Kuda Nil Kokain Milik Pablo Escobar Bikin Resah Pemerintah Kolumbia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penduduk lokal menyebutnya Kuda Nil Kokain . Ternyata, karena kuda nil tersebut milik mantan bos kartel narkoba Pablo Escobar. Kuda Nil Kokain saat ini bikin heboh pemerintah Kolumbia karena dianggap invasif.
Ini, menurut hasil riset terbaru yang dihelat pemerintah Kolombia dan Alexander von Humboldt Biological Resources Research Institute.
Mereka menghitung jumlah kuda nil di Kolombia dan menemukan populasi Kuda Nil Kokain yang berkembang pesat.
Berasal dari Afrika
Kuda Nil Kokain merupakan keturunan dari 4 kuda nil dari Afrika yang dibawa secara ilegal oleh pemimpin kartel narkoba Pablo Escobar ke negara itu. Ketika Escobar meninggal pada 1993, kuda nilnya melosokan diri. Tiga puluh tahun kemudian, kuda nil itu telah berkembang menjadi populasi yang sekarang mengancam manusia dan lingkungan alam.
Kuda nil ini jadi invasif karena bukan berasal dari Kolombia. Mereka tidak memiliki predator alami, dan populasinya dapat tumbuh tak terkendali.
Menariknya lagi, kuda nil tersebut membelah warga Kolombia ke dalam dua kubu. Kubu pertama, adalah penduduk yang mendapat manfaat dari pariwisata. Kuda Nil Escobar itu dijadikan obyek wisata bagi turis.
Tapi, penduduk lainnya justru ketakutan. Para nelayan sangat khawatir karena kuda nil sangat teritorial dan dapat dengan cepat membunuh atau melukai manusia secara serius.
Para peneliti pun telah mempelajari efek kuda nil pada ekosistem lokal. Ternyata, hasilnya hewan-hewan raksasa itu merusak bantaran sungai dan hutan dengan menginjak-injak tumbuhan.
Selain itu, kuda nil adalah hewan asli yang sangat kompetitif dan agresif, seperti manatee India Barat, untuk sumber makanan.
Para ilmuwan mendesak para pejabat untuk mengambil tindakan sebelum masalah menjadi lebih buruk.
“Ada banyak pertimbangan apakah kuda nil ini harus dimusnahkan atau tidak. Tapi, dampak tidak cepat mengambil keputusan justru lebih besar,” ujar ahli ekologi Rafael Moreno. “Saya harap ini adalah sesuatu yang akan dipahami oleh para politisi.”
Dengan 37% populasi remaja, data menunjukkan bahwa kuda nil berkembang biak dengan cepat, bahkan mungkin mencapai kematangan seksual lebih cepat di Kolombia.
“Sebelumnya, satu argumen yang menentang berurusan dengan kuda nil adalah bahwa informasi kami terbatas dan argumen kami teoretis,” komentar Moreno. “Tapi studi ini menunjukkan bahwa ini adalah masalah nyata, dan negara harus segera bertindak.”
Pemerintah Kolombia fokus pada taktik untuk memberantas kuda nil. Salah satu pilihan adalah memberikan kontrasepsi pada kuda nil, yang mahal dan belum diuji secara memadai.
Ini bisa memakan waktu 45 tahun dan menelan biaya setidaknya USD850.000. Pilihan lainnya adalah menangkap dan mengebiri kuda nil. Rencana ini diproyeksikan memakan waktu 52 tahun dan menelan biaya USD530.000.
Sementara Kolombia mencoba menangani kuda nil, mereka mencari negara lain yang memiliki cagar alam untuk mengambil hewan tersebut. Mengingat ukuran, jangkauan, dan kebiasaan hewan, semua opsi yang dipertimbangkan pemerintah akan sulit dijalankan.
Pilihan terakhir adalah membunuh kuda nil, yang menurut beberapa peneliti layak dilakukan, mengingat Kolombia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak kedua di dunia. Kuda nil, jika dibiarkan menyebar, dapat berdampak serius pada keseimbangan flora dan faunadiKolombia.
