Mengenal Dust Devil, Pusaran Api yang Viral di Kebakaran Bromo

Senin, 11 September 2023 - 16:02 WIB
loading...
Mengenal Dust Devil, Pusaran Api yang Viral di Kebakaran Bromo
Kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terjadi sejak Selasa 29 Agustus 2023. (Foto: BMKG)
A A A
JAKARTA - Kebakaran hutan di kawasan gunung Bromo, Jawa Timur, begitu dahsyat. Di sosial media, masyarakat juga dikejutkan dengan pusaran api yang belakangan diketahui sebagai fenomena dust devil.

Kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terjadi sejak Selasa 29 Agustus 2023 sekitar pukul 23.30 WIB, terdapat titik api di Bantengan, di sekitar perbatasan resort PTN Wilayah Coban Trisula dan resort PTN Wilayah Ranupani.

Api terus menjalar ke beberapa savana di Bukit Teletubbies, Blok Jemplang, hingga kawasan B29, di wilayah Lumajang. Bahkan api juga merambat ke kawasan Perhutani di Gunung Penanjakan.

Belakangan viral sebuah video yang memperlihatkan pusaran api yang muncul di lokasi kebakaran Savana Gunung Bromo, Jawa Timur. Video itu diunggah akun media sosial @jalankebromo.

Mengenal Dust Devil, Pusaran Api yang Viral di Kebakaran Bromo




Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menjelaskan pusaran api itu bukan puting beliung ataupun tornado api, melainkan dust devil.

“Dust devil merupakan pusaran udara kecil namun kuat yang terjadi saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya, membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya,” tulis BMKG Juanda lewat akun media sosialnya, Senin (11/9/2023).

Terjadinya dust devil yakni akibat adanya matahari yang memanaskan permukaan tanah, kemudian udara panas naik dan membentuk tekanan rendah. Selanjutnya, udara lebih dingin di sekitarnya masuk alam tekanan rendah dan membentuk pusaran semakin menjulang naik dan bertambah kecepatannya.

“Kemudian, pusaran angin ini semakin kokoh dan menyedot pasir dan debu di sekitarnya dan menjadi dust devil. Dust devil berangsur hilang karena bertemu udara yang lebih dingin,” tulis BMKG.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4778 seconds (0.1#10.140)