habibie telah mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai negara mulai dari Amerika Serikat, Taiwan, Spanyol, Chile, Italia, Belgia dan Yordania.

Namun sebelum memutuskan pergi meninggalkan Jerman pada tahun 1973, Habibie dilema atas ajakan sahabatnya Adam Malik dan perintah dari Presiden Soeharto serta tawaran pekerjaan untuk membuat beberapa pesawat yang ada di Jerman.

Permintaan tersebut diawali dari pertemuannya dengan Adam Malik yang saat itu sedang menjabat sebagai Menteri Luar Neger di Eropa.

“Kamu berpikirlah untuk tanah air (Penerbangan Indonesia), cari jalan keluarnya untuk mengembangkan penerbangan yang ada di Indonesia” kata Adam Malik dikutip dari buku The True Life Of Habibie karya A. Makmur Makka.

Kemudian dilanjutkan Kolonel Subono Mantofani yang menerima pesan dari Presiden Soeharto, untuk memerintahkan Habibie sementara waktu untuk tetap tinggal di Jerman Barat.

Baca juga : Mengapa BJ Habibie Dijuluki Mr Crack? Ini Penjelasannya

Meskipun Habibie diperintahkan untuk tetap tinggal di Jerman, ia telah menyiapkan segala sesuatu yang mungkin saja diperlukan. Ada satu hal yang selalu terpikirkan dalam benak habibie, yakni pengalaman yang ia peroleh harus dimanfaatkan untuk pembangunan bangsanya.

Dengan adanya pendirian tersebut, ia pernah menolak ketika diminta untuk membuat desain dari salah satu pesawat untuk keperluan spionase Jerman. Pesawat spionase dari Jerman adalah sebuah pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dan memiliki ketinggian diatas 30.000 Km.

Selain itu, Habibie juga pernah mengabaikan sebuah tawaran dari perusahaannya yakni Hamburg yang pada saat itu diamanahi untuk menangani proyek - proyek pesawat kecil. Setelah mengabaikan penawaran tersebut, Habibie memiliki untuk Hamburg Flugzeugbau atau HFB.

HFB adalah sebuah tempat yang bertujuan untuk membangun bagian riset dan pengembangan yang memiliki kaitan erat dengan konstruksi pesawat terbang.

Alasan Habibie memilih HFB sebagai tempat kerjanya, karena dari HFB akan menjadi bekal sebelum ia terbang kembali ke Indonesia untuk mempersiapkan industri pesawat terbang di tanah air.

BJ Habibie adalah putra tanah air Indonesia yang memiliki jasa yang sangat besar dalam membangun perkembangan Industri pesawat terbang di Indonesia. Dengan kerja kerasnya ia bisa membangun pesawat tanah air N250 Gatotkaca, dan beberapa pesawat lain yang pernah dibangunnya seperti Dornier DO-31 dan R80.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1528 seconds (0.1#10.140)