Kemenkes Keluhkan Banyaknya Penyebaran Hoax Soal Vaksin Covid-19
Jum'at, 26 Maret 2021 - 17:04 WIB
JAKARTA - Misinformasi dan disinformasi dirasakan menjadi tantangan utama bagi Kemenkes dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 .
Faktanya, tantangan terbesar penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 bukan menggelar kegiatan vaksin. Tapi, untuk meyakinkan masyarakat agar mau di-vaksin. Kenapa susah diyakinkan? Karena masih banyak masyarakat yang keras kepala tidak mau di vaksin gara-gara membaca berita hoax terkait vaksin.
”Berita hoax itu tersebar 30 kali lebih cepat dari berita aslinya. Dapat dikatakan bahwa dalam 1 jam berita hoax dapat tersebar ke 300 orang, sementara berita asli baru tersebar ke 60 orang. Hal ini menjadi tantangan bagi kita,” ungkap Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, sekaligus Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di acara Google for Media belum lama ini.
Hasil survei yang dimiliki Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebelum proses vaksinasi berjalan menunjukkan ada sekitar 7% responden yang masih tidak mau mendapatkan vaksinasi dan ada 30% responden yang masih ragu-ragu.
Sedangkan untuk keluar dari situasi pandemi Covid-19 dan untuk menekan angka kesakitan dan kematian, masyarakat harus menerima vaksinasi ini secara bersama-sama untuk menciptakan kekebalan kelompok.
Menurut Dokter Nadia, Kemenkes sendiri terus berupaya untuk menyampaikan informasi dan literasi tentang vaksinasi Covid-19 untuk menghilangkan keraguan dan agar masyarakat siap untuk divaksin.
Berbagai upaya dilakukan, yaitu dengan menyampaikan informasi melalui media digital dan konvensional untuk menjangkau masyarakat Indonesia yang luas dan target penerima vaksin yang sebanyak 181,5 juta jiwa.
Faktanya, tantangan terbesar penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 bukan menggelar kegiatan vaksin. Tapi, untuk meyakinkan masyarakat agar mau di-vaksin. Kenapa susah diyakinkan? Karena masih banyak masyarakat yang keras kepala tidak mau di vaksin gara-gara membaca berita hoax terkait vaksin.
Baca Juga
”Berita hoax itu tersebar 30 kali lebih cepat dari berita aslinya. Dapat dikatakan bahwa dalam 1 jam berita hoax dapat tersebar ke 300 orang, sementara berita asli baru tersebar ke 60 orang. Hal ini menjadi tantangan bagi kita,” ungkap Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, sekaligus Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di acara Google for Media belum lama ini.
Hasil survei yang dimiliki Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebelum proses vaksinasi berjalan menunjukkan ada sekitar 7% responden yang masih tidak mau mendapatkan vaksinasi dan ada 30% responden yang masih ragu-ragu.
Sedangkan untuk keluar dari situasi pandemi Covid-19 dan untuk menekan angka kesakitan dan kematian, masyarakat harus menerima vaksinasi ini secara bersama-sama untuk menciptakan kekebalan kelompok.
Menurut Dokter Nadia, Kemenkes sendiri terus berupaya untuk menyampaikan informasi dan literasi tentang vaksinasi Covid-19 untuk menghilangkan keraguan dan agar masyarakat siap untuk divaksin.
Berbagai upaya dilakukan, yaitu dengan menyampaikan informasi melalui media digital dan konvensional untuk menjangkau masyarakat Indonesia yang luas dan target penerima vaksin yang sebanyak 181,5 juta jiwa.
tulis komentar anda