Bakal Hancurkan Ekonomi Dunia, Virus Pengganti Covid-19 Diklaim Meletus 2025
Jum'at, 06 September 2024 - 21:21 WIB
NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan adanya epidemi yang lebih berbahaya yaitu ' Penyakit X' . Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, sebuah panel yang terdiri dari para pemimpin industri kesehatan membahas pentingnya perencanaan awal untuk wabah “Penyakit X” yang hipotetis.
Berita tentang panel tersebut memicu konspirasi dari akun-akun sayap kanan di media sosial bahwa para pemimpin dunia sedang meluncurkan pandemi berikutnya atau bergerak untuk sekali lagi “membatasi” kebebasan berpendapat dan menerapkan kembali mandat penggunaan masker.
WHO mengatakan bahwa persiapan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi di era COVID-19 seperti kurangnya kapasitas sistem medis atau triliunan dolar yang hilang dalam perekonomian.
Pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh AFP menemukan kebohongan, termasuk klaim para elit bahwa patogen yang tidak diketahui itu dapat memusnahkan populasi dunia yang tampaknya berasal dari Washington sebelum menyebar ke kawasan Asia dalam berbagai bahasa.
Pesatnya penyebaran informasi yang salah juga menimbulkan keraguan terhadap efektivitas vaksin, serta mempengaruhi persiapan darurat kesehatan masyarakat sekitar empat tahun setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.
Influencer sayap kanan di AS juga mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti masyarakat dengan menjual peralatan medis yang menurut para ahli kesehatan merupakan pengobatan Covid-19 yang belum terbukti.
“Penyebar informasi yang salah mencoba mengeksploitasi teori konspirasi untuk menjual produk mereka. Sebab, ini adalah pendapatan utama mereka,” kata Timothy Caulfield dari Universitas Alberta di Kanada.
Teori konspirasi mulai menyebar setelah Forum Ekonomi Dunia disebut sebagai 'magnet misinformasi' ketika panel 'Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit X' berkumpul pada Januari lalu untuk fokus pada ancaman pandemi di masa depan.
Berita tentang panel tersebut memicu konspirasi dari akun-akun sayap kanan di media sosial bahwa para pemimpin dunia sedang meluncurkan pandemi berikutnya atau bergerak untuk sekali lagi “membatasi” kebebasan berpendapat dan menerapkan kembali mandat penggunaan masker.
WHO mengatakan bahwa persiapan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi di era COVID-19 seperti kurangnya kapasitas sistem medis atau triliunan dolar yang hilang dalam perekonomian.
Pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh AFP menemukan kebohongan, termasuk klaim para elit bahwa patogen yang tidak diketahui itu dapat memusnahkan populasi dunia yang tampaknya berasal dari Washington sebelum menyebar ke kawasan Asia dalam berbagai bahasa.
Pesatnya penyebaran informasi yang salah juga menimbulkan keraguan terhadap efektivitas vaksin, serta mempengaruhi persiapan darurat kesehatan masyarakat sekitar empat tahun setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.
Influencer sayap kanan di AS juga mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti masyarakat dengan menjual peralatan medis yang menurut para ahli kesehatan merupakan pengobatan Covid-19 yang belum terbukti.
“Penyebar informasi yang salah mencoba mengeksploitasi teori konspirasi untuk menjual produk mereka. Sebab, ini adalah pendapatan utama mereka,” kata Timothy Caulfield dari Universitas Alberta di Kanada.
Teori konspirasi mulai menyebar setelah Forum Ekonomi Dunia disebut sebagai 'magnet misinformasi' ketika panel 'Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit X' berkumpul pada Januari lalu untuk fokus pada ancaman pandemi di masa depan.
tulis komentar anda