Boston Dynamics Bakal Ciptakan Akan Sebesar Internet
A
A
A
BAGI Marc Raibert, sky is the limit. Perusahaannya, Boston Dynamics, terus memacu apa yang bisa dilakukan robot. Perlahan, dia mulai mendapatkan hasilnya. Karya robot Boston Dynamics mendapat pujian di dunia dan disebut sebagai yang terbaik. Seperti apa?
Bayangkan Spot, seekor anjing robot, datang ke pintu depan Anda untuk mengirimkan sebuah paket. Bayangkan pula orang yang meletakkan paket di punggung Spot bukanlah orang yang sebenarnya, tetapi robot seperti manusia (humanoid). nilah berbagai hal yang ada di kepala Raibert terhadap pemanfaatan robot pada masa depan.
Dia membayangkan bagaimana robotnya digunakan operasi militer berisiko, membersihkan zona bencana (dia mengunjungi Fukushima baru-baru ini), atau membantu manula bangun dari tempat tidur. “Langit adalah batasnya,” kata Raibert di panggung TED. Boston Dynamics pertama kali mendapatkan popularitas pada 2008.
Big Dog atau Anjing Besar, begitu robot itu dikenal, berderap dengan kecepatan yang tinggi melintasi aspal tempat parkir. Reaksi orang saat melihatnya ada dua; pertama kagum, kedua ngeri, karena sebelumnya robot dikenal dengan gerakan kaku. Di tangan Boston Dynamics, robot bisa melakukan banyak hal yang tidak pernah terbayang sebelumnya.
Sejak itu, Boston Dynamics telah merilis setidaknya sembilan robot purwarupa, masing-masing untuk menguji serangkaian keterampilan yang berbeda. Robot-robot tersebut juga mendapatkan kemampuan menavigasi medan asing dan menanggapi tantangan tidak terduga.
Dalam keynote-nya di TEDnya, misalnya, Raibert menunjukkan video seorang anggota staf Boston Dynamics menarik tali yang diikat ke leher robot ketika mencoba turun tangga. Robot itu berjuang di bawah tekanan, tetapi kakinya cepat menyesuaikan langkah untuk menjaga keseimbangannya. Untuk membantu menjaga keseimbangan, setiap robot dilengkapi kamera.
Kamera memproses semua data terkait dengan lingkungan robot, dibantu software untuk memetakan medan secara realtime. Area yang aman ditandai warna hijau, sementara yang tidak aman muncul sebagai warna merah. Kemajuan terus mereka capai, termasuk mengurangi ukuran dan berat robot humanoidnya hingga 50%. Dia menggunakan pendekatan desain organik, di mana anggota badan dikupas hanya untuk gerakan penting.
Selebihnya, dia mengatakan bahwa lompatan terbesar ke depan akan datang dengan terobosan dalam manipulasi dan persepsi. Robot sudah memiliki kemampuan menyeimbangkan dan mengoordinasikan. Hanya, yang menantang adalah keterampilan motorik, misalnya untuk memegang secara alami.
Mereka juga tidak memiliki kesadaran spasial yang tajam, misalnya kemampuan mengetahui seberapa licin atau tidak stabilnya suatu permukaan. Tentu saja untuk benarbenar meniru kemampuan manusia, robot harus melakukan ini sekaligus. Namun, Raibert yakin perusahaan bergerak ke arah itu.
Bayangkan Spot, seekor anjing robot, datang ke pintu depan Anda untuk mengirimkan sebuah paket. Bayangkan pula orang yang meletakkan paket di punggung Spot bukanlah orang yang sebenarnya, tetapi robot seperti manusia (humanoid). nilah berbagai hal yang ada di kepala Raibert terhadap pemanfaatan robot pada masa depan.
Dia membayangkan bagaimana robotnya digunakan operasi militer berisiko, membersihkan zona bencana (dia mengunjungi Fukushima baru-baru ini), atau membantu manula bangun dari tempat tidur. “Langit adalah batasnya,” kata Raibert di panggung TED. Boston Dynamics pertama kali mendapatkan popularitas pada 2008.
Big Dog atau Anjing Besar, begitu robot itu dikenal, berderap dengan kecepatan yang tinggi melintasi aspal tempat parkir. Reaksi orang saat melihatnya ada dua; pertama kagum, kedua ngeri, karena sebelumnya robot dikenal dengan gerakan kaku. Di tangan Boston Dynamics, robot bisa melakukan banyak hal yang tidak pernah terbayang sebelumnya.
Sejak itu, Boston Dynamics telah merilis setidaknya sembilan robot purwarupa, masing-masing untuk menguji serangkaian keterampilan yang berbeda. Robot-robot tersebut juga mendapatkan kemampuan menavigasi medan asing dan menanggapi tantangan tidak terduga.
Dalam keynote-nya di TEDnya, misalnya, Raibert menunjukkan video seorang anggota staf Boston Dynamics menarik tali yang diikat ke leher robot ketika mencoba turun tangga. Robot itu berjuang di bawah tekanan, tetapi kakinya cepat menyesuaikan langkah untuk menjaga keseimbangannya. Untuk membantu menjaga keseimbangan, setiap robot dilengkapi kamera.
Kamera memproses semua data terkait dengan lingkungan robot, dibantu software untuk memetakan medan secara realtime. Area yang aman ditandai warna hijau, sementara yang tidak aman muncul sebagai warna merah. Kemajuan terus mereka capai, termasuk mengurangi ukuran dan berat robot humanoidnya hingga 50%. Dia menggunakan pendekatan desain organik, di mana anggota badan dikupas hanya untuk gerakan penting.
Selebihnya, dia mengatakan bahwa lompatan terbesar ke depan akan datang dengan terobosan dalam manipulasi dan persepsi. Robot sudah memiliki kemampuan menyeimbangkan dan mengoordinasikan. Hanya, yang menantang adalah keterampilan motorik, misalnya untuk memegang secara alami.
Mereka juga tidak memiliki kesadaran spasial yang tajam, misalnya kemampuan mengetahui seberapa licin atau tidak stabilnya suatu permukaan. Tentu saja untuk benarbenar meniru kemampuan manusia, robot harus melakukan ini sekaligus. Namun, Raibert yakin perusahaan bergerak ke arah itu.
(don)