Militer Prancis Kembangkan Kapal Selam Tempur Tidak Berawak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Militer Prancis sedang mempelajari kapal selam tanpa awak bersenjata untuk masa depan dan dikabarkan telah membuat kontrak dengan Grup Angkatan Laut.
Selama 9 bulan melakukan studi, Kelompok Angkatan Laut akan memeriksa kasus penggunaan utama dan mengembangkan arsitektur sistem kapal selam tempur tak berawak atau UCUV.
Kapal selam tempur ini selanjutnya memiliki misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). Uji coba kapal selam tidak berawak atau XL-UUV ini pun akan dilakukan, pada musim panas ini.
Diketahui, perusahaan sudah mulai mengembangkan sistem kapal tempur tidak berawak itu sejak tahun 2016 dan pertama kali diluncurkan, pada tahun 2021.
Setelah dinyatakan memenuhi syarat, Naval Group akan menggunakan XL-UUV dengan teknologi terkontrol (ADC), yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Aerospace Nasional Prancis Onera.
"Proyek UCUV pertama ini membuka jalan bagi pekerjaan tambahan untuk pengembangan teknologi utama drone, kata Naval Group, dikutip dari C4ISRNET, Jumat (9/6/2023).
Peperangan laut telah menjadi topik pembicaraan yang dominan di Eropa, terutama bagi militer Prancis.
Paris adalah pemerintah pertama yang mengeluarkan strategi militer khusus untuk domain dasar laut pada awal 2022, dan telah mengeluarkan anggaran sebesar USD10,7 miliar yang didedikasikan untuk inovasi dalam undang-undang program militer 2024-2030 yang diusulkan akan fokus pada topik tersebut.
Tujuan utama Paris adalah mengembangkan drone bawah air yang dapat mencapai kedalaman 6.000 meter.
Selama 9 bulan melakukan studi, Kelompok Angkatan Laut akan memeriksa kasus penggunaan utama dan mengembangkan arsitektur sistem kapal selam tempur tak berawak atau UCUV.
Kapal selam tempur ini selanjutnya memiliki misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). Uji coba kapal selam tidak berawak atau XL-UUV ini pun akan dilakukan, pada musim panas ini.
Diketahui, perusahaan sudah mulai mengembangkan sistem kapal tempur tidak berawak itu sejak tahun 2016 dan pertama kali diluncurkan, pada tahun 2021.
Setelah dinyatakan memenuhi syarat, Naval Group akan menggunakan XL-UUV dengan teknologi terkontrol (ADC), yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Aerospace Nasional Prancis Onera.
"Proyek UCUV pertama ini membuka jalan bagi pekerjaan tambahan untuk pengembangan teknologi utama drone, kata Naval Group, dikutip dari C4ISRNET, Jumat (9/6/2023).
Peperangan laut telah menjadi topik pembicaraan yang dominan di Eropa, terutama bagi militer Prancis.
Paris adalah pemerintah pertama yang mengeluarkan strategi militer khusus untuk domain dasar laut pada awal 2022, dan telah mengeluarkan anggaran sebesar USD10,7 miliar yang didedikasikan untuk inovasi dalam undang-undang program militer 2024-2030 yang diusulkan akan fokus pada topik tersebut.
Tujuan utama Paris adalah mengembangkan drone bawah air yang dapat mencapai kedalaman 6.000 meter.
(san)