Ini, menurut hasil riset terbaru yang dihelat pemerintah Kolombia dan Alexander von Humboldt Biological Resources Research Institute.
Mereka menghitung jumlah kuda nil di Kolombia dan menemukan populasi Kuda Nil Kokain yang berkembang pesat.
Berasal dari Afrika
Kuda Nil Kokain merupakan keturunan dari 4 kuda nil dari Afrika yang dibawa secara ilegal oleh pemimpin kartel narkoba Pablo Escobar ke negara itu. Ketika Escobar meninggal pada 1993, kuda nilnya melosokan diri. Tiga puluh tahun kemudian, kuda nil itu telah berkembang menjadi populasi yang sekarang mengancam manusia dan lingkungan alam.Kuda nil ini jadi invasif karena bukan berasal dari Kolombia. Mereka tidak memiliki predator alami, dan populasinya dapat tumbuh tak terkendali.
Menariknya lagi, kuda nil tersebut membelah warga Kolombia ke dalam dua kubu. Kubu pertama, adalah penduduk yang mendapat manfaat dari pariwisata. Kuda Nil Escobar itu dijadikan obyek wisata bagi turis.
Tapi, penduduk lainnya justru ketakutan. Para nelayan sangat khawatir karena kuda nil sangat teritorial dan dapat dengan cepat membunuh atau melukai manusia secara serius.
Para peneliti pun telah mempelajari efek kuda nil pada ekosistem lokal. Ternyata, hasilnya hewan-hewan raksasa itu merusak bantaran sungai dan hutan dengan menginjak-injak tumbuhan.
Selain itu, kuda nil adalah hewan asli yang sangat kompetitif dan agresif, seperti manatee India Barat, untuk sumber makanan.
Para ilmuwan mendesak para pejabat untuk mengambil tindakan sebelum masalah menjadi lebih buruk.
“Ada banyak pertimbangan apakah kuda nil ini harus dimusnahkan atau tidak. Tapi, dampak tidak cepat mengambil keputusan justru lebih besar,” ujar ahli ekologi Rafael Moreno. “Saya harap ini adalah sesuatu yang akan dipahami oleh para politisi.”
Jumlah Kua Nil Berlipat Ganda
Pada 2020, diperkirakan ada 98 kuda nil di Kolombia. Namun, sensus pada 2022 menunjukkan bahwa populasi saat ini adalah 181-215 ekor.Dengan 37% populasi remaja, data menunjukkan bahwa kuda nil berkembang biak dengan cepat, bahkan mungkin mencapai kematangan seksual lebih cepat di Kolombia.
“Sebelumnya, satu argumen yang menentang berurusan dengan kuda nil adalah bahwa informasi kami terbatas dan argumen kami teoretis,” komentar Moreno. “Tapi studi ini menunjukkan bahwa ini adalah masalah nyata, dan negara harus segera bertindak.”
Pemerintah Kolombia fokus pada taktik untuk memberantas kuda nil. Salah satu pilihan adalah memberikan kontrasepsi pada kuda nil, yang mahal dan belum diuji secara memadai.
Ini bisa memakan waktu 45 tahun dan menelan biaya setidaknya USD850.000. Pilihan lainnya adalah menangkap dan mengebiri kuda nil. Rencana ini diproyeksikan memakan waktu 52 tahun dan menelan biaya USD530.000.
Sementara Kolombia mencoba menangani kuda nil, mereka mencari negara lain yang memiliki cagar alam untuk mengambil hewan tersebut. Mengingat ukuran, jangkauan, dan kebiasaan hewan, semua opsi yang dipertimbangkan pemerintah akan sulit dijalankan.
Pilihan terakhir adalah membunuh kuda nil, yang menurut beberapa peneliti layak dilakukan, mengingat Kolombia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak kedua di dunia. Kuda nil, jika dibiarkan menyebar, dapat berdampak serius pada keseimbangan flora dan faunadiKolombia.
(dan)