Posisi Tidur Menurut Rasulullah Terbukti Benar, Ini Hasil Penelitiannya
loading...
A
A
A
Studi kecil lainnya mengamati pelaut yang bekerja di kapal kontainer dagang. Hasilnya, gangguan pernapasan seperti mendengkur lebih sering terjadi saat pelaut tidur telentang.
Sebaliknya, tidur posisi miring membantu membersihkan jalan napas bagian atas dan mencegah uvula (bagian berdaging yang menggantung di bagian belakang tenggorokan) dan lidah menghalangi tenggorokan, sehingga mengurangi dengkuran. Memang, dalam beberapa kasus, perpindahan dari tidur telentang menjadi miring telah terbukti dapat mengatasi masalah sleep apnea secara keseluruhan.
Tidur miring mungkin memiliki manfaat lain juga. Misalnya, penelitian tentang pola tidur tukang las di kapal kontainer di Nigeria menunjukkan mereka yang tidur telentang lebih mungkin menderita sakit punggung, dibandingkan yang tidur miring.
Tapi ini tidak berarti tidur miring cocok untuk semua orang atau obat mujarab untuk semua sakit dan nyeri. Hal itu tergantung pada kondisi orang.
Para peneliti di Australia Barat memantau kamar tidur para sukarelawan selama 12 jam semalam menggunakan kamera otomatis. Hasilnya para peneliti menemukan orang yang tidur dengan posisi miring dalam posisi tidak lurus, bangun dengan leher kaku. Sebaliknya, orang yang tidur dengan posisi miring dan lebih tegak melaporkan lebih sedikit mengalami nyeri leher.
Dalam penelitian terhadap 20 orang tua yang mengikuti program kebugaran di Portugal, orang dengan sakit punggung diperintahkan tidur miring dan mereka yang sakit leher tidur telentang. Empat minggu kemudian, 90 persen peserta mengatakan rasa sakitnya telah berkurang.
Lantas bagaimana dengan tidur tengkurap? Sebuah penelitian menunjukkan posisi tidur ini tidak ideal untuk orang yang menderita sakit rahang.
Tidur tengkurap juga berpotensi membuat kerutan di wajah, sebagaimana hasil riset sekelompok ahli bedah plastik di Jurnal Bedah Estetika.
Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari semua ini?
Pertama, tidur miring memiliki banyak keuntungan. Sementara tidur telentang mengakibatkan mendengkur dan terganggunya aliran napas. Tidur dengan posisi tengkurap juga tidak disarankan karena efek negatifnya. Namun, terlepas dari pedoman umum di atas, kondisi berbeda tiap orang yang menderita penyakit membutuhkan posisi berbeda saat tidur.
Sebaliknya, tidur posisi miring membantu membersihkan jalan napas bagian atas dan mencegah uvula (bagian berdaging yang menggantung di bagian belakang tenggorokan) dan lidah menghalangi tenggorokan, sehingga mengurangi dengkuran. Memang, dalam beberapa kasus, perpindahan dari tidur telentang menjadi miring telah terbukti dapat mengatasi masalah sleep apnea secara keseluruhan.
Tidur miring mungkin memiliki manfaat lain juga. Misalnya, penelitian tentang pola tidur tukang las di kapal kontainer di Nigeria menunjukkan mereka yang tidur telentang lebih mungkin menderita sakit punggung, dibandingkan yang tidur miring.
Tapi ini tidak berarti tidur miring cocok untuk semua orang atau obat mujarab untuk semua sakit dan nyeri. Hal itu tergantung pada kondisi orang.
Para peneliti di Australia Barat memantau kamar tidur para sukarelawan selama 12 jam semalam menggunakan kamera otomatis. Hasilnya para peneliti menemukan orang yang tidur dengan posisi miring dalam posisi tidak lurus, bangun dengan leher kaku. Sebaliknya, orang yang tidur dengan posisi miring dan lebih tegak melaporkan lebih sedikit mengalami nyeri leher.
Dalam penelitian terhadap 20 orang tua yang mengikuti program kebugaran di Portugal, orang dengan sakit punggung diperintahkan tidur miring dan mereka yang sakit leher tidur telentang. Empat minggu kemudian, 90 persen peserta mengatakan rasa sakitnya telah berkurang.
Lantas bagaimana dengan tidur tengkurap? Sebuah penelitian menunjukkan posisi tidur ini tidak ideal untuk orang yang menderita sakit rahang.
Tidur tengkurap juga berpotensi membuat kerutan di wajah, sebagaimana hasil riset sekelompok ahli bedah plastik di Jurnal Bedah Estetika.
Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari semua ini?
Pertama, tidur miring memiliki banyak keuntungan. Sementara tidur telentang mengakibatkan mendengkur dan terganggunya aliran napas. Tidur dengan posisi tengkurap juga tidak disarankan karena efek negatifnya. Namun, terlepas dari pedoman umum di atas, kondisi berbeda tiap orang yang menderita penyakit membutuhkan posisi berbeda saat tidur.