Kumpulan Mitos dan Kepercayaan Seputar Gerhana Matahari

Rabu, 25 Desember 2019 - 00:03 WIB
Kumpulan Mitos dan Kepercayaan...
Kumpulan Mitos dan Kepercayaan Seputar Gerhana Matahari
A A A
JAKARTA - Fenomena alam gerhana matahari cincin (GMC) yang akan melewati beberapa wilayah di Indonesia pada Kamis (26/12/2019) mendatang, membuat banyak orang penasaran bahkan menyebab kan rasa takut.

Sepanjang sejarah GMC selalu dikaitkan dengan mitos, legenda, dan takhayul.

Dalam banyak budaya, legenda seputar gerhana matahari melibatkan tokoh mitos yang memakan atau mencuri matahari. Yang lain menafsirkan peristiwa itu sebagai tanda dewa sedang marah atau terjadi terjadi pertengkaran.

Bahkan, GMC kali ini dianggap pertanda buruk dalam banyak budaya.

Dikutip dari Time and Date, Selasa (24/12/2019) berikut ini mitos-mitos dari seluruh belahan dunia seputar Gerhana Matahari:

1. Monster yang lapar dan Anjing Pencuri.

Di Vietnam, orang percaya bahwa gerhana matahari disebabkan oleh katak raksasa yang melahap Matahari, sementara budaya Norse menyalahkan serigala karena memakan Matahari.

Sedangkan kebudayaan di Tiongkok kuno, mengatakan bahwa ada seekor naga langit yang melahap Matahari sebagai menu santap siangnya.

Menurut mitologi Hindu kuno, dewa Rahu dipenggal oleh para dewa karena menangkap dan meminum Amrita, nektar para dewa. Kepala Rahu terbang ke langit dan menelan Matahari yang menyebabkan gerhana.

Lain cerita dari rakyat Korea, mitos kuno di negara ini mengungkap bahwa gerhana matahari terjadi karena anjing-anjing mistis berusaha mencuri matahari.

Secara tradisional, orang-orang di banyak budaya berkumpul untuk menggedor panci dan wajan dan membuat suara keras selama gerhana matahari. Diperkirakan membuat suara berisik dapat menakuti iblis yang membuat gerhana pergi.

2. Beruang Menggigit Matahari

Pomo, sebuah kelompok penduduk asli yang tinggal di Amerika Serikat bagian barat laut, menceritakan kisah seekor beruang yang memulai pertarungan dengan Matahari dan menggigitnya.

Setelah menggigit Matahari dan menyelesaikan konflik mereka, beruang tersebut melanjutkan ebrtemu Bulan dan mengigitnya juga, yang akhirnya menyebabkan gerhana bulan.

Kisah ini mungkin menjadi cara mereka menjelaskan mengapa gerhana matahari terjadi sekitar 2 minggu sebelum atau setelah gerhana bulan.

3. Tanda bencana

Masyarakat Yunani kuno percaya kalau gerhana Matahari adalah tanda kemarahan dari para dewa dan tanda dari adanya bencana dan kerusakan.

Bahkan, di banyak bagian India, orang berpuasa saat gerhana matahari karena mereka percaya bahwa makanan yang dimasak saat gerhana terjadi akan beracun dan tidak murni.

Kendati demikian, tidak semua takhayul soal gerhana matahari adalah tentang malapetaka. Di Italia, misalnya, diyakini bahwa bunga yang ditanam selama gerhana matahari lebih cerah dan lebih berwarna daripada bunga yang ditanam di waktu lain sepanjang tahun.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2247 seconds (0.1#10.140)