Setelah Hilang Satu Abad, Buku Optik Isaac Newton Dilelang Rp6,98 Miliar
loading...
A
A
A
SAN FRANSISCO - Setelah dinyatakan hilang hampir satu abad, buku salinan Opticks karya Isaac Newton yang ditemukan akan dilelang dengan harga USD460.000 atau Rp6,98 miliar. Ini merupakan salah satu buku karya Newton dari tiga karya utama Revolusi Ilmiah tentang optik.
Buku itu adalah versi asli dari dua salinan yang awalnya disimpan di perpustakaan Newton. Ini merupakan risalah Newton yang mencerahkan tentang sifat dasar cahaya. Salinan yang telah lama hilang itu ditemukan oleh kolektor buku David DiLaura saat sedang memilah-milah koleksinya selama pandemi COVID-19.
Dikutip dari laman Live Science, Rabu (18/1/2023), saat menata koleksi bukunya, DiLaura, seorang profesor emeritus di University of Colorado, menemukan salinan buku Opticks Newton yang telah dibelinya 20 tahun sebelumnya. Pelat bukunya menunjukkan bahwa buku tersebut adalah edisi kedua yang dicetak pada tahun 1717 dan sebelumnya dimiliki oleh seorang pria bernama James Musgrave.
Pemeriksaan lebih dekat, mengungkapkan bahwa pelat buku kedua yang disembunyikan oleh yang pertama, mengungkapkan pemilik sebelumnya adalah Charles Huggins. Dengan meneliti kedua nama tersebut, DiLaura mengetahui bahwa setelah Newton meninggal tanpa surat wasiat pada tahun 1727.
Kemudian, buku dan barang miliknya dibeli oleh seseorang bernama John Huggins, yang memberikannya sebagai hadiah kepada putranya Charles, seorang rektor di Oxfordshire. Barang-barang tersebut diwariskan kepada penerus Charles sebagai rektor, James Musgrave.
Selanjutnya, buku itu diwariskan dari generasi ke generasi, sebelum sejumlah besar barang tersebut dijual pada tahun 1920. Buku tersebut kemudian dianggap hilang hingga penemuan DiLaura. Buku tersebut akan dijual di Rare Books San Francisco Fair pada 3 hingga 5 Februari 2023 dan diperkirakan akan mencapai harga USD460.000 atau Rp6,98 miliar.
Buku Opticks Newton pertama kali diterbitkan pada tahun 1704 dan merupakan puncak dari beberapa dekade penyelidikan fisikawan terhadap sifat cahaya. Newton menulis Opticks dalam bahasa Inggris yang populer dan vernakular, membuatnya dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.
Buku Opticks Newton berbeda dengan buku "Principia Mathematica" yang lebih terkenal berisi uraian tiga hukum gerak dan ditulis dalam bahasa Latin. Dari sekian banyak penemuan yang dirinci dalam halaman-halamannya, Newton menjelaskan bagaimana prisma kaca dapat memecah menjadi cahaya putih dan menyusunnya kembali dengan warna penyusun spektrum optik.
Buku salinan Opticks yang ditemukan oleh DiLaura diyakini sebagai salah satu dari dua edisi pribadi yang awalnya dimiliki oleh Newton dan disimpan dalam koleksi Perpustakaan Huntington. Salinan pribadi dan edisi pertama buku-buku Newton sangat langka dan diharapkan dapat dijual dengan harga tinggi.
Pada tahun 2016, edisi pertama Latin "Principia Mathematica" Newton dijual di Christie's di New York seharga USD3,7 juta (Rp56 miliar) kepada pembeli yang dirahasiakan. Rekor penjualan ini menjadikannya buku ilmiah termahal yang pernah dijual melalui lelang.
Buku itu adalah versi asli dari dua salinan yang awalnya disimpan di perpustakaan Newton. Ini merupakan risalah Newton yang mencerahkan tentang sifat dasar cahaya. Salinan yang telah lama hilang itu ditemukan oleh kolektor buku David DiLaura saat sedang memilah-milah koleksinya selama pandemi COVID-19.
Dikutip dari laman Live Science, Rabu (18/1/2023), saat menata koleksi bukunya, DiLaura, seorang profesor emeritus di University of Colorado, menemukan salinan buku Opticks Newton yang telah dibelinya 20 tahun sebelumnya. Pelat bukunya menunjukkan bahwa buku tersebut adalah edisi kedua yang dicetak pada tahun 1717 dan sebelumnya dimiliki oleh seorang pria bernama James Musgrave.
Pemeriksaan lebih dekat, mengungkapkan bahwa pelat buku kedua yang disembunyikan oleh yang pertama, mengungkapkan pemilik sebelumnya adalah Charles Huggins. Dengan meneliti kedua nama tersebut, DiLaura mengetahui bahwa setelah Newton meninggal tanpa surat wasiat pada tahun 1727.
Kemudian, buku dan barang miliknya dibeli oleh seseorang bernama John Huggins, yang memberikannya sebagai hadiah kepada putranya Charles, seorang rektor di Oxfordshire. Barang-barang tersebut diwariskan kepada penerus Charles sebagai rektor, James Musgrave.
Selanjutnya, buku itu diwariskan dari generasi ke generasi, sebelum sejumlah besar barang tersebut dijual pada tahun 1920. Buku tersebut kemudian dianggap hilang hingga penemuan DiLaura. Buku tersebut akan dijual di Rare Books San Francisco Fair pada 3 hingga 5 Februari 2023 dan diperkirakan akan mencapai harga USD460.000 atau Rp6,98 miliar.
Buku Opticks Newton pertama kali diterbitkan pada tahun 1704 dan merupakan puncak dari beberapa dekade penyelidikan fisikawan terhadap sifat cahaya. Newton menulis Opticks dalam bahasa Inggris yang populer dan vernakular, membuatnya dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.
Buku Opticks Newton berbeda dengan buku "Principia Mathematica" yang lebih terkenal berisi uraian tiga hukum gerak dan ditulis dalam bahasa Latin. Dari sekian banyak penemuan yang dirinci dalam halaman-halamannya, Newton menjelaskan bagaimana prisma kaca dapat memecah menjadi cahaya putih dan menyusunnya kembali dengan warna penyusun spektrum optik.
Buku salinan Opticks yang ditemukan oleh DiLaura diyakini sebagai salah satu dari dua edisi pribadi yang awalnya dimiliki oleh Newton dan disimpan dalam koleksi Perpustakaan Huntington. Salinan pribadi dan edisi pertama buku-buku Newton sangat langka dan diharapkan dapat dijual dengan harga tinggi.
Pada tahun 2016, edisi pertama Latin "Principia Mathematica" Newton dijual di Christie's di New York seharga USD3,7 juta (Rp56 miliar) kepada pembeli yang dirahasiakan. Rekor penjualan ini menjadikannya buku ilmiah termahal yang pernah dijual melalui lelang.
(wib)