Rahasia Ilahi, Misteri di Balik Rasa Asin Belum Terpecahkan
loading...
A
A
A
Petunjuk penting mengenai mekanisme ini muncul pada tahun 1980an, ketika para ilmuwan bereksperimen dengan obat yang mencegah natrium memasuki sel ginjal.
Obat ini, jika dioleskan pada lidah tikus, akan menghambat kemampuannya mendeteksi rangsangan asin. Sel-sel ginjal ternyata menggunakan molekul yang disebut ENaC untuk menyedot natrium ekstra dari darah dan membantu menjaga kadar garam darah yang tepat. Temuan ini menunjukkan sel pengecap penginderaan garam juga menggunakan ENaC.
Untuk membuktikannya, para ilmuwan merekayasa tikus agar tidak memiliki saluran ENaC di indra pengecapnya. Tikus-tikus ini kehilangan preferensi normalnya terhadap larutan yang sedikit asin.
Para ilmuwan melaporkan pada 2010 bahwa ENaC memang merupakan reseptor garam yang baik. Namun untuk memahami bagaimana rasa asin yang nikmat bekerja, para ilmuwan juga perlu mengetahui bagaimana masuknya natrium ke dalam pengecap. Kemudian untuk memahami transmisi sinyal tersebut, para ilmuwan perlu menemukan di bagian mulut mana sinyal tersebut dimulai.
Jawabannya mungkin tampak jelas. Sinyalnya akan dimulai dari kumpulan sel pengecap tertentu yang mengandung ENaC dan sensitif terhadap kadar natrium yang lezat. Namun sel-sel tersebut tidak mudah ditemukan. ENaC terdiri dari tiga potongan yang berbeda, dan meskipun potongan individu ditemukan di berbagai tempat di mulut, para ilmuwan kesulitan menemukan sel yang mengandung ketiganya.
Pada tahun 2020, tim yang dipimpin ahli fisiologi Akiyuki Taruno di Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto melaporkan mengidentifikasi sel-sel rasa natrium. Para peneliti memulai dengan asumsi sel penginderaan natrium akan memicu sinyal listrik ketika ada garam, namun tidak jika penghambat EnaC juga ada di sana.
Mereka menemukan populasi sel seperti itu di dalam pengecap yang diisolasi dari bagian tengah lidah tikus, dan sel-sel ini ternyata membentuk ketiga komponen saluran natrium ENaC.
Para ilmuwan kini dapat menjelaskan di mana dan bagaimana hewan merasakan kadar garam yang diinginkan. Ketika terdapat cukup ion natrium di luar sel-sel pengecap utama di area tengah lidah, ion-ion tersebut dapat memasuki sel-sel ini menggunakan tiga bagian gerbang ENaC. Ini menyeimbangkan kembali konsentrasi natrium di dalam dan di luar sel. Tapi itu juga mendistribusikan kembali tingkat muatan positif dan negatif ke seluruh membran sel. Perubahan ini mengaktifkan sinyal listrik di dalam sel.
Namun sistem ini tidak menjelaskan pertanyaan tentang terlalu banyak garam. Sinyal yang juga bisa didapat orang, biasanya saat manusia merasakan sesuatu yang dua kali lebih asin dari darahnya.
Obat ini, jika dioleskan pada lidah tikus, akan menghambat kemampuannya mendeteksi rangsangan asin. Sel-sel ginjal ternyata menggunakan molekul yang disebut ENaC untuk menyedot natrium ekstra dari darah dan membantu menjaga kadar garam darah yang tepat. Temuan ini menunjukkan sel pengecap penginderaan garam juga menggunakan ENaC.
Untuk membuktikannya, para ilmuwan merekayasa tikus agar tidak memiliki saluran ENaC di indra pengecapnya. Tikus-tikus ini kehilangan preferensi normalnya terhadap larutan yang sedikit asin.
Para ilmuwan melaporkan pada 2010 bahwa ENaC memang merupakan reseptor garam yang baik. Namun untuk memahami bagaimana rasa asin yang nikmat bekerja, para ilmuwan juga perlu mengetahui bagaimana masuknya natrium ke dalam pengecap. Kemudian untuk memahami transmisi sinyal tersebut, para ilmuwan perlu menemukan di bagian mulut mana sinyal tersebut dimulai.
Jawabannya mungkin tampak jelas. Sinyalnya akan dimulai dari kumpulan sel pengecap tertentu yang mengandung ENaC dan sensitif terhadap kadar natrium yang lezat. Namun sel-sel tersebut tidak mudah ditemukan. ENaC terdiri dari tiga potongan yang berbeda, dan meskipun potongan individu ditemukan di berbagai tempat di mulut, para ilmuwan kesulitan menemukan sel yang mengandung ketiganya.
Pada tahun 2020, tim yang dipimpin ahli fisiologi Akiyuki Taruno di Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto melaporkan mengidentifikasi sel-sel rasa natrium. Para peneliti memulai dengan asumsi sel penginderaan natrium akan memicu sinyal listrik ketika ada garam, namun tidak jika penghambat EnaC juga ada di sana.
Mereka menemukan populasi sel seperti itu di dalam pengecap yang diisolasi dari bagian tengah lidah tikus, dan sel-sel ini ternyata membentuk ketiga komponen saluran natrium ENaC.
Para ilmuwan kini dapat menjelaskan di mana dan bagaimana hewan merasakan kadar garam yang diinginkan. Ketika terdapat cukup ion natrium di luar sel-sel pengecap utama di area tengah lidah, ion-ion tersebut dapat memasuki sel-sel ini menggunakan tiga bagian gerbang ENaC. Ini menyeimbangkan kembali konsentrasi natrium di dalam dan di luar sel. Tapi itu juga mendistribusikan kembali tingkat muatan positif dan negatif ke seluruh membran sel. Perubahan ini mengaktifkan sinyal listrik di dalam sel.
Namun sistem ini tidak menjelaskan pertanyaan tentang terlalu banyak garam. Sinyal yang juga bisa didapat orang, biasanya saat manusia merasakan sesuatu yang dua kali lebih asin dari darahnya.