Jejak Kaki Hantu Ditemukan di Gurun Utah, Muncul Misterius Setelah Hujan
Rabu, 03 Agustus 2022 - 15:44 WIB
SALT LAKE - Para arkeolog baru-baru ini menemukan serangkaian jejak kaki hantu yang misterius di dataran garam gurun Utah, Amerika Serikat (AS). Jejak kuno yang tidak biasa ini mendapatkan nama menakutkan bukan karena berasal dari alam gaib, tetapi karena komposisinya.
Jejak ini terlihat hanya setelah hujan dan terisi dengan uap air sehingga menjadi lebih gelap warnanya. Kemudian, jejak itu menghilang lagi setelah mengering di bawah sinar matahari. Para peneliti secara tidak sengaja menemukan kesan yang tidak biasa pada awal Juli 2022 saat berkendara ke situs arkeologi dekat Pangkalan Angkatan Udara Hill di Gurun Great Salt Lake Utah.
Awalnya mereka hanya menemukan beberapa jejak kaki, tetapi pemeriksaan menyeluruh di daerah sekitarnya menggunakan radar penembus tanah (GPR) mengungkapkan setidaknya 88 jejak kaki milik berbagai orang dewasa dan anak-anak, berusia 5 tahun. Teknik GPR bekerja dengan menembakkan gelombang radio ke tanah yang memantul dari benda-benda yang tersembunyi di bawah permukaan.
Jejak hantu ditinggalkan oleh kaki manusia setidaknya 10.000 tahun yang lalu ketika daerah itu masih merupakan lahan basah yang luas. Namun, para peneliti menduga bahwa jejak tersebut dapat berasal dari 12.000 tahun yang lalu selama bentangan terakhir zaman es terakhir selama zaman Pleistosen (2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu).
“Penemuan jejak kaki kuno yang cukup banyak ini merupakan penemuan sekali seumur hidup. Kami menemukan jauh lebih banyak daripada yang kami lihat,” kata Anya Kitterman, manajer sumber daya budaya di Pangkalan Angkatan Udara Hill dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (8/3/2022).
Namun, penemuan tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review karena para peneliti masih menganalisis jejak kaki tersebut. Gurun Great Salt Lake dulunya ditutupi oleh danau asin besar yang mirip dengan Great Salt Lake di dekatnya, danau air asin terbesar di Belahan Barat.
Danau purba itu perlahan mengering karena perubahan iklim bumi yang dipicu oleh berakhirnya zaman es terakhir, yang meninggalkan garam-garam yang pernah larut dalam air. Tetapi selama transisi dari danau ke dataran garam kering, daerah itu secara singkat merupakan lahan basah besar yang ditempati oleh manusia hingga 10.000 tahun yang lalu.
Jejak ini terlihat hanya setelah hujan dan terisi dengan uap air sehingga menjadi lebih gelap warnanya. Kemudian, jejak itu menghilang lagi setelah mengering di bawah sinar matahari. Para peneliti secara tidak sengaja menemukan kesan yang tidak biasa pada awal Juli 2022 saat berkendara ke situs arkeologi dekat Pangkalan Angkatan Udara Hill di Gurun Great Salt Lake Utah.
Awalnya mereka hanya menemukan beberapa jejak kaki, tetapi pemeriksaan menyeluruh di daerah sekitarnya menggunakan radar penembus tanah (GPR) mengungkapkan setidaknya 88 jejak kaki milik berbagai orang dewasa dan anak-anak, berusia 5 tahun. Teknik GPR bekerja dengan menembakkan gelombang radio ke tanah yang memantul dari benda-benda yang tersembunyi di bawah permukaan.
Baca Juga
Jejak hantu ditinggalkan oleh kaki manusia setidaknya 10.000 tahun yang lalu ketika daerah itu masih merupakan lahan basah yang luas. Namun, para peneliti menduga bahwa jejak tersebut dapat berasal dari 12.000 tahun yang lalu selama bentangan terakhir zaman es terakhir selama zaman Pleistosen (2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu).
“Penemuan jejak kaki kuno yang cukup banyak ini merupakan penemuan sekali seumur hidup. Kami menemukan jauh lebih banyak daripada yang kami lihat,” kata Anya Kitterman, manajer sumber daya budaya di Pangkalan Angkatan Udara Hill dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (8/3/2022).
Namun, penemuan tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review karena para peneliti masih menganalisis jejak kaki tersebut. Gurun Great Salt Lake dulunya ditutupi oleh danau asin besar yang mirip dengan Great Salt Lake di dekatnya, danau air asin terbesar di Belahan Barat.
Danau purba itu perlahan mengering karena perubahan iklim bumi yang dipicu oleh berakhirnya zaman es terakhir, yang meninggalkan garam-garam yang pernah larut dalam air. Tetapi selama transisi dari danau ke dataran garam kering, daerah itu secara singkat merupakan lahan basah besar yang ditempati oleh manusia hingga 10.000 tahun yang lalu.
tulis komentar anda