9 Fakta Ilmiah dalam Al Quran, Asal Mula Besi hingga Kiamat
loading...
A
A
A
Pertemuan dua samudra disebut konfluks. Ketika dua lautan bertemu, perairannya mempertahankan sifat masing-masing seperti suhu, warna, dan kepadatan. Pada titik pertemuan, kita dapat melihat dua perairan berbeda mengalir berdampingan. Meskipun penemuan ini baru terjadi, Al Quran memberi tahu tentang fenomena ini dalam ayat 55:19-20. Fakta ilmiah dalam Al-Quran dinyatakan sebagai “Dia melepaskan dua lautan, bertemu [berdampingan] di antara keduanya, ada sebuah penghalang [sehingga] tidak ada yang melampauinya.”
4. Embriologi dalam Alquran
Embriologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang fertilisasi dan perkembangan embrio. Al Quran telah membahas tentang embriologi dan menyatakan fakta ilmiah yang signifikan.
Dikatakan, “Kami menciptakan manusia dari ekstrak tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia sebagai setetes air di tempat pemukiman, yang kokoh. Lalu Kami jadikan tetesan itu menjadi Alaqah (segumpal darah), lalu Kami jadikan Alaqah itu menjadi Mudghah…” (Quran 23:12-14).
Di sini kata ‘Alaqah’ dapat diartikan sebagai lintah, gumpalan darah, atau sesuatu yang melayang di udara. Menurut ilmu pengetahuan, janin mendapat nutrisi dan oksigen dari ibunya. Dalam hal ini, tidak ubahnya lintah yang menghisap darah. Selain itu, pada tahap awal, janin tetap diam dan darah tidak mengalir, sehingga mirip dengan bekuan darah. Terakhir, di dalam rahim, bayi digantung di dinding rahim oleh plasenta dan terbaring tersuspensi.
5. Kandungan Besi Meteorit
Menurut M.E. Walrath, besi bukanlah unsur yang secara alami ada di bumi. Penelitian menunjukkan bahwa satu miliar tahun lalu, meteorit menghantam bumi. Meteorit ini mengandung besi, dan ketika meledak setelah bersentuhan, Bumi mendapat besi. Fakta ilmiah dalam Alquran ini dinyatakan dalam ayat 57:25 “Kami menurunkan besi dengan kekuatan bawaannya yang besar dan manfaatnya yang banyak bagi umat manusia”.
6. Pembentukan Awan
Al Quran secara presisi menggambarkan proses terbentuknya awan. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah menggerakkan awan dengan lembut, lalu menyatukannya, lalu menyusunnya menjadi satu tumpukan, lalu kamu melihat keluarnya hujan?”
Ini adalah gambaran akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kenyataannya, awan-awan kecil didorong oleh angin (digerakkan dengan lembut), dan awan-awan yang berdekatan saling menyatu. Pada titik ini, terjadi aliran udara ke atas vertikal dan bagian atas awan mengembang di langit. Akibatnya, bagian-bagian awan yang berbeda terangkat ke titik-titik yang berbeda dan tampak seolah-olah banyak awan yang bertumpuk (bertumpuk). Penyebutan fakta ilmiah ini dalam Al Quran merupakan hal yang jauh sebelumnya karena penelitian ini baru terjadi dua abad terakhir.
4. Embriologi dalam Alquran
Embriologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang fertilisasi dan perkembangan embrio. Al Quran telah membahas tentang embriologi dan menyatakan fakta ilmiah yang signifikan.
Dikatakan, “Kami menciptakan manusia dari ekstrak tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia sebagai setetes air di tempat pemukiman, yang kokoh. Lalu Kami jadikan tetesan itu menjadi Alaqah (segumpal darah), lalu Kami jadikan Alaqah itu menjadi Mudghah…” (Quran 23:12-14).
Di sini kata ‘Alaqah’ dapat diartikan sebagai lintah, gumpalan darah, atau sesuatu yang melayang di udara. Menurut ilmu pengetahuan, janin mendapat nutrisi dan oksigen dari ibunya. Dalam hal ini, tidak ubahnya lintah yang menghisap darah. Selain itu, pada tahap awal, janin tetap diam dan darah tidak mengalir, sehingga mirip dengan bekuan darah. Terakhir, di dalam rahim, bayi digantung di dinding rahim oleh plasenta dan terbaring tersuspensi.
5. Kandungan Besi Meteorit
Menurut M.E. Walrath, besi bukanlah unsur yang secara alami ada di bumi. Penelitian menunjukkan bahwa satu miliar tahun lalu, meteorit menghantam bumi. Meteorit ini mengandung besi, dan ketika meledak setelah bersentuhan, Bumi mendapat besi. Fakta ilmiah dalam Alquran ini dinyatakan dalam ayat 57:25 “Kami menurunkan besi dengan kekuatan bawaannya yang besar dan manfaatnya yang banyak bagi umat manusia”.
6. Pembentukan Awan
Al Quran secara presisi menggambarkan proses terbentuknya awan. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah menggerakkan awan dengan lembut, lalu menyatukannya, lalu menyusunnya menjadi satu tumpukan, lalu kamu melihat keluarnya hujan?”
Ini adalah gambaran akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kenyataannya, awan-awan kecil didorong oleh angin (digerakkan dengan lembut), dan awan-awan yang berdekatan saling menyatu. Pada titik ini, terjadi aliran udara ke atas vertikal dan bagian atas awan mengembang di langit. Akibatnya, bagian-bagian awan yang berbeda terangkat ke titik-titik yang berbeda dan tampak seolah-olah banyak awan yang bertumpuk (bertumpuk). Penyebutan fakta ilmiah ini dalam Al Quran merupakan hal yang jauh sebelumnya karena penelitian ini baru terjadi dua abad terakhir.