Mengenal Dust Devil, Pusaran Api yang Viral di Kebakaran Bromo
loading...
A
A
A
BMKG menyebut ada lima faktor penyebab terjadinya dust devil. Pertama pemanasan matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif. Kedua, jumlah tutupan awan yang sedikit (cuaca cerah). Ketiga, banyak debu dan pasir di permukaan tanah. Keempat, kelembaban rendah, dan kelima permukaan tanah yang kering.
“Dust devil biasa muncul pada siang-sore yang cerah, kering, dan panas. Dust devil dapat berlangsung beberapa detik atau menit. Dust devil hanya terlihat saat terdapat media pendukung seperti pasir dan debu,” tulis BMKG.
Dalam hal ini dust devil di Bromo berbeda dengan puting beliung. Puting beliung berasal dari awan cumulonimbus. Kecepatan angin dapat mencapai lebih dari 60 km/jam. Dampak yang disebabkan cukup destruktif atau menghancurkan. Sementara Dust devil bukan dari awan cumulonimbus, namun dari pemanasan lokal. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi. Dampak yang disebabkan tidak destruktif atau tidak menghancurkan.
“Dust devil biasa muncul pada siang-sore yang cerah, kering, dan panas. Dust devil dapat berlangsung beberapa detik atau menit. Dust devil hanya terlihat saat terdapat media pendukung seperti pasir dan debu,” tulis BMKG.
Dalam hal ini dust devil di Bromo berbeda dengan puting beliung. Puting beliung berasal dari awan cumulonimbus. Kecepatan angin dapat mencapai lebih dari 60 km/jam. Dampak yang disebabkan cukup destruktif atau menghancurkan. Sementara Dust devil bukan dari awan cumulonimbus, namun dari pemanasan lokal. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi. Dampak yang disebabkan tidak destruktif atau tidak menghancurkan.
(msf)