Temuan Fosfor Buktikan Saturnus Layak Huni, Umat Manusia Bisa Pindah ke Sana?

JAKARTA - Eksplorasi Saturnus berhasil mendeteksi konsentrasi fosfor dalam kristal es. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa Saturnus bisa menjadi tempat untuk hidup di luar Bumi.

Fosfor merupakan hal mendasar terhadap struktur DNA dan bagian penting dari membran sel dan molekul pembawa energi yang ada dalam segala bentuk kehidupan di bumi.

Frank Postberg, ilmuwan planet di universitas bebas Berlin mengatakan, penemuan mineral esensial ini didasarkan pada data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Cassini NASA.


"Temuan ini telah diterbitkan di jurnal Nature dan diumumkan oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di luar Los Angeles," katanya, dikutip dari ABC Net, Kamis (15/6/2023).

Dijelaskan dia, peneliti sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa biji-bijian es Enceladus mengandung berbagai macam mineral dan senyawa organik yang kompleks, termasuk bahan untuk asam amino.

Tetapi fosfor, yang paling tidak melimpah dari enam elemen kimia yang dianggap perlu untuk semua makhluk hidup yang lain adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen dan belerang, hingga kini masih hilang.

"Ini adalah pertama kalinya elemen penting ini ditemukan di lautan di luar bumi," ungkapnya.


Studi terbaru berasal dari pengukuran yang dilakukan oleh Cassini, saat terbang melalui butiran es yang kaya garam yang dikeluarkan ke luar angkasa dari geyser yang meletus dari lautan di bawah permukaan Enceladus.

Pesawat ruang angkasa lalu mengumpulkan datanya dan ditemukan oleh Cassini, bahwa Saturnus merupakan kandidat utama dalam mencari tempat-tempat di tata surya kita di luar bumi yang layak huni.

"Lain adalah bulan Jupiter yang lebih besar Europa, yang juga diyakini memiliki lautan global air cair di bawah permukaan esnya," sambungnya.



Salah satu aspek penting dari penemuan Enceladus terbaru adalah pemodelan geokimia yang menunjukkan bahwa fosfor ada dalam konsentrasi setidaknya 100 kali lipat dari lautan bumi.

"Bahan utama ini bisa cukup berlimpah untuk berpotensi mendukung kehidupan di Samudra Enceladus," pungkas co-investigator Christopher Glein, seorang ilmuwan planet di Southwest Research Institute.