Sejarah Uranium Sebagai Bahan Baku Nuklir, Ternyata Sudah Digunakan Orang Romawi Kuno

Senin, 14 Maret 2022 - 17:03 WIB
Fisikawan Otto Hahn dan Fritz Strassmann akhirnya berhasil mengetahui bahwa uranium dapat pecah menjadi elemen yang lebih ringan. Kemudian Lise Meitner dan keponakannya Otto Robert Frisch menjelaskan dan menamai proses itu sebagai fisi nuklir.

Proses itu lah yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan menjadi bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir. Karena satu kilogram Uranium-235 yang diproses melalui fisi lengkap, energi yang dihasilkan setara dengan membakar 1,5 juta kilogram batu bara.

Kelebihan dari pembangkit listrik tenaga nuklir ini adalah tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Namun dapak negatifnya dari limbah radioaktif yang dihasilkan sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Saat ini bumi menghasilkan uranium-238 yang jumlahnya sekitar 99,2 persen dan sisanya sekitar 0,8 persen adalah uranium-235. Jenis uranium terakhir inilah yang aman digunakan untuk reaktor karena reaksinya lebih stabil.



Namun untuk menjalankan reaktor nuklir menggunakan uranium-235 ini, harus memiliki jumlah uranium-238 yang cukup untuk diperkaya menjadi uranium-235. Proses ini dikenal sebagai massa kritis dan uranium yang diperkaya biasanya hanya menghasilkan uranium-235 antara 3 dan 5 persen.

Beberapa ilmuwan yang melihat energi uranium yang sangat dahsyat mengubahnya menjadi lebih eksplosif dan digunakan untuk senjata pemusnah massal seperti bom atom atau bom nuklir.

Saat ini bom nuklir terdahsyat yang pernah dibuat adalah Tsar Bomba yang dikembangkan Uni Soviet pada tahun 1960-an. Bom nuklir ini kekuatannya mencapai 50 kiloton atau sekitar 3.300 kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More