Misteri Bulu Serigala Berubah Jadi Hitam Terungkap, Dipicu Virus Mematikan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Misteri perubahan warna bulu serigala abu-abu menjadi hitam di seluruh Amerika Utara dan Eurasia akhirnya terungkap. Fenomena itu menjadi misteri untuk waktu yang lama, tetapi sekarang para ilmuwan berhasil mengungkap bahwa perubahan itu membuat serigala lebih tahan penyakit.
Di benua Amerika Utara, khususnya, semakin jauh ke selatan, semakin banyak serigala berbulu hitam. Fenomena langka itu tidak dapat dijelaskan untuk waktu yang lama dan menarik perhatian para ilmuwan.
"Di sebagian besar dunia, serigala hitam tidak ada atau sangat langka. Namun di Amerika Utara, mereka umum di beberapa daerah dan tidak ada di daerah lain,” jelas ahli biologi Tim Coulson dari University of Oxford dikutip dari laman sciencealert, Senin (2/1/2023).
Sebuah tim internasional yang dipimpin oleh ahli ekologi Sarah Cubaynes dari University of Montpellier di Prancis melakukan penelitian yang berhasil mengungkap fenomena langka ini. Hasil diketahui bahwa penyebabnya adalah virus distemper anjing yang mematikan, sebagai pemicu banyaknya serigala berbulu hitam (Canis lupus).
Dalam kasus serigala, warna bulu serigala ditentukan oleh gen yang disebut CPD103, yang secara historis membuat bulu berwarna abu-abu. Setiap serigala memiliki dua salinan gen CPD103, masing-masing diwarisi dari orangtua.
Namun, mutasi gen CPD103 muncul pada anjing dan berpindah ke serigala, menghasilkan bulu hitam. Para ilmuwan menduga penyebab mutasi ini adalah virus distemper anjing. Sebab, wilayah DNA tempat tinggal CPD103 juga terlibat dalam pengkodean protein yang melindungi dari infeksi paru-paru seperti distemper anjing.
Ini berarti serigala dengan bulu hitam lebih mungkin bertahan dari penyakit distemper anjing yang mematikan. Kemudian, serigala hitam akan bereproduksi dan meneruskan varian CPD103 kepada anaknya.
Para peneliti menganalisis 12 populasi serigala di seluruh Amerika Utara untuk melihat korelasi antara antibodi distemper anjing dengan serigala berbulu hitam. Mereka menemukan serigala dengan antibodi memang lebih cenderung memiliki bulu hitam, terutama pada serigala yang lebih tua.
Di benua Amerika Utara, khususnya, semakin jauh ke selatan, semakin banyak serigala berbulu hitam. Fenomena langka itu tidak dapat dijelaskan untuk waktu yang lama dan menarik perhatian para ilmuwan.
"Di sebagian besar dunia, serigala hitam tidak ada atau sangat langka. Namun di Amerika Utara, mereka umum di beberapa daerah dan tidak ada di daerah lain,” jelas ahli biologi Tim Coulson dari University of Oxford dikutip dari laman sciencealert, Senin (2/1/2023).
Sebuah tim internasional yang dipimpin oleh ahli ekologi Sarah Cubaynes dari University of Montpellier di Prancis melakukan penelitian yang berhasil mengungkap fenomena langka ini. Hasil diketahui bahwa penyebabnya adalah virus distemper anjing yang mematikan, sebagai pemicu banyaknya serigala berbulu hitam (Canis lupus).
Dalam kasus serigala, warna bulu serigala ditentukan oleh gen yang disebut CPD103, yang secara historis membuat bulu berwarna abu-abu. Setiap serigala memiliki dua salinan gen CPD103, masing-masing diwarisi dari orangtua.
Namun, mutasi gen CPD103 muncul pada anjing dan berpindah ke serigala, menghasilkan bulu hitam. Para ilmuwan menduga penyebab mutasi ini adalah virus distemper anjing. Sebab, wilayah DNA tempat tinggal CPD103 juga terlibat dalam pengkodean protein yang melindungi dari infeksi paru-paru seperti distemper anjing.
Ini berarti serigala dengan bulu hitam lebih mungkin bertahan dari penyakit distemper anjing yang mematikan. Kemudian, serigala hitam akan bereproduksi dan meneruskan varian CPD103 kepada anaknya.
Para peneliti menganalisis 12 populasi serigala di seluruh Amerika Utara untuk melihat korelasi antara antibodi distemper anjing dengan serigala berbulu hitam. Mereka menemukan serigala dengan antibodi memang lebih cenderung memiliki bulu hitam, terutama pada serigala yang lebih tua.