Kuburan Nuklir Jadi Bom Waktu yang Menakutkan di Samudra Pasifik
Minggu, 05 Maret 2023 - 06:00 WIB
JAKARTA - Kuburan nuklir yang ada di beberapa wilayah di Samudra Pasifik jadi bom waktu yang sangat menakutkan. Pasalnya beberapa lokasi yang ada di wilayah Kepulauan Marshall seperti Bikini Atoll justru merupakan tempat Amerika Serikat melakukan uji coba ledakan nuklir .
Diketahui sejak tahun 1946 hingga 1958, Amerika Serikat selalu melakukan uji coba ledakan nuklir di Bikini Atoll. Tidak main-main total ada 67 bom nuklir yang diledakkan di wilayah tersebut.
IFL Science bahkan mengatakan kondisi itu membuat Bikini Atoll jauh lebih berbahaya dibanding Chernobyl. Tingkat radiasi yang ada di Bikini Atoll jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah yang ada di Rusia itu.
Salah satu ledakan bom nuklir yang paling besar di Bikini Atoll adalah ledakan bom nuklir bernama Castle Bravo yang terjadi pada 1 Maret 1954. Ledakan yang terjadi lebih besar 1.000 kali dibanding bom nuklir yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 6 dan 9 Agustus 1945.
Masalahnya adalah menurut Tom Hale, analis senior dari IFL Science, pada akhir tahun 1970-an Amerika Serikat mengubur seluruh bekas tanah dan puing-puing yang terkena radiasi ke Pulau Runit. Di pulau itu seluruh tanah dan puing yang telah terkena radiasi nuklir dikuburkan.
Kuburan tersebut bukan kuburan biasa karena Amerika Serikat membangun kubah beton yang tebalnya mencapai 45 centimeter dan diameter 115 meter. Kuburan itu mereka namakan Runit Dome.
Diketahui sejak tahun 1946 hingga 1958, Amerika Serikat selalu melakukan uji coba ledakan nuklir di Bikini Atoll. Tidak main-main total ada 67 bom nuklir yang diledakkan di wilayah tersebut.
IFL Science bahkan mengatakan kondisi itu membuat Bikini Atoll jauh lebih berbahaya dibanding Chernobyl. Tingkat radiasi yang ada di Bikini Atoll jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah yang ada di Rusia itu.
Salah satu ledakan bom nuklir yang paling besar di Bikini Atoll adalah ledakan bom nuklir bernama Castle Bravo yang terjadi pada 1 Maret 1954. Ledakan yang terjadi lebih besar 1.000 kali dibanding bom nuklir yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 6 dan 9 Agustus 1945.
Baca Juga
Masalahnya adalah menurut Tom Hale, analis senior dari IFL Science, pada akhir tahun 1970-an Amerika Serikat mengubur seluruh bekas tanah dan puing-puing yang terkena radiasi ke Pulau Runit. Di pulau itu seluruh tanah dan puing yang telah terkena radiasi nuklir dikuburkan.
Kuburan tersebut bukan kuburan biasa karena Amerika Serikat membangun kubah beton yang tebalnya mencapai 45 centimeter dan diameter 115 meter. Kuburan itu mereka namakan Runit Dome.
tulis komentar anda