Cantik tapi Mematikan, Ular Kobra Putih Muncul di Tengah Badai

NEW DELHI - Kemunculan seekor ular kobra putih di anggap sebagai peristiwa aneh sekaligus langka. Ular kobra putih yang cantik sekaligus mematikan ini muncul di tengah badai yang menerjang Coimbatore di negara bagian Tamil Nadu, India selatan.

Para ahli dari Wildlife and Nature Conservation Trust (WNCT) menyebutkan, ular sepanjang 1,5 meter itu diidentifikasi sebagai kobra India albino (Naja naja). Spesies ini dikenal sebagai kobra berkacamata, yang dianggap sebagai salah satu dari empat spesies ular mematikan di India.

"Racun mereka dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Sangat penting untuk menangani ular ini dengan sangat hati-hati dan ahli, karena kesalahan apa pun dapat menyebabkan konsekuensi yang parah,” tulis perwakilan WNCT dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (11/5/2023).



Ular kobra albino yang langka dan mematikan ini merayap ke dalam rumah penduduk ketika terjadi hujan badai yang hebat. Ular putih yang cantik itu ditangkap oleh para ahli satwa liar di India sebelum dilepaskan kembali ke alam liar.

Penangkapan ular itu penting karena spesies ini dikenal sangat berbisa. Kobra albino yang sangat langka dan berpotensi mematikan harus dikeluarkan dari sebuah rumah warga.

Albinisme adalah kondisi genetik yang mencegah hewan memproduksi pigmen melanin, yang memberi warna pada kulit, bulu, bulu, atau sisik mereka. Hewan albino juga kekurangan pigmen pada irisnya, artinya mereka memiliki mata merah jambu atau merah, yang mengakibatkan berkurangnya penglihatan atau kebutaan total dan kulit mereka sangat rentan terhadap sengatan matahari.

Bagi sebagian besar hewan, albinisme jarang bisa bertahan hidup lama karena warna putih mereka membuat terlihat menonjol oleh pemangsa. Namun, dalam kasus ular kobra Coimbatore ini menunjukkan ukuran yang besar dan tidak terlalu terpengaruh oleh kondisinya albino.



Namun, albinisme tidak selalu merugikan, setidaknya untuk beberapa ular. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2022 di jurnal Zoology, para peneliti menggunakan ular palsu untuk menguji apakah ular putih atau albino berisiko lebih tinggi dimangsa oleh burung daripada individu berwarna normal